ERODIBILITAS DAN EROSI DI TEGAKAN PINUS PADA BEBERAPA TAHUN TANAM DI SUB DAS RAHTAWU, RPH JATI, BKPH BATURETNO, KPH SURAKARTA

PINGKY NOVITASARI, Ambar Kusumandari

2010 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

DAS mempunyai peranan yang sangat penting bagi kehidupan manusia. Sebagai penangkap air, membuat lahan di sekitar DAS menjadi subur dan banyak digunakan masyarakat untuk berbagai penggunaan lahan, mulai dari lahan pertanian, bahkan untuk hutan produksi. Pada hutan produksi tanpa adanya perawatan, seperti penebangan, membuat kemampuan tanah menahan beban semakin kecil, sehingga lebih rawan terhadap erosi bahkan longsor. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui nilai erodibilitas dan erosi pada beberapa umur tegakan Pinus yang berbeda. Penelitian dilakukan di DTA Rahtawu petak 17 RPH Jati, BKPH Baturetno, KPH Surakarta, Jawa Tengah. Yang merupakan hutan produksi pinus. Pengambilan sampel dengan random sampling, di 5 tahun tanam yang berbeda, 1963, 1976, 1977, 2004, dan 2006. Untuk menghitung nilai erodibilitas digunakan rumus Wischmeier, et al. (1978) dan nomograph. Untuk pendugaan erosi digunakan metode Universal Soil Loss Equation (USLE). Hasil penelitian menunjukkan bahwa, tahun tanam 1976 (umur tegakan 33 tahun) memiliki nilai erodibilitas tertinggi dengan K = 0,48, tegakan umur 43 tahun dengan K = 0,45, tegakan umur 32 tahun dengan K= 0,35, tegakan umur 3 tahun dengan K= 0,34 dan terendah tahun 2004 (umur tegakan 5 tahun) dengan nilai K = 0,30. Umur tegakan berpengaruh terhadap nilai erodibilitas, namun tidak terlalu signifikan. Sementara itu, tahun tanam 1976 (umur tegakan 33 tahun), mempunyai erosi terbesar dengan nilai erosi sebesar = 153,716 ton/ha/th, kemudian tegakan umur 46 tahun dengan nilai erosi= 128,398 ton/ha/th, selanjutnya tegakan umur 3 tahun dengan nilai erosi sebesar=100,19 ton/ha/th, tegakan umur 32 tahun dengan erosi yang terjadi 82,413 ton/ha/th, dan terendah pada tahun tanam 2004 (umur tegakan 5 tahun) dengan nilai erosi sebesar = 12,345 ton/ha/th. Umur tegakan berpengaruh terhadap erosi yang terjadi. Semakin tua umur tegakan, nilai erosi yang terjadi juga semakin besar. Pengaruh yang terjadi tidak signifikan

Watershed has an important role for human life. As a catchment a land around the Watershed becomes fertile and widely used by people for usages of land, such as farm land, and production forest. In production without any treatment such as selective cutting, the earth capability to ca hold on water becomes lower, therefore it becomes sensitive towards eros even land-gliding. This research goals are to measure erodibility rate and erosion prediction in various ages of pine stand. This research took place in Rahtawu catchment area petak 17 R BKPH Baturetno, KPH Surakarta, Central Java, which was pine pro forest.. The research used the random sampling method at 5 different years; 1963, 1976, 1977, 2004, and 2006. Wischmeier et. al.(1971) form nomograph was used for measuring erodibility rate while Universal So Equation (USLE) method was used for measuring erosion prediction.. The result showed that 1976 planting year (33 years stand-age) highest erodibility rate at K = 0,48, 43 years stand-age with K= 0,45, 3 stand-age with K= 0,34 and the lowest was 2004 planting year (5 years sta at K = 0,30. It turned out that stand age affected positively the erodibility with a small correlation/ unsignificant. On the other hand, stand age also positive effect towards the erosion that happened. The older the stand erosion rate also becomes higher. For instance, 1976 planting year (3 stand-age) had the highest erosion rate, i.e. 153,716 tones /ha/year, then 4 stand-age with erosion rate 128,398 tones /ha/year, 3years stand-age with rate 100,19 tones /ha/year, 32years stand-age with erosion rate 82,413 /ha/year while 2004 planting year (5 years stand-age) had the lowest eros i.e. 12,345 tones/ha/year.

Kata Kunci : erodibilitas, erosi, tanah