PROFILE DAN KUALITAS PENANGANAN KASUS FORENSIK KLINIK DI RUMAH SAKIT UMUM DAERAH (RSUD) WATES KULON PROGO PADA TAHUN 2011-2016

RAYHAN PRAYOGA, dr. IBG Surya Putra P, Sp.F ; dr. Martiana Suciningtyas TA, Sp. F

2017 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTER

LATAR BELAKANG : Forensik klinik adalah bagian dari ilmu kedokteran forensik yang mencakup pemeriksaan forensik terhadap korban yang masih hidup dan investigasinya, kemudian aspek medikolegal, juga psikopatologinya. Dari data Badan Pusat Statistik Daerah Istimewa Yogyakarta luas daerah Kulon Progo 586.27 KM2. Dari data BPS juga ditemukan kepadatan penduduk di daerah kulon progo dari 2011-2015 terjadi peningkatan dari 672 jiwa/Km2 ke 703 jiwa/Km2 dengan adanya peningkatan kepadatan penduduk, maka kemungkinan tindak kiriminal pun akan meningkat.. Belum ada data yang pasti bagaimanakah kualitas penanganan kasus forensik klinik dan berapa jumlah yang dimintakan Visum et Repertum klinik di Rumah Sakit tersebut. Oleh karena itu disini akan dilakukan penelitian mengenai gambaran dan kualitas penanganan kasus forensik klinik di Rumah Sakit Umum Daerah Wates Kulon Progo. TUJUAN PENELITIAN : Untuk memperoleh gambaran dan penanganan kasus forensik klinik di RSUD Wates Kulon Progo pada tahun 2011-2016. METODE PENELITIAN : Penelitian ini adalah merupakan penelitian deskriptik observasional, dengan menggunakan desain cross sectional. HASIL : Jumlah kasus forensik klinik terbanyak ada pada tahun 2013. Jenis kelamin perempuan adalah proporsi korban terbesar. Rentang usia 6 � 17 tahun adalah proporsi korban terbesar. Korban yang berasal dari Kulon Progo adalah proporsi asal korban terbesar. Kulon Progo sebagai TKP dengan proporsi terbesar.Penganiayaan adalah proporsi jenis kasus terbesar. Kekerasan benda tumpul adalah proporsi jenis trauma terbesar. Tidak ada satupun Surat Permintaan VeR yang dibuat berbarengan dengan korban dari seluruh kasus forensik klinik. Dari 224 kasus, hanya 1 kasus yang VeR nya diambil oleh penyidik. Lama pengerjaan VeR >7 hari adalah proporsi pengerjaan VeR terbanyak.Tidak ada satupun VeR yang dilengkapi dengan dokumen foto. Kualitas Visum et Repertum RSUD Wates Kulon Progo Tahun 2011 hingga 2016 berada pada kategori sedang. KESIMPULAN : Jumlah kasus forensik klinik terbanyak pada tahun 2013, korban perempuan dengan rentang usia 6 � 17 tahun, asal korban dan TKP di Kulon Progo, kasus penganiayaan dengan benda tumpul, tidak ada satupun SPV yang dibuat berbarengan dengan korban dan tidak ada dokumen foto, hanya 1 VeR yang diambil penyidik, dan kualitas Visum et Repertum RSUD Wates Kulon Progo Tahun 2011 hingga 2016 berada pada kategori sedang.

BACKGROUND: Forensic clinic is part of forensic medical science which consists of forensic check on alive victim and it's investigation, it's medicolegal and psychopathology aspect. According to the Central Bureau of Statistics of Special Region of Yogyakarta, the size of Kulon Progo equal to 586.27 km2. From the same database, the population density of Kulon Progo in 2011-2015 has experienced an increasement from 672 live/km2 to 703 live/km2. Along with those increasement, the rate of criminal action is most likely to rise as well. However, there has not been any valid data explaining on how the handling quality of forensic clinic case and how many clinic Visum et Repertum is being asked from the hospital. Departing from that case, we are going to do some research to find a depiction in general and also the quality of forensic clinic handling process in Regional Public Hospital of Wates Kulon Progo. RESEARCH PURPOSE : to achieve a depiction and to find out the forensic clinic case handling process in Regional Public Hospital of Wates Kulon Progo in 2011-2016. RESEARCH METHOD : This research is an observational and descriptive research, using cross sectional design. RESULT : The highest forensic clinic case is in 2013. Women becomes the biggest proportion of victim. The range of age 6-17 is the biggest victim proportion. Kulon Progo becomes the biggest proportion of victim's origin. Kulon Progo becomes the biggest proportion of crime scene. Persecution is the highest case. Violence with dull objects is the biggest proportion of trauma. There is no Letter of VeR request being made along with the victim. Out of 224 cases, there is only 1 case where the VeR is taken by the investigators. The making process of VeR that takes more than 7 days is the longest making process. There is none of the VeR being completed with picture document. The quality of Visum et Repertum in Regional Public Hospital of Wates Kulon Progo in 2011-2016 falls in category of medium. CONCLUSION : The highest forensic clinic case happened in 2013, with women in the age range of 6-17 as the highest proportion of victim, and Kulon Progo as the most victim�s origin, with presecution and trauma from dull objects violence as the highest proportion of the cases. None of the SPV are made along with the victim, and only 1 VeR is taken by the investigator with almost all VeR are not completed with photo documentation. VeR quality in medium category.

Kata Kunci : forensik, forensik klinik, profile, kualitas, VeR, wates, kulon progo.