Strategi Peningkatan Daya Saing Daerah Kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara
FADHILAH, Dr. Lutfi Muta'ali, S.Si, M.T.
2018 | Skripsi | S1 PEMBANGUNAN WILAYAHDaya saing daerah merupakan bagian dari evaluasi daerah otonom baru (DOB). Provinsi Kalimantan Utara sebagai sebuah DOB terdiri atas Kabupaten Bulungan, Kabupaten Malinau, Kabupaten Nunukan, Kabupaten Tana Tidung, dan Kota Tarakan. Kajian mengenai daya saing daerah pada kabupaten/kota tersebut penting mengingat bahwa wilayah yang memiliki daya saing kuat akan mampu menjadi wilayah yang mapan dan bersaing dengan wilayah lain yang sudah terlebih dahulu terbentuk. Penelitian ini bertujuan mengidentifikasi karakteristik daya saing daerah Provinsi Kalimantan Utara, mengindentifikasi daya saing kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara, dan menganalisis prioritas strategi peningkatan daya saing kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara. Metode penelitian ini menggunakan pendekatan deskriptif kuantitatif. Pengumpulan data menggunakan data primer melalui kuesioner AHP dan data sekunder melalui data daerah dalam angka dan dokumen kebijakan. Teknik analisis yang digunakan adalah analisis indeks daya saing daerah dan Analytical Hierarchy Process (AHP) karena mempertimbangkan aspek dan kriteria berdasarkan persepsi stakeholder. Stakeholder terdiri atas pemerintah, swasta, dan masyarakat masing-masing kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara. Hasil kuesioner diolah dengan menggunakan software Expert Choice. Hasil penelitian ini adalah (1) Karakteristik daya saing daerah Provinsi Kalimantan Utara menunjukkan bahwa aspek fasilitas wilayah/infrastruktur menjadi aspek yang paling berdaya saing sedangkan sumber daya manusia merupakan aspek yang kurang berdaya saing, (2) Indeks daya saing daerah Kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara menunjukkan bahwa Kabupaten Malinau merupakan wilayah yang memiliki daya saing daerah yang paling kuat sedangkan Kabupaten Tana Tidung menjadi wilayah dengan daya saing daerah yang lemah, dan (3) Berdasarkan hasil AHP dan gabungan pandangan stakeholder diperoleh bahwa prioritas strategi peningkatan daya saing Kabupaten Bulungan, Nunukan, Tana Tidung, dan Kota Tarakan adalah memetakan potensi daerah sedangkan prioritas Kabupaten Malinau adalah memperkuat infrastruktur fisik. Prioritas tambahan yang juga harus menjadi fokus perhatian pemerintah adalah fasilitas wilayah/infrastruktur. Hal tersebut disebabkan karena aspek tersebut menjadi aspek yang paling berdaya saing untuk setiap kabupaten/kota di Provinsi Kalimantan Utara.
Regional competitiveness is part of an evaluation of newly formed autonomous region. North Kalimantan province is a new autonomous region consists of the city of Tarakan and four other regencies: Bulungan, Malinau, Nunukan, and Tana Tidung. The study regarding regional competitiveness on the regency/city level is vital considering that a region that possess a strong competitiveness will have the capacity to be a self-sufficient and capable of competing with other regions that are established long before. This research aims to identify the regional competitiveness characteristics of the North Borneo Province as well as its competitiveness on the regency/city level and to analyze prioritized strategies to increase regency/city competitiveness in the North Borneo province. The method of this research uses a descriptive-quantitative approach. The data collection utilizes primary data through AHP questionnaire and secondary data through regional data in statistics and policy documents. The technique of analysis uses regional competitiveness index analysis and Analytical Hierarchy Process (AHP) due to the consideration in aspect and criteria based on the perception of the stakeholders. These stakeholders consists of government, private sector and communities in each regency/city in the North Borneo province. The result of the questionnaire is reviewed by Expert Choice. The results of this research are (1) the characteristics of regional competitiveness in the North Borneo province exhibits that aspect of regional facility/infrastructure is the most competitive whereas the number of human resources is the least competitive. (2) index in regional competitiveness in the regency/city level of North Borneo province exhibits that Malinau regency possess the strongest in competitiveness level whereas Tana Tidung has the least in regards to the competitive level and (3) based on the AHP result and the combination of views of stakeholders, a set of prioritized strategies are obtained for the increase in competition level in each region such as mapping regional potential for regencies Nunukan, Bulungan, Tana Tidung and the city of Tarakan whereas Malinau regency needs to prioritize the strengthening of physics infrastructure. An additional priority that must come to the attention of the government is the regional facility/infrastructure since they are the most competitive aspect in each regencies and city in the North Borneo province.
Kata Kunci : daya saing daerah, Kalimantan Utara, analytical hierarchy process, prioritas strategi