Laporkan Masalah

Analisis Kerentanan Kemiskinan dan Determinan Kemiskinan Rumah Tangga Rentan Miskin di Indonesia

ANDRY POLTAK L G, Ardyanto Fitrady, M.A., Ph.D

2018 | Tesis | Magister Ekonomika Pembangunan

Program anti kemiskinan yang hanya diperuntukkan bagi yang miskin saat ini tidak akan berhasil dengan maksimal. Hal ini karena kemiskinan itu bersifat dinamis. Ukuran kemiskinan tradisional hanya mengukur siapa yang miskin saat ini, dan itu merupakan panduan yang kurang. Solusinya adalah mengidentifikasi orang-orang yang rentan terhadap kemiskinan, yaitu mereka yang memiliki probabilitas signifikan untuk menjadi miskin tahun depan. Dengan menggunakan set data panel Indonesian Family Life Survei (IFLS) tahun 2000 dan 2007, penelitian ini mengidentifikasi rumah tangga rentan miskin di Indonesia. Rumah tangga rentan diidentifikasi dengan metode Vulnerability as Expected Poverty (VEP). Setelah rumah tangga teridentifikasi rentan dengan ambang batas (cut off points) tertentu, maka dianalisis determinan kemiskinan rumah tangga rentan tersebut sesuai dengan outcome pada tahun 2014. Hasil penelitian ini menunjukkan bawah persentase rumah tangga rentan di perkotaan lebih tinggi dibanding di perdesaan pada tahun 2000 dan 2007. Rumah tangga rentan memiliki karaktersitik kondisi sosial (perumahan, pendidikan dan kondisi demografi) yang cukup baik. Penelitian ini membuktikan secara empiris bahwa hubungan antara kemiskinan dengan kerentanan memiliki pola yang acak. Dengan menggunakan analisis regresi logistik, ditemukan bahwa semakin tinggi pendidikan kepala rumah tangga rentan, maka peluang rumah tangga tersebut akan lebih kecil untuk jatuh miskin pada periode berikutnya. Selain itu, rumah tangga rentan yang tinggal di daerah perdesaan lebih berpeluang untuk jatuh miskin pada periode berikutnya dibanding yang tinggal di daerah perkotaan. Hal lainnya menunjukkan bahwa semakin tinggi persentase anggota rumah tangga yang berusia produktif, maka peluang rumah tangga rentan untuk jatuh miskin juga akan meningkat. Penelitian ini juga menunjukkan bahwa semakin buruk kondisi sosial rumah tangga rentan, maka peluang rumah tangga rentan untuk jatuh miskin pada periode berikutnya juga akan lebih besar. Selain kemiskinan, pemerintah juga harus memperhatikan kondisi dan perkembangan kerentanan. Pembangunan yang merata dan kesempatan untuk maju yang sama akan mengurangi risiko rumah tangga untuk jatuh miskin. Selain itu, sebaiknya pemerintah juga menggunakan ukuran kerentanan dalam proses pembangunan.

An anti-poverty program that is only for the poor today will not work with the maximum. This is because poverty is dynamic. The traditional measure of poverty measures only those who are poor today, and that is a lack of guidance. The solution is to identify people who are vulnerable to poverty, those who have a significant probability of being poor next year. Using Indonesian Family Life Survey (IFLS) panel data in 2000 and 2007, this study identifies vulnerable poor households in Indonesia. Vulnerability as Expected Poverty (VEP) is identified as vulnerable households. Once the household is identified as vulnerable to a certain cut off point, it is analyzed to determine the poverty of the vulnerable household according to the outcome in 2014. The results of this study indicate that the percentage of vulnerable households in urban areas is higher than in rural areas in 2000 and 2007. Vulnerable households have quite good characteristics of social conditions (housing, education and demographic conditions). This study proves empirically that the relationship between poverty and vulnerability has a random pattern. Using logistic regression analysis, it was found that the higher the education of vulnerable household heads, the chances of these households being less likely to fall into poverty in the next period. In addition, vulnerable households living in rural areas are more likely to fall into poverty in subsequent periods than those living in urban areas. Other things indicate that the higher the percentage of household members of the productive age, the chances of vulnerable households to falling into poverty will also increase. This study also shows that the worse the social conditions of vulnerable households, the chances of vulnerable households to falling into poverty in the next period will also be greater. In addition to poverty, the government should also take into account the conditions and developments of vulnerability. Equitable development and equal opportunity to advance will reduce the risk of households to falling into poverty. In addition, the government should also use measures of vulnerability in the development process.

Kata Kunci : kerentanan, rentan miskin, VEP, IFLS, fixed fefect, regresi logistik

  1. S2-2018-402089-abstract.pdf  
  2. S2-2018-402089-bibliography.pdf  
  3. S2-2018-402089-tableofcontent.pdf  
  4. S2-2018-402089-title.pdf