Laporkan Masalah

Masokhisme Dalam Perspektif Fenomenologi Tubuh-Subjek Maurice Merleau-Ponty

KURNIAWAN, Prof. M. Mukhtasar Syamsuddin, Ph.D of Arts

2018 | Tesis | S2 Ilmu Filsafat

Berabad lamanya pandangan dualistik Descartes diterima kebenarannya serta dijadikan rujukan dalam perkembangan ilmu pengetahuan. Dalam pandangan ini, eksistensi manusia diiris menjadi dua: pikiran dan tubuh. Akibatnya, manusia dipahami secara terpecah-pecah. Keterpecahan ini peneliti temukan saat menelusuri literatur tentang masokhisme. Dalam kajian psikoanalisis, masokhisme dipahami sebagai karakter, sikap, atau pemikiran seseorang yang menginginkan kenikmatan dengan cara disiksa, didominasi, atau dengan merasakan penderitaan. Dengan kata lain, masokhisme dipandang sebagai patologi berupa gangguan mental. Sementara persoalan tubuh di dalamnya belum dibahas secara memadai. Padahal, masokhisme selalu terjadi dari dan melalui tubuh. Oleh karena itu, penelitian ini bermaksud menggambarkan peran dan posisi tubuh dalam masokhisme. Dalam studi kepustakaan ini, peneliti menggunakan perspektif fenomenologi tubuh-subjek Merleau-Ponty sebagai objek formal. Metode yang dipakai untuk menemukan hakikat terdalam dari peran dan posisi tubuh dalam masokhisme adalah hermeneutika. Pada tahap analisis data objek formal atas objek material, peneliti menggunakan unsur metodis berupa interpretasi, kesinambungan historis, heuristika, dan refleksi. Penelitian ini menghasilkan beberapa kesimpulan. Pertama, tubuh masokhis adalah tubuh-subjek. Saat berlangsung praktik masokhisme, seorang masokhis tidak berpikir mengenai tubuh, tetapi sebagai tubuh. Sebagai tubuh-subjek, tubuh masokhis begitu saja melakukan tindakan saat perlu bertindak. Tubuh masokhis lebih banyak "tahu" dari yang dapat dipikirkan. Kedua, tubuh masokhis adalah being in the world. Tubuh masokhis adalah pandangannya atas dunia. Seorang masokhis memaknai keberadaan dirinya dan orang lain di dalam dunia dengan tubuhnya. Karena itu, tubuh masokhis dan dunia tidak dapat dipisahkan. Ketiga, tubuh masokhis adalah kesadaran eksistensi. Kesadaran eksistensi muncul karena adanya pengalaman perseptual yang berulang-ulang pada tubuh masokhis. Pengalaman perseptual ini berasal dari relasi pikiran dan tubuh secara keseluruhan. Keempat, tubuh masokhis adalah tindak bahasa. Melalui tubuhnya, seorang masokhis melakukan tindakan ekspresi langsung berupa gerakan tertentu sebagai bentuk komunikasi dengan pasangannya. Dengan begitu, bahasa tidak berada di luar tubuh masokhis, namun mendiami tubuh itu. Tubuh masokhis adalah tindak bahasa itu sendiri.

Descartes' Dualism concept that distinguishes mind and body has been accepted and used in sciences for centuries. It results, however, in a divisive understanding of human being, particularly I found on masochism studies. In psychoanalytic perspectives, masochism is defined as a condition and practice of seeking sexual pleasure through physical pain, suffering, or humiliation. In this respect, masochism is classified as a pathological mental disorder. The body, on the other hand, rarely becomes the focus of study. Though masochist acts are always performed on and through the body, in other words, one cannot practice masochism without a body, the body itself has never been discussed adequately as an object of study. This research, therefore, will fulfill this gap by exploring the role and position of the body in masochism. In this library research, Merleau-Ponty's phenomenological approach of body-subject is used. To obtain deeper understanding about how the body is perceived in masochism, I used the hermeneutics method. In applying formal object to data of research, I employed various methods such as interpretation, historical continuity, heuristics, and reflection. The result of this research can be concluded in four points. First, a masochist body is a body-subject. When practicing masochism, a masochist does not think about body, but rather as a body. As a body-subject, a masochist body executes an action without thinking. The masochist body "knows" more than the mind. Second, a masochist body is being in the world. It means that for a masochist, his masochist body is his worldview. Through his body, a masochist perceived himself and others in the world. Hence, a masochist body and the world cannot be separated. Third, a masochist body is an existential consciousness. Existential consciousness emerges as a result of repeated act of perceptual experience on a masochist body. While perceptual experience itself is an interconnection of mind and body as a whole. Fourth, a masochist body is a linguistic action. Using their bodies, masochists express themselves through specific actions as a form of communication with their partners. Language is not outside of the masochists body, but within it. Therefore, a masochist body is a linguistic action itself.

Kata Kunci : masokhisme,fenomenologi,Merleau-Ponty

  1. S2-2018-387508-bibliography.pdf  
  2. S2-2018-387508-tableofcontent.pdf  
  3. S2-2018-387508-title.pdf