LEAPFROG DEVELOPMENT DI KOTA KENDARI TAHUN 1960 - 2016
FIKRANI F. ASHA, Ir. Agam Marsoyo, M.Sc., Ph.D ; Deva Fosterharoldas Swasto, M.Sc., Ph.D
2018 | Tesis | MAGISTER PERENCANAAN WILAYAH DAN KOTAPada dasarnya, sprawl memiliki tiga bentuk yakni: pembangunan kepadatan rendah, perembetan memanjang, dan perkembangan melompat. Perkembangan melompat merupakan bentuk yang paling merugikan diantara ketiganya baik dari segi ekonomi, fisik, maupun lingkungan. Kota Kendari terindikasi mengalami perkembangan melompat. Namun indikasi tersebut harus diteliti melalui proses perkembangan melompat serta faktor-faktor yang mempengaruhinya. Maka dari itu, tujuan penelitian ini adalah untuk menggambarkan perkembangan melompat yang terjadi di Kota Kendari serta mengidentifikasi faktor-faktor yang mempengaruhinya dalam kurun waktu tahun 1960 sampai dengan tahun 2016. Penelitian ini menggunakan metode deduktif kualitatif yang merujuk pada berbagai teori yang berkaitan dengan tema penelitian. Ruang lingkup waktu penelitian terbagi atas tiga periode berdasarkan pendekatan kronologis. Data-data yang telah terkumpul dianalisis menggunakan teknik overlay atau teknik tumpang susun sehingga dapat menggambarkan perkembangan melompat yang terjadi. Adapun faktor-faktor yang mempengaruhinya disusun ke dalam unit informasi kemudian dapat diketahui faktor yang berulang pada tiap periode. Hasil penelitian menunjukkan area melompat di wilayah penelitian berkembang menuju kompak dalam kurun waktu lima tahun. Utamanya dipicu oleh perkembangan jaringan infrstaruktur jalan maupun didorongnya perkembangan kota oleh Pemerintah setempat dengan pembangunan fasilitas-fasilitas umum. Perkembangan melompat yang terjadi di Kota Kendari merupakan tren pembangunan yang ada di masyarakat dan pada beberapa tahun terakhir oleh sektor swasta. Perencanaan pemanfaatan ruang yang telah ada dalam wilayah penelitian perlu didukung dengan konsep zonasi tata ruang untuk mengarahkan perkembangan sisi perkotaan dalam rangka menangani, membatasi, dan megarahkan perkembangan khususnya permukiman.
The urban sprawl has basic three forms: low-density development, strip development, and leapfrog development. The leapfrog development is the most detrimental form among the three in terms of economic, physical, and environmental. The city of Kendari indicated experiencing the leapfrog development. However, these indications need to be proven through the process of leapfrog development and the factors that influence it. Therefore, the purpose of this study was to visualize the leapfrog development that occurred in Kendari City and to identify its influenced factors during the period of 1960 to 2016. This research used a qualitative deductive method, which refers to various theories related to research themes. The scope of research time divided into three periods based on chronological approaches. The collected data are analyzed using overlay techniques so that it could illustrate the leapfrog development that occurred. The influenced factors arranged into units of information so it could show the recurring factors in each period. The results of the study showed that leapfrog patches in the research area developed towards compact within five years. It triggered by the development of the road, infrastructure network and the encouragement of urban development by the local government with the construction of public facilities. The leapfrog development that occurred in Kendari City is a development trend that exists in the community and in recent years by the private sector. Urban planning regulation that already exists in the research area needs to be supported by the concept of spatial zoning to direct the development of the urban side in order to deal with, limit, and direct the development, especially the development of settlements.
Kata Kunci : leapfrog development, perkembangan melompat