Laporkan Masalah

KONFLIK ANTAR PERGURUAN PENCAK SILAT DI MADIUN (Studi Kasus Konflik dan Kekerasan Antara Perguruan Pencak Silat Setia Hati Terate dengan Setia Hati Tunas Muda Winongo di Madiun)

ANDHITA RISKO FARISTIANA, Dr. M. Najib Azca, M.A.

2017 | Tesis | MAGISTER SOSIOLOGI

Peristiwa konflik kekerasan antarperguruan silat, Persaudaraan Setia Hati Terate dengan Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo mengukuhkan Madiun sebagai kota konflik. Konflik disertai kekerasan terjadi mulai tahun 1990an sampai 2013. Kekerasan yang dilakukan bukan secara individu melainkan kelompok. Tindakan kekerasan yang dilakukan seperti penganiayaan, pengeroyokan, pelemparan, pengerusakan dll. Korban tindak kekerasan mulai dari para anggota pesilat itu sendiri, warga biasa, wartawan dan aparat keamanan. Pertokoan, rumah warga biasa, dan kendaraan aparat keamanan juga terkena imbasnya. Penelitian ini mempunyai 3 rumusan masalah, pertama bagaimana sejarah konflik dan kekerasan antar perguruan, kedua bagaimana dinamika konflik dan kekerasan antara Persaudaraan Setia Hati Terate dengan Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo, ketiga bagaimana cara dan strategi penanganan konflik dan kekerasan pada perguruan pencak silat Persaudaraan Setia Hati Terate dengan Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo di Madiun. Penelitian ini mendiskusikan perilaku atau tindakan konflik kekerasan sebagai akibat dari rasa solidaritas yang tinggi dari anggota kelompok silat. Penulis meminjam teori solidaritas Lewis A. Coser untuk menjelaskan sisi positif konflik sehingga muncul solidaritas dalam sebuah kelompok. Teori identitas sosial juga penulis gunakan untuk menjelaskan tindakan konflik kekerasan disebabkan oleh persamaan identitas. Penanganan konflik dianalisis melalui teori Johan Galtung tentang tahapan penyelesaian konflik, yaitu: peacemaking, peacekeeping, dan peacebuiding. Temuan penelitian menemukan awal mula konflik adalah perpecahan di dalam perguruan Setia Hati yang kemudian terbagi menjadi 2, yaitu Persaudaraan Setia Hati Terate dengan Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo. Konflik berlanjut saat masing-masing perguruan klaim bahwa perguruan merelah yang paling benar. Reproduksi kekerasan pada even atau momen tertentu seperti: pengesahan anggota baru (1 sura), suran agung (10) sura, dan halal bihalal. Faktor-faktor lain penyebab konflik kekerasan adalah pelemparan atau penyiraman cat ke tugu perguruan lawan, mabuk atau budaya miras, dan peristiwa insidental seperti penuruhan baliho, saling melirik di warung makan sampai saling senggol di konser musik, serta dendam pribadi. Resolusi konflik melalui peacemaking antara lain: nota kesepakatan damai, pengamanan ketat pada setiap kegitan perguruan PSHT dan PSHTMW, melakukan pembinaan terhadap siswa, pengesahan anggota baru di ranting, menyelenggarakan acara deklarasi damai dan penandatangan kontrak damai antar perguruan silat se-Kabupaten Madiun yang bertempat di Polres Madiun, dan melaksanakan kegiatan Sarasehan Atau Rembug Pencak Silat Sejawa Timur Tahun 2013. Peacekeeping, diantaranya: pembentukan paguyuban pencak silat yang bernama Laskar Sentot Prawirodirjo, membatasi pesilat dalam melakukan tradisi nyekar ke makan para leluhurnya, dan membatasi peresmian tugu perguruan. Peacebuilding, yaitu: silaturahmi antar perguruan silat yang tempatnya bergantian, mengadakan acara pendakian puncak Gunung Lawu yang bernama "Kampung Pesilat Adventure", melaksanakan acara Madiun Kampung Pesilat Fashion Show di Pasaraya Sri Ratu, dan penyelenggaraan Pagelaran Budaya Pencak Silat di Alun-Alun Kota Madiun.

The violent conflict between martial art community, Persaudaraan Setia Hati Terate with Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo, confirmed Madiun as the city of conflict. The conflicts began in the 1990s until 2013. The violence occurred due to individual problem rather than community problem. Violence acts committed such as persecution, beating, throwing, damage, etc. The victims ranging from members of the community itself, civil citizen, journalists and security apparatus. In addition, shops, houses, and vehicle security apparatus are also affected. This research has 3 points issues, first; the history of violence conflict between the community of martial arts, second; how is the dynamics of violence conflict between Persaudaraan Setia Hati Terate community with Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo community, third; how are the strategy of handling the violence conflict between Persaudaraan Setia Hati Terate community with Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo community in Madiun. This study discusses about the behavior or actions of violent conflict as a result of the solidarity of members in martial art community. The writer used the theory of solidarity by Lewis A. Coser to explain the positive side of the conflict, so that solidarity appears in a group. Social identity theory is also use to describe the actions of violent conflicts caused by the equation of identity. Handling conflict analyzed through the theory of Johan Galtung about the stages of conflict resolution, namely; peacemaking, peacekeeping, and peacebuilding. The findings of research shows the beginning of the conflict is the split within the Setia Hati community then divides into two, namely Persaudaraan Setia Hati Terate and Persaudaraan Setia Hati Tunas Muda Winongo. Conflict continues as each community claims that their college is the most correct. Reproduction of violence at a specific moment or event such as: approval of new members (1 sura), suran agung (10) sura, dan halal bihalal. Other factors the causes of violent conflicts is throwing or watering paint onto the pillar community opponents, drunk on liquor or culture, and the incidental events like dropping billboards, glancing at the food stalls to mutually senggol in concert music, as well as personal grudges. The resolution of conflict through peacemaking, among others: the notes of the peace agreement, security is tight at every community PSHT and PSHTMW coaching against the student, passage of a new member in the twig, organizes the event declaration of peace and signatories of peace martial art community Madiun located at Polres Madiun, and conduct a gathering or Rembug Pencak Silat East Java 2013. Also, include: the establishment of associations were called martial art Laskar Sentot Prawirodirjo, limiting the warrior visited to tradition in doing the eating of the parent, and limit the inauguration monument. Peacebuilding: gathering intercollegiate martial art that place turns, climbbing of Mount Lawu, named "Kampung Pesilat Adventure" implement the event of Madiun Kampung Pesilat Fashion Show at Sri Ratu departmen store, and organizing cultural performance martial art in the square of the town of Madiun.

Kata Kunci : konflik, kekerasan, pencak silat, solidaritas kelompok, identitas sosial, resolusi

  1. S2-2017-356744-abstract.pdf  
  2. S2-2017-356744-bibliography.pdf  
  3. S2-2017-356744-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2017-356744-title.pdf