Laporkan Masalah

HUBUNGAN ANTARA WAKTU SAAT DILAKUKAN TERAPI FIBRINOLITIK DENGAN KEBERHASILAN TERAPI PADA PASIEN STEMI DI RSUP DR. SARDJITO YOGYAKARTA

NATASHA SUSANTO UTOMO, dr. Muhamad Taufik Ismail, Sp.JP; dr. Nahar Taufiq, Sp.JP(K)

2018 | Skripsi | S1 PENDIDIKAN DOKTER

Latar Belakang Pada tahun 2013 penyakit jantung koroner (PJK) merupakan penyebab kematian paling umum di dunia dengan angka 8,14 juta kematian, 8,6 juta mengalami kejadian infark miokard dan 3 juta mengalami elevasi segmen ST. Di Indonesia penyakit kardiovaskular menyumbang 37% dari jumlah kematian dan merupakan penyebab kematian paling tinggi pada rumah sakit DIY dengan peningkatan jumlah dari tahun ke tahun. Infark miokardium dengan elevasi segmen ST disebakan oleh adanya iskemia miokardium lebih dari 20 menit akibat oklusi total arteri koroner dan harus segera dilakukan revaskularisasi menggunakan medikamentosa agen fibrinolitik. Penelitian menunjukkan bahwa efektifitas agen fibrinolitik memiliki variasi sirkadian akibat adanya resistensi trombus untuk lisis pada pukul 00.00 - 12.00 sebagai hasil dari peningkatan plasminogen activator inhibitor (PAI-1). Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui adanya hubungan waktu saat pemberian fibrinolitik dengan keberhasilan terapi pada pasien STEMI di RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta. Metode Studi potong lintang ini dilakukan dengan menggunakan data rekam medis RSUP Dr. Sardjito. Data yang diambil adalah data pasien STEMI pasca terapi fibrinolitik periode Januari 2016 - Oktober 2017. Jumlah sampel pada studi ini adalah 61 pasien dengan 36 pasien mengalami sukses fibrinolitik dan 25 pasien mengalami gagal fibrinolitik. Hubungan waktu pemberian terapi fibrinolitik dengan keberhasilan terapi dianalisis menggunakan uji bivariat dan uji multivariat. Hasil Terdapat hubungan yang bermakna antara waktu saat pemberian terapi fibrinolitik dengan keberhasilan terapi pada pada analisis bivariat (p=0,018). Uji multivariat dengan regresi logistik menunjukkan pasien STEMI yang diterapi fibrinolitik antara waktu 00.00 - 11.59 memiliki risiko 3,435 kali (IK 95%= 1,101-10,658) lebih besar dari pasien STEMI yang diterapi antara pukul 12.00 - 23.59 untuk mengalami kegagalan fibrinolitik. Kesimpulan Pada studi ini ditemukan adanya hubungan signifikan antara waktu pemberian terapi fibrinolitik dengan kejadian keberhasilan terapi fibribolitik pada pasien STEMI. Pemberian terapi fibrinolitik antara waktu 00.00 - 11.59 meningkatkan risiko kegagalan terapi fibrinolitik.

Background In 2013 coronary heart disease (CHD) is the most common cause of death in the world with 8.14 million deaths, 8.6 million experienced myocardial infarction and 3 million ST segment elevation. In Indonesia cardiovascular disease accounts for 37% of deaths and is the highest cause of death in DIY hospitals with an increase in number from year to year. Myocardial infarction with ST segment elevation is caused by the presence of myocardial ischemia for more than 20 minutes due to total occlusion of the coronary artery and revascularization should be done immediately with the fibrinolytic agent. Research has shown that there is circadian variation on the effectiveness of fibrinolytic agents due to thrombus resistance for lysis at 00.00 - 12.00 as a result of elevated plasminogen activator inhibitor (PAI-1). The purpose of this study was to determine the relationship between time of fibrinolytic therapy with the success of therapy in STEMI patients in Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta. Method This cross sectional study was conducted using medical record data of Dr. Sardjito Hospital Yogyakarta. Data were taken from STEMI patients post fibrinolytic therapy period January 2016 - October 2017. Total samples in this study were 61, with 36 patients success in fibrinolytic and 25 patients failure in fibrinolytic. The relationship between time of fibrinolytic therapy and the success of the fibrinolytic therapy was analyzed using bivariate and multivariate analysis. Result There was significant relationship between time of fibrinolytic therapy and the success of the fibrinolytic therapy on bivariate analysis (p=0,018). Based on the multivariate analysis with logistic regression showed STEMI patient treated with fibrinolytic between 00.00 - 11.59 has relative risk 3,435 times (95% CI= 1,101 - 10,658) greater than STEMI patient treated between 12.00 - 23.59 for fibrinolytic failure. Conclusion From this study it was found that there is significant relationship between time of fibrinolytic therapy and the success of the fibrinolytic therapy in STEMI patients. Fibrinolytic therapy between the time of 00.00 - 11.59 increase the risk of failure of fibrinolytic.

Kata Kunci : fibrinolitik, STEMI, ritme sirkadian, infark miokard, elevasi segmen ST / fibrinolytic, STEMI, circadian rhythm, myocardium infarction, ST segment elevation


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.