DETERMINAN KEBERHASILAN PENGOBATAN PENDERITA TUBERKULOSIS DI KABUPATEN BIMA
SAHRIL RAMADHAN, Yanri Wijayanti Subronto, PhD, SpPD-KPTI, FINASIM; Ari Probandari, M.PH, PhD
2018 | Tesis | MAGISTER ILMU KEDOKTERAN TROPISLatar belakang: Tuberkulosis (TB) merupakan masalah kesehatan dunia. Indonesia merupakan negara dengan penderita TB terbanyak kedua setelah India. Angka keberhasilan pengobatan di NTB mengalami peningkatan menjadi 91,64% pada tahun 2015, kemudian turun pada tahun 2016 menjadi 81,0%. Kabupaten Bima pada tahun 2016, angka keberhasilan pengobatan yaitu 89,10%. Faktor penentu keberhasilan pengobatan dalam penelitian sebelumnya yaitu, jenis kelamin, usia, keteraturan mengambil obat. Penelitian bertujuan untuk mengetahui faktor-faktor determinan keberhasilan pengobatan penderita Tuberkulosis di Kabupaten Bima. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian analitik dengan menggunakan desain kohort retrospektif. Populasi adalah seluruh penderita TB yang melakukan pengobatan sejak tahun 2014 sampai 2016 di Kabupaten Bima. Variabel bebas terdiri dari jenis kelamin, usia, jarak rumah penderita dengan fasyankes, lokasi anatomi penyakit, riwayat pengobatan TB sebelumnya, dan kriteria diagnosis. Variabel terikat adalah keberhasilan pengobatan yaitu hasil dari pengobatan yang dilakukan oleh penderita TB, terdiri atas sembuh dan pengobatan lengkap yang ditandai dengan hasil pemeriksaan dahak negatif di akhir pengobatan. Data diperoleh dari data sekunder register TB.03 Dinas Kesehatan Kabupaten Bima. Analisa data dengan univariat, bivariat dengan uji chi-square dan fisher exact test. Hasil: Didapatkan 1402 Penderita TB antara tahun 2014 sampai 2016. Sebanyak 1232 data pasien masuk dalam analisis penelitian dengan usia rata-rata > 15 tahun sebanyak 1198 (97%), dan 803(65%) adalah laki-laki. Sebanyak 1154 orang (94%) masuk dalam definisi berhasil pengobatan. Keberhasilan pengobatan penderita TB dipengaruhi oleh jenis kelamin (RR=1,016; CI 95%=0,987 hingga 1,046; p=0,369) dan usia (RR=1,070; CI 95%=1,054 hingga 1,086; p=0,163) tetapi secara statistik tidak signifikan. Jarak rumah dengan fasyankes (RR=0,962; CI 95%=0,930 hingga 0,995; p=0,139), lokasi anatomi penyakit (RR=0,934; CI 95%=0,920 hingga 0,948; p=0,109), riwayat pengobatan sebelumnya (RR=0,998; CI 95%=0,936 hingga 1,064; p=1,00), kriteria diagnosis (RR=0,935; CI 95%=0,922 hingga 0,949; p=0,399) tidak mempengaruhi keberhasilan pengobatan TB dan secara statistik tidak signifikan. Kesimpulan: Tidak ada variabel yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan penderita TB. Perlu dilakukan pengembangan penelitian untuk mengetahui faktor lain yang mempengaruhi keberhasilan pengobatan. Kata kunci: tuberkulosis, keberhasilan pengobatan.
Background: Tuberculosis (TB) is the world's health problems. The number of treatment success in NTB has elevated into 91.64% in 2015, then drop in 2016 be 81.0%. Bima Regency in the year 2016, treatment success rate that is 89.10%. The deciding factors of treatment success rate in a previous study are sex, age, regularity of taking drugs. The research aims to find out determinant factors of treatment success rate of tuberculosis patients in Bima districts. Method: This was an analytical research using a retrospective cohort design. The study was conducted at the Bima districts in 20014 to 2016. The independent variables were sex, age, distance to health facility, the anatomy location of disease, a history of previous TB treatment and diagnosis criteria. The dependent variable was treatment success rate was described as those fulfilling the criteria of cured or completed treatments. The data was collected the secondary data TB.03 Bima Districts Health Office. Chi-square and Fisher exact test was employed for data analysis. Results: A total of 1402 TB patients acquired between 2014 to 2016. A total of 1232 TB patients in register were included in the analysis with as many as age average > 15 years 1198 (97%), and 803 (65%) were male. Of all patients 1154 (94%) were treatment success. Sex (RR=1,016; CI 95%=0,987 to 1,046; p=0,369) and age (RR=1,070; CI 95%=1,054 to 1,086; p=0,163) affected the success of TB treatment but statistically not significant. Distance to health facility (RR =0,962; CI 95% =0.995 to 0,930; p =0,139), location of disease (RR =0,934; CI 95% =0,920 to 0.948; p=0,109), a history of previous treatment (RR =0,998; CI 95% =0,936 to 1.064; p=1.00), diagnosis (RR =0.935; CI 95% =0,922 to 0.949; p=0,399) not affected the success of TB treatment and statistically not significant. Conclusion: There are no variables that affected of treatment success rate of TB. Need to do research to know the development of other factors influencing the treatment success rate. Keywords: tuberculosis, treatment success rate.
Kata Kunci : tuberkulosis, keberhasilan pengobatan