PERBANDINGAN PROPORSI TINGGI WAJAH ATAS DAN TINGGI WAJAH BAWAH PADA ORANG JAWA DAN ORANG BATAK
RHONA KHARISMA A, drg. JCP. Heryumani S., Sp. Ort. (K); drg. Cendrawasih A. F., M. Kes., Sp. Ort. (K)
2018 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN GIGIPengukuran proporsi tinggi wajah merupakan salah satu yang perlu diperhatikan dalam rangkaian perawatan supaya tercapainya kerberhasilan perawatan ortodonti yang maksimal. Masyarakat Indonesia terbagi menjadi sub ras proto Melayu dan sub ras deutro Melayu. Orang Batak termasuk ke dalam sub ras proto Melayu, orang Jawa termasuk ke dalam sub ras deutro Melayu. Tujuan dari penelitian adalah untuk membandingkan proporsi tinggi wajah atas dan tinggi wajah bawah orang Jawa dan orang Batak sehingga dapat digunakan sebagai pertimbangan untuk estetika wajah. Jenis penelitian ini adalah ex-post facto dengan melibatkan 62 mahasiswa Universitas Gadjah Mada klaster Medika dan Teknik angkatan 2014-2017 yang dibagi menjadi 2 kelompok, yaitu 31 orang Jawa dan 31 orang Batak. Pengukuran proporsi tinggi wajah atas dan tinggi wajah bawah pada subjek dilakukan secara langsung dengan menggunakan kaliper geser. Pengukuran tinggi wajah atas menggunakan titik Nasion-Subnasal, sedangkan tinggi wajah bawah menggunakan titik Subnasal-Gnathion. Data yang diperoleh kemudian dihitung rerata dan dianalisis menggunakan Shapiro-Wilk dan Independent t-test. Hasil analisis perbandingan proporsi tinggi wajah atas dan tinggi wajah bawah pada orang Jawa dan orang Batak tidak bermakna (p<0,05). Berdasarkan penelitian ini dapat disimpulkan bahwa tidak adanya perbedaan antara proporsi tinggi wajah atas dan bawah pada orang Jawa dan orang Batak.
The measurement of the face height proportion needs to be considered in the treatment series in order to achieve the success of orthodontic treatment maximally. Indonesian people is divided into proto Melayu sub race of and deutro Melayu sub race. Batak tribe belongs to the proto Melayu sub race, while the Javanese belong to deutro Melayu sub race. The purpose of this study is to campare upper face height and lower face height proportion of the Javanese and Batak people so that it can be used as a consideration for facial aesthetics. This research is ex-post facto by involving 62 students of Medical and Engineering department of Gadjah Mada University class of 2014-2017 which is divided into 2 groups, 31 Javanese and 31 Batak. The measurement of upper face height and lower face height on the subject is done directly by using a sliding caliper. Upper face height measurement is using the Nasion-Subnasal point, while the lower face height measurement is using the Subnasal-Gnathion point. The data obtained were then calculated and analyzed using Shapiro-Wilk and Independent t-test. The analysis result of comparison between upper face height and lower face height on Javanese and Batak is not real (p <0,05). Based on this research, it can be concluded that there is no significant difference between upper face height and lower face height proportion in Javanese and Batak.
Kata Kunci : Orang Jawa, orang Batak, proporsi tinggi wajah atas, proporsi tinggi wajah bawah.