Laporkan Masalah

Pola Penggunaan Risperidon pada Pasien Skizofrenia di Unit Rawat Inap Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang Periode September - Desember 2016

NURUL WULANDARI, Dr. dr. Rustamaji, M.Kes; Dr. Tri Murini, M.Si, Apt; Dr. dr. Wahyudi Istiono, M.Kes

2018 | Skripsi | S1 KEDOKTERAN

Latar Belakang : Skizofrenia adalah salah satu gangguan mental dengan gejala psikosis yang memiliki prevalensi sekitar 2,4-6,7 per 1000 populasi berisiko di negara maju, dan sekitar 1,4-6,8 per 1000 populasi berisiko pada negara berkembang. Di Indonesia, prevalensi gangguan jiwa berat, yang termasuk di dalamnya skizofrenia, adalah 1,7 per mil. Tanpa pengobatan, gejala psikotik pada skizofrenia dan gangguan terkait lainnya akan berkontribusi pada prognosis buruk secara keseluruhan. Risperidon adalah antipsikotik generasi kedua yang lebih efektif dari antipsikotik generasi pertama dalam merubah gejala secara keseluruhan dan fungsi kognitif global. Risperidon juga lebih jarang menimbulkan efek ekstrapiramidal. Tujuan Penelitian : Mengetahui gambaran karakteristik, pola peresepan berdasarkan indikator peresepan WHO (1993), dan pola penggunaan risperidon pada pasien skizofrenia di unit rawat inap Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo Magelang periode September-Desember 2016. Metode : Penelitian ini merupakan penelitian observasional (non-eksperimental) bersifat deskriptif kuantitatif dengan menggunakan desain potong lintang (cross sectional). Data diperoleh dengan observasi dokumen secara retrospektif untuk mengetahui peresepan pasien skizofrenia. Hasil : Pasien skizofrenia paling banyak pada kelompok usia produktif (96%), berjenis kelamin laki-laki (58%), dan dengan diagnosis skizofrenia tipe paranoid (44%). Berdasarkan indikator peresepan obat WHO (1993), didapatkan nilai item rata-rata obat per lembar resep 3,11; peresepan obat dengan nama generik 88,3%; dan peresepan obat dengan bentuk sediaan injeksi 3,9%. Risperidon paling banyak dikombinasikan dengan klozapin (44,6%) dan triheksifenidil (96,3%). Kesimpulan : Pasien skizofrenia yang menjalani rawat inap di Rumah Sakit Jiwa Prof. Dr. Soerojo periode September-Desember 2016 terbanyak pada kelompok usia produktif, berjenis kelamin laki-laki, dan dengan diagnosis skizofrenia tipe paranoid. Berdasarkan indikator peresepan obat WHO (1993), didapatkan nilai rata-rata item yang relatif sama, nilai peresepan obat dengan nama generik yang lebih tinggi, dan nilai peresepan obat dengan bentuk sediaan injeksi yang lebih rendah jika dibandingkan dengan penelitian yang dilakukan oleh WHO untuk semua diagnosis. Penggunaan risperidon paling banyak dikombinasikan dengan klozapin dan triheksifenidil.

Backgrounds : Schizophrenia is one of mental disorders with psychotic symptoms that its prevalence is about 2.4-6.7 per 1000 risk populations in developed countries, and about 1.4-6.8 per 1000 risk populations in developing countries. In Indonesia, prevalence of severe mental disorders, including schizophrenia is 1.7 per mil. Without medication, psychotic symptoms and other disorders will contribute to bad prognosis. Risperidone is a second-generation antipsychotic that is more effective than first-generation antipsychotic in improving symptoms generally and global cognitive function. It also rarely causes extrapyramidal symptoms. Objective : To know the usage patterns of schizophrenia patients in inpatient unit of Prof. Dr. Soerojo Magelang Psychiatric Hospital in period of September-Desember 2016 Methods : It is an observational (non-experimental) study with quantitative descriptive approach and cross sectional design. Data were collected from document observation retrospectively to know the prescription of schizophrenia patients. Results : Schizophrenia is most common in patient of productive ages (96%) and male (58%). The most is paranoid-type schizophrenia (44%). Based on prescribing indicators of WHO (1993), the average number of drugs per encounter is 3,11; the percentage of drugs prescribed by generic name is 88,3%; and the percentage of injection prescription is 3,9%. Risperidone is mostly combined with clozapine (44,6%) and trihexyphenidyl (96,3%) Conclusion : Schizophrenia is mostly occured in patient of productive ages, male, and with paranoid-type schizophrenia. Based on prescribing indicators of WHO (1993), the average number of drugs per encounter is relatively same as the results of study conducted by WHO for all diagnoses, while the percentage drugs prescribed by generic name is higher, and the percentage of injection prescribing is less. Risperidone is mostly combined with clozapine and trihexyphenidyl.

Kata Kunci : pola penggunaan obat, risperidon, skizofrenia

  1. S1-2018-365609-abstract.pdf  
  2. S1-2018-365609-bibliography.pdf  
  3. S1-2018-365609-tableofcontent.pdf  
  4. S1-2018-365609-title.pdf