Konstruksi Identitas Anak dalam The Little Prince
QORIATUL MAHFUDHOH, Dr. Christian Budiman, M.Hum.
2018 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan MediaThe Little Prince atau Pangeran Kecil merupakan salah satu sastra anak dari Perancis, yang populer di abad ke 20, yang ditulis oleh Antoine de Saint Exupery pada tahun 1943. Berdasarkan pada gerakan sosial anak semenjak abad ke 19 hingga ke 20, sastra memainkan peranan yang penting untuk membangun dan menjelaskan karakter-karakter anak. Karena itulah, sastra anak secara pedagogis dirancang, oleh orang-orang dewasa, untuk membentuk karakter anak. Orang dewasa menyadari bahwa masa kanak-kanak merupakan masa potensial untuk menanamkan doktrin normalisasi dan mengonstruksi identitas anak. Identitas anak, khususnya dalam dunia sastra, kebanyakan direpresentasikan berdasarkan asumsi ideologis pada hubungan mereka dengan orang dewasa. Nina Bawden (dalam Nodelman, 2008: 6) melihat perbedaan yang jelas antara anak dan orang dewasa, khususnya saat para penulis karya sastra memaparkan sifat-sifat anak memakai persepektif mereka sebagai orang dewasa. Dengan demikian berdasarkan pada permasalahan di atas, penelitian ini dimaksudkan untuk menganalisis dan memahami bagaimana identitas anak dikonstruksi dalam novela The Little Prince. Selain itu, penelitian ini juga ditujukan untuk memaparkan bagaimana idealitas karakter anak direproduksi di dalam teks. Kajian ini dilakukan berdasarkan pada pendekatan semiotik, khususnya menggunakan retorika citra milik Roland Barthes untuk menganalisis pesan ideologis dalam citra, serta teori naratif A.J. Greimas untuk mengkaji diskursus dalam teks bahasanya.
The Little Prince (Le Petit Prince) is one of the famous children's literature from French in twentieth century that was written by Antoine de Saint Exupery in 1943. Based on the social movement about children since late 19th until 20th century, literary work has important roles to establish and determine children's characters. Therefore, children's literature deliberately and pedagogically designed by adult to shape children's characters. Grown ups acknowledged that childhood constitute a potential stage to engraft normalization doctrine and to construct children's identity. Children's identity, especially in literary works, is commonly represented based on ideological assumption about its relation to adult's identity. Nina Bawden (in Nodelman, 2008: 6) see a clear distinction between child and adult, particularly when the authors, of literary works, describe children's characters using grown ups' perspective. Based on the problem above, this research is meant to analyze and understand how children's identity constructed in the novella The Little Prince. Another purpose of this research is also intended to expose how ideality of children's character reproduced within the text. This study is conducted using semiotic approach, in particular linked with rhetoric of image's Roland Barthes to analyze ideological message within image, and narrative theory of A.J. Greimas to study about discourse within linguistic text.
Kata Kunci : anak, identitas anak, orang dewasa, Pangeran Kecil / child, children identity, The Little Prince.