Hubungan Kualitas Lingkungan Permukiman dan Tingkat Kesehatan Masyarakat di Permukiman Kumuh Bantaran Sungai Winongo Kota Yogyakarta
VERONIKA ADYANI E W, M. Sani Roychansyah, S.T., M. Eng., D.Eng.; Dr. Eng. Ir. Ahmad Sarwadi
2018 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAPertambahan penduduk kota yang tidak terkendali memicu akibat beruntun seperti meningkatnya permukiman kumuh karena terbatasnya lahan hunian, penurunan kualitas lingkungan permukiman karena keterbatasan fasilitas seperti sanitasi dan air bersih serta peningkatan resiko kesehatan. Sementara itu, kesehatan merupakan salah satu komponen penting dalam menentukan kualitas hidup dan kualitas sumber daya manusia, dimana manusia yang sehat merupakan aset yang produktif yang dapat memberikan kontribusi bagi lingkungan di sekitarnya. Seperti halnya kota - kota lain, Kota Yogyakarta juga masih memiliki wilayah yang dikategorikan kumuh, yang sebagian besar terkonsentrasi di daerah bantaran sungai. Penelitian ini bertujuan menganalisis kualitas lingkungan permukiman khususnya permukiman kumuh di bantaran Sungai Winongo yang melintasi Kota Yogyakarta, menganalisis tingkat kesehatan masyarakat yang tinggal di sana dan melihat hubungan antar keduanya. Variabel kualitas lingkungan permukiman terdiri dari kepadatan bangunan, banjir, pengelolaan sampah, sanitasi, pengelolaan limbah, sumber air bersih dan drainase. Variabel tingkat kesehatan masyarakat terdiri dari angka kematian bayi, status gizi balita dan angka kejadian penyakit pada balita. Penelitian ini menggunakan metode skoring untuk menentukan kualitas lingkungan permukiman dan tingkat kesehatan masyarakat yang selanjutnya untuk mengetahui hubungan antar keduanya digunakan Uji Chi Square. Hasil penelitian menunjukkan permukiman dengan kualitas lingkungan baik sebesar 35%, permukiman dengan kualitas lingkungan sedang sebesar 65%. Permukiman dengan tingkat kesehatan baik sebesar 78% dan permukiman dengan tingkat kesehatan sedang sebesar 22%. Setelah dilakukan uji Chi Square diperoleh p value sebesar 0,272 pada tingkat kepercayaan 95% maka dapat dikatakan bahwa kualitas lingkungan permukiman dan tingkat kesehatan masyarakat tidak memiliki hubungan yang berarti
Uncontrolled urban population growth have triggered many problems such as slum settlements due to limited shelter, degradation of environmental quality due to lack of facilities such as sanitation and clean water and increased health risks. Meanwhile, health is an important component in determining the quality of life and quality of human resources, whereby healthy human beings are productive assets that can contribute to the surrounding environment. Like other cities, the city of Yogyakarta also still has slum-categorized areas, most of which are concentrated in riverbanks. The aims of this study are to analyze the quality of residential neighborhoods, especially slum settlements on the banks of the Winongo River across Yogyakarta, analyzing the health of the people who live there and see the relationship between the two. The environmental quality variable of settlement consists of building density, flood, waste management, sanitation, waste management, water source and drainage. Variables of public health level consist of infant mortality rate, nutritional status of children under five and incidence rate of disease in children. This study uses scoring method to determine the quality of settlement environment and the level of public health which furthermore to know the relationship between them is used Chi Square Test. The result of the research showed that settlement with good environmental quality was 35%, settlement with medium environmental quality was 65%. Settlements with a good health level of 78% and settlements with a moderate health level of 22%. After Chi Square test obtained p value of 0.272 at 95% confidence level it can be said that the quality of residential environment and the level of public health has no significant relationship.
Kata Kunci : kualitas lingkungan permukiman, permukiman kumuh, tingkat kesehatan masyarakat