Konsep Kebebasan Eksistensial Soren Aabey Kierkegaard dalam Perspektif Filsafat Manusia
TATAS BUDI RAHARJO, Prof. Dr. M. Mukhtasar Syamsudin, M. Hum. Ph D of Arts
2018 | Skripsi | S1 FILSAFATEksitensialisme adalah paham atau aliran filsafat yang memandang gejala-gejala dengan berpangkal pada eksistensi pandangannya relative modern dalam filsafat. Pelopor gerakan ini adalah Soren Kierkegaard, baginya manusia yang terpenting dan utama adalah keadaan dirinya atau eksistensi dirinya. Kiekergaard mengklasifikasi eksistensi menjadi 3 tahap, yaitu tahap estetis (the aesthetic stage), etis (the ethical stage) dan religius (the religious stage). Pemaparan tentang konsep kebebasan eksitensial Kierkegaard tentunya akan memunculkan banyak pendapat baik pro atau kontra terhadap konsep kebebasan esistensial kierkegaard. Dari sinilah penulis tertarik dan berkeinginan untuk mencari jawaban tentang makna kebebasan dan hakikatnya serta masalah-masalah yang timbul berkaitan dengan sebuah kebebasan yang dicetuskan oleh pelopor eksistensialisme yang akan di tinjau dari sudut pandang filsafat manusia. Penelitian ini merupakan studi kepustakaan yang membahas konsep dari sebuah kebebasan eksistensial dari pemikiran Kierkegaard yang kemudian ditinjau dari Filsafat Manusia sebagai pisau analisisnya. Mengadopsi model historis faktual tokoh bahan dan materi penelitian ini diambil dari karya-karya Kierkegaard dan juga buku-buku penunjang yang membahas Kierkegaard serta Filsafat Manusia. Penelitian ini meliputi beberapa tahapan yaitu Pengumpulan data kepustakaan, Pengelompokan data kemudian Penyusunan penelitian. Konsep Kierkegaard tentang tahap-tahap eksistensi mengandung unsur-unsur positif yang berharga bagi pemahaman tentang makna hidup manusia. Beberapa keunggulan dari konsep Kierkegaard tersebut, antara lain penekanannya pada paham manusia yang bebas (self-determination), tiga tahap eksistensi dilihat sebagai suatu proses perkembangan dan manusia beriman dipandang sebagai manusia sejati. Namun pada konsep eksistensial Kierkegaard penulis menemukan tiga pokok kelemahan, antara lain tatanan sosial-moral dipahami secara konservatif, sosialitas tereduksi dan kekaburan peranan lembaga agama terhadap manusia religius. Beberapa keunggulan dan kelemahan yang telah ditunjukkan di atas tentu saja menyiratkan sejumlah makna yang besar dan berharga bagi zaman kita yang memiliki relevansi di dalam masyarakat.
Eksitensialism is a philosophical view or flow that sees the phenomenon by stemming from the existence of its relatively modern view in philosophy. The pioneer of this movement is Soren Kierkegaard, for him the most important and the main human being is the state of himself or his existence. Kiekergaard classifies existence into 3 stages, namely aesthetic stage, ethical (the ethical stage) and religious (the religious stage). The exposure of Kierkegaard's concept of executive freedom would certainly raise many opinions both of the pros and cons of Kierkegaard's concept of freedom of freedom. From this writer interested and eager to find answers about the meaning of freedom and its essence and the problems that arise in relation to a freedom sparked by the pioneers of existentialism that will be reviewed from the point of view of human philosophy. This research is a literature study that discusses the concept of an existential freedom from Kierkegaard's thought which is then reviewed from Human Philosophy as its analysis blade. Adopting the historical model of factual material figures and research materials is taken from the works of Kierkegaard and also the supporting books that discuss Kierkegaard and Human Philosophy. This research includes several stages: Library data collection, Grouping of data then Preparation of research. Kierkegaard's concept of the stages of existence contains valuable positive elements for the understanding of the meaning of human life. Some of the advantages of the Kierkegaard concept, among other emphasis on self-determination, three stages of existence are seen as a process of development and human beings are regarded as real human beings. But in Kierkegaard's existential concept the author finds three points of weakness, such as the socio-moral order being conservatively understood, reduced sociality and the vagueness of religious institutions' role toward religious man. Some of the advantages and disadvantages that have been shown above certainly imply some great and valuable meanings for our age that have relevance in society.
Kata Kunci : : existential freedom, soren Kierkegaard, Freedom of nature, Existential implications / relevance, Human philosophy.