IDENTIFIKASI DAN UJI AKTIVITAS ANTIOKSIDAN EKSTRAK DAN FRAKSI BIJI BUAH RAMBUTAN (Nephelium lappaceum L.) SECARA IN VITRO

M JEFRIYANTO B, Prof. Dr. Sugeng Riyanto, M.S., Apt.; Dr. Rumiyati, M.Si., Apt.

2018 | Tesis | MAGISTER ILMU FARMASI

Rambutan (Nephelium lappaceum, L) adalah tanaman dataran rendah dan dapat ditemukan di negara-negara Indonesia, Filipina, dan Amerika Latin. Biji dan kulit buah rambutan merupakan salah satu limbah yang jumlahnya cukup banyak, oleh karena itu beberapa penelitian mencoba mengembangkan potensi biji buah rambutan (BBR) ke arah makanan fungsional dan sumber antioksidan alami. Penelitian ini bertujuan untuk mengkaji potensi BBR sebagai sumber antioksidan alami dengan melakukan pengujian aktivitas antioksidan secara in vitro, penentuan kandungan fenolik total serta flavonoid total ekstrak dan fraksi-fraksi BBR, dan melakukan identifikasi komponen senyawa dari fraksi biji buah rambutan yang memiliki aktivitas antioksidan paling aktif. Serbuk BBR yang diperoleh dimaserasi dengan pelarut metanol. Ekstrak metanol dipartisi secara berurutan dengan pelarut petroleum eter, diklorometan dan etil asetat. Ekstrak dan ketiga fraksi selanjutnya diuji aktivitas antioksidannya secara in vitro dengan metode DPPH dan ABTS. Kandungan fenolik total ditetapkan dengan metode folin ciocalteu berdasarkan kesetaraan dengan asam galat. Kandungan flavonoid total dtetapkan dengan metode AlCl3 berdasarkan kesetaraan dengan rutin. Isolasi dilakukan dengan kromatografi kolom kemudian dilajutkan dengan uji kemurnian isolat menggunakan metode uji titik lebur dan kromatografi lapis tipis (KLT). Identifikasi komponen senyawa teraktif dilakukan dengan spektroskopi Fourier Transform Infrared (FTIR), kromatografi gas-spektrometri massa (GC-MS). Hasil penelitian menunjukkan bahwa ekstrak metanol BBR mengandung fenolik 0,032 plus-minus 0,0005% (b/b) ekuivalen asam galat (EAG) dan fraksi etil asetat mengandung fenolik paling tinggi sebesar 0,072 plus-minus 0,0066% (b/b) EAG. Hasil penentuan kandungan flavonoid total menunjukkan bahwa fraksi etil asetat mengandung flavonoid paling tinggi sebesar 4,981 plus-minus 0,0070% (b/b) ekuivalen rutin (ER). Hasil pengujian antioksidan dengan metode DPPH menunjukkan bahwa fraksi etil asetat memiliki nilai IC50 244,6 plus-minus 2,1 microgram/mL, sedangkan ekstrak metanol, fraksi diklorometan, dan petroleum eter memiliki nilai IC50 >5.000 microgram/mL. Hasil uji ABTS menunjukkan bahwa 1% ekstrak metanol dan 0,1% fraksi etil asetat setara dengan 643,4 plus-minus 34,9 dan 729,0 plus-minus 17,8 micro-M trolox, sedangkan 1% fraksi diklorometan dan 1% petroleum eter setara dengan <400 micro-M trolox. Berdasarkan kajian aktivitas antioksidan ekstrak dan fraksi BBR, fraksi etil asetat BBR memiliki potensi aktivitas yang paling tinggi. Peningkatan kandungan fenolik total dan flavonoid total meningkatkan aktivitas antioksidan secara eksponensial. Komponen senyawa yang diisolasi dari fraksi etil asetat BBR merupakan campuran asam lemak rantai panjang dan esternya.

Rambutan (Nephelium lappaceum, L) is a lowland plant and can be encountered in several countries e.g. Indonesia, the Philippines, and Latin America. The peel and seed of rambutan fruit are a waste material which there are abundant. Furthermore, several studies tried to develop potency of rambutan fruit as a functional and natural source of antioxidant. This research aimed to investigate the potency of rambutan seed as natural antioxidant source through in-vitro antioxidant testing, determining the phenolic and flavonoid contents of extract and its fraction, and identifying compound components from the fraction of rambutan seeds that have the most active antioxidant activity. Powdered rambutan seed was macerated using a methanol. The methanolic extract of rambutan seed was partitioned subsequently using petroleum ether, dichloromethane, and ethyl acetate. Extract and three fractions were tested the in-vitro antioxidant activity using DPPH and ABTS methods. The total phenolic and flavonoid contents were measured using a Folin ciocalteu and aluminum chloride colorimetric methods, respectively. Isolation was performed using a column chromatography followed crystallization and confirmation using melting point and a thin layer chromatography. Identification of activated compound was performed using Fourier transform infrared spectroscopy and gas chromatography-mass spectrometry. The results showed that the total phenolic of methanolic extract of rambutan seed was 0,032 plus-minus 0,001% (w/w) gallic acid equivalent (GAE), and ethyl acetate fraction (0,072 plus-minus 0,007% (w/w) GAE) was the highest of total phenolic content. Total flavonoid content results showed that ethyl acetate fraction containing the highest flavonoids (4,981 plus-minus 0,007% (w/w) rutin equivalent). The antioxidant activity using DPPH showed that the IC50 of ethyl acetate fraction was 244.6 plus-minus 2.1 microgram/mL, respectively. Although, the methanol extract, dichloromethane, and petroleum ether fractions were more than 5,000 microgram/mL. The ABTS results showed that 1% of ethanolic extract and 0.1% of ethyl acetate fraction had Trolox equivalent of 643.4 plus-minus 34.9 and 729.0 plus-minus 17.8 micro-M, respectively. Moreover, the dichloromethane and petroleum ether had Trolox equivalent less than 400 micro-M. Finally, depending on the antioxidant investigation of extract and fraction of rambutan seed, the ethyl acetate fraction was the most potent activity. Increasing the total phenolic and flavonoid compounds increased the antioxidant activity exponentially. Isolated compound from ethyl acetate fraction of BBR was a mixture of fatty acid and its ester.

Kata Kunci : biji buah rambutan, aktivitas antioksidan, DPPH, ABTS