DIPLOMASI CINA TERHADAP FILIPINA DALAM KERANGKA KERJA SAMA BELT AND ROAD INITIATIVE

MARIETTA KRISTYARINI PRABOWO, Atin Prabandari, SIP., MA (IR)

2018 | Skripsi | S1 ILMU HUBUNGAN INTERNASIONAL

ABSTRAKSI Belt and Road Initiative (BRI) merupakan mega proyek pembangunan infrastruktur yang diinisiasi oleh Cina yang terdiri dari dua elemen utama, yaitu One Belt: The Silk Road Economic Belt dan One Road: The 21st Century Maritime Silk Road. Proyek One Belt berupa pembangunan jalur perdagangan darat yang mencakup pembangunan jembatan darat Eurasia, sebuah rantai logistik dari pantai timur Cina menuju Eropa Barat, serta pembuatan sejumlah koridor ekonomi yang menghubungkan Cina dan Mongolia, Russia, Asia Tengah, dan Asia Tenggara. Sedangkan proyek One Road berupa jalur perdagangan laut yang terbentang ke arah barat dari pantai timur Cina menuju Eropa melalui Laut Cina Selatan dan Samudera Hindia. Sejak diinisasi oleh Presiden Xi Jinping pada September 2013, BRI telah memiliki Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) sebagai institusi keuangan yang akan membiayai proyek pembangunan tersebut, serta telah mengantongi dukungan sebanyak setidaknya 57 negara yang menghadiri Belt and Road Forum pada Mei 2017, termasuk Presiden Filipina Rodrigo Duterte. Meskipun telah mengalami hubungan bilateral yang fluktuatif, Cina tetap menganggap Filipina sebagai rekan yang potensial untuk dilibatkan di dalam BRI, yang dicerminkan melalui usaha diplomasi Cina terhadap Filipina. Usaha diplomasi ini akan dianalisa dengan teori multi-track diplomacy, yang pada dasarnya merupakan teori diplomasi perdamaian, dimodifikasi untuk menganalisa diplomasi di dalam kerja sama. Melalui tujuh jalur yang relevan dari sembilan jalur di dalam teori ini, terdapat beberapa jalur yang dapat terlaksana. Model yang ideal di dalam multi-track diplomacy menjunjukkan peran aktor pemerintah dan non-pemerintah yang optimal, namun dalam BRI hanya lima jalur saja yang dapat dilaksanakan. Hal ini dipengaruhi utamanya oleh faktor kebijakan pemerintah negara terhadap aktor non-pemerintah, serta visi utama dari proyek BRI itu sendiri.

ABSTRACT The Belt and Road Initiative (BRI) is a development mega project initiated by China, consisting of two main elements, the One Belt: the Silk Road Economy Belt and One Road: the 21st Century Maritime Silk Road. The One Belt is planned to build a land trade line the Eurasian development path, a logistics chain from China's east coast to Western Europe, as well as a connected economic corridors of China and Mongolia, Russia, Central Asia, and Southeast Asia. While the One Road project is a marine trade route stretching westward from China's eastern coast to Europe through the South China Sea and the Indian Ocean. Initiated by President Xi Jinping in September 2013, BRI has been equipped with the Asian Infrastructure Investment Bank (AIIB) as a financial institution that will support these projects, and has earned the support of at least 57 countries who attended the Belt and Road Forum in May 2017, including the President of Philippines, Rodrigo Duterte. Despite of the fluctuating bilateral relations, China still considers Philippines as a potential partner in BRI, reflected through China's diplomatic efforts towards Philippines. This diplomatic effort will be analyzed with the theory of multi-track diplomacy, which is basically a theory of peace diplomacy, modificated to analyze diplomacy in cooperation. Through seven relevant tracks out of nine of diplomacy tracks in this theory, there are few tracks that can be conducted. The ideal model of multi-track diplomacy shows the optimal roles of both the government and non-governmental actors, nevertheless in the cooperation framework of BRI only five tracks can be conducted. This is primarily affected by the factor of the governments' policies towards non-governmental actors, and the main vision of BRI itself.

Kata Kunci : Keywords: Belt and Road Initiative (BRI), Multi-Track Diplomacy, China, Philippines