Pemodelan Urban Heat Island di Kota Surabaya

PURBA K KARLENGIE, Prof. Dr. R. Rijanta, M.Sc.; Doddy Aditya Iskandar, S.T., MCP., Ph.D.

2018 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTA

Urban Heat Island merupakan fenomena perbedaan drastis suhu antara pusat kota dan daerah sekitarnya. Fenomena Urban Heat Island (UHI) terjadi akibat dari aktifitas manusia, urbanisasi menjadi faktor utama yang mengakibatkan terjadinya alih fungsi lahan dan menyebabkan daerah peralihan desa kota menjadi perkotaan. Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi fenomena Urban Heat Island di Kota Surabaya berdasarkan penggunaan lahan eksisting dan potensi emisi CO2 sebagai faktor sekunder. Pemodelan spasial menggunakan citra landsat 8 digunakan untuk mengidentifikasi temprature permukaan tanah di Kota Surabaya. Pengumpulan data sekunder potensi emisi CO2 dijadikan dasar untuk pemodelan spasial distribusi potensi emisi. Hasil penelitian menunjukan perbedaan drastis temprature permukaan tanah antara pusat kegiatan kota dan daerah sekitarnya. Fenonema Urban Heat Island di Kota Surabaya terindikasi hampir menutupi seluruh kota dengan temperatur lebih dari 31derajat Celcius dan Urban Heat Island Index tertinggi mencapai 8,6 derajat celcius. Selain berdasarkan tutupan lahan, aktifitas penggunaan bahan bakar fosil dapat memperparah fenomena urban heat island. Hasil pemodelan dengan Interpolasi didapatkan nilai emisi CO2 tertinggi pada sektor Transportasi dengan nilai potensi sebesar 366.224 ton CO2/tahun, diikuti sektor industri 110.746,771 ton CO2/tahun dan sektor rumah tangga sebesar 46.444 ton CO2/tahun

Urban Heat Island is a phenomenon of the difference temperature between the center of the city and the surrounding area. The phenomenon of the Urban Heat Island occurs due to human activities, urbanization is a major factor resulting in the occurrence of land convertion and lead to the rural urban fringe become the urban. The objective of this study was to identify the phenomenon of urban heat island in Surabaya City, based on land cover and the potential carbon dioxide emission become secondary factor. Spatial Modeling uses the Landsat 8 TM to identify the land surface temperature (LST) in the city of Surabaya. Secondary data collection of the potential emission is used as the basis for modeling the spatial distribution of the potential emissions. The result shown that the difference land surface temperature between the central of the city and the surrounding area. Urban Heat Island phenomenon almost covered the Surabaya City area indicated by temperature higher than 31 Celcius and Urban Heat Island Index higher than 8,6 Celcius. In addition based on the land cover, the activities of using potreleum can make the Urban Heat Island phenomenon become worse. The result of modeling with the interpolation method was the highest in the transport sector with the potential value of 366.224 ton CO2/years, industry sector was 110.746,771 ton CO2/years and household sector was 46.444 ton CO2/years.

Kata Kunci : Pemodelan, Urban Heat Island, Emisi, land surface temperatur