Memahami Integrasi Jepang, Cina, Korea Selatan dalam ASEAN Plus Three Melalui Perspektif Konstruktivisme

Tania Amarthani, Dra. Siti Daulah Khoiriati, M.A.

2018 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

Penelitian ini membahas kerangka kerjasama ASEAN Plus Three mulai dari berbagai perjanjian kerjasama hingga praktik di balik kerjasama untuk melihat pengaruhnya terhadap prospek integrasi tiga negara Asia Timur yaitu Jepang, Cina, dan Korea Selatan. Tidak adanya institusi yang mewadahi integrasi kawasan dengan tensi yang sangat tinggi tersebut, mendorong ASEAN untuk menginisiasi integrasi Asia Timur melalui pembentukan ASEAN Plus Three. Namun, sebagian besar sumber tulisan terdahulu justru pesimis dengan proses integrasi tersebut karena adanya beberapa hambatan berkaitan dengan kegagalan institusional APT dalam menjalankan fungsi penting guna mencapai integrasi. Padahal praktik yang terjadi di balik kerjasama tersebutlah yang memainkan peran penting untuk meningkatkan kerjasama dalam konteks konstruksi identitas kolektif dan pemahaman bersama. Melalui perspektif konstruktivisme, penulis mencoba memberikan pandangan optimis terhadap proses integrasi ini, dimana terbangun identitas kolektif Komunitas Asia Timur akibat proses pembelajaran melalui interaksi berulang yang terjadi dalam kerangka kerjasama APT. Konstruksi identitas kolektif tersebut menjadi dasar penting dari prospek integrasi Jepang, Cina, dan Korea Selatan dalam kerangka ASEAN Plus Three ke depannya.

This thesis aims to explain the cooperation framework of ASEAN Plus Three including its various joint cooperation and the behind-the-back process of the cooperation to see its correlation with the integration processes of of three East Asian countries, Japan, China and South Korea. The absence of institution providing the framework for those countries to work together, encourage ASEAN to initiate the integration through the establishment of ASEAN Plus Three. However, most of the previous studies are pessimistic about this process due to the institutional inabilities of APT on providing important functions to achieve integration. However, we should underline the significance of the behind–the-back processes of this framework which actually plays important role in building the collective identity and mutual understanding. Through constructivism, the author tried to give an optimistic view of this integration process, where the collective identity of the East Asian Community is built through the learning process through reciprocal and reiterated interactions in the APT. The construction of this collective identity will be an important base of the integration between Japan, China and South Korea within ASEAN Plus Three in the future.

Kata Kunci : Jepang, Cina, Korea Selatan, Integrasi, ASEAN Plus Three, Asia Timur