Peredefinisian Pemonsteran dari Sleeping Beauty ke Maleficent

NELI FARHATI, Dr. Wening Udasmoro, DEA., M.Hum.

2018 | Tesis | S2 Kajian Budaya dan Media

Film Maleficent yang diklaim sebagai reimagining live-action dari film Sleeping Beauty memiliki berbagai perbedaan mulai dari segi karakter, jalan cerita, dan akhir cerita. Perbedaan yang paling mencolok adalah film Maleficent menggunakan perspektif dari karakter Maleficent dalam jalan ceritanya. Padahal karakter Maleficent tadinya merupakan pemeran antagonis dalam film Sleeping Beauty. Aurora yang menjadi karakter utama protagonis hanya menjadi pemeran pendukung dalam film Maleficent, dengan kata lain, Maleficent menggeser posisi Aurora menjadi karakter utama protagonis perempuan dan tidak lagi menjadi sosok monstrous-feminine. Hal ini membuat kaitan antara keduanya semakin erat dan tidak dapat dipisahkan begitu saja. Tesis ini akan fokus pada dua hal, yang pertama yaitu mengenai pemonsteran yang mengalami redefinisi dari film Sleeping Beauty ke Maleficent, dan yang kedua adalah alasan dibalik peredefinisian pemonsteran tersebut. Proses pengumpulan data dilakukan dengan melakukan observasi terhadap kedua film dan mencatat baik adegan, penampilan karakter, maupun dialog-dialog yang diucapkan di kedua film untuk kemudian dianalisis menggunakan metode dekonstruksi dari Derrida. Melalui metode dekonstruksi ini film Sleeping Beauty dan Maleficent dapat dibandingkan dan diketahui bagaimana peredefinisian pemonsteran yang ada serta peredefinisian lain yang mengiringinya. Terbukti bahwa film Maleficent memang mendobrak berbagai wacana yang tertanam dalam film Sleeping Beauty maupun cerita dongeng lainnya. Karakter Maleficent yang memiliki kekuatan dan kekuasaan dianggap keluar dari stereotipe karakter utama perempuan yang seringkali muncul di berbagai cerita dongeng. Namun, apabila ditelusuri lebih lanjut dengan mempertimbangkan posisi karakter lain dan jalan cerita serta akhir cerita, Maleficent sebenarnya belum dapat lepas dari wacana feminine mystique seperti yang diungkapkan oleh Betty Friedan.

Maleficent films claimed to be a live-action reimagining of the movie Sleeping Beauty have various differences ranging from character, storyline, and the ending. The most striking difference is the Maleficent film uses the perspective of the Maleficent character in its story path. Whereas Maleficent character was an antagonist in the movie Sleeping Beauty. Aurora who were the main character of the protagonist is only a supporting cast in the film Maleficent, in other words, Maleficent shift the position of Aurora became the main character of female protagonist and is no longer a figure of monstrous-feminine. This makes the connection between the two more tightly and can not be separated just like that. This thesis will focus on two things, the first of which is the redefined monstrosity of the Sleeping Beauty movie to Maleficent, and the second is the reason behind the definition of the merchant. The data collection process is done by observing the two films and taking notes on the scene, character appearance, or dialogs spoken in both films and then analyzed by Derrida's deconstruction method. Through this method of deconstruction, the film Sleeping Beauty and Maleficent can be compared and known how the definition of existing monstrosity and other redefinition that accompany it. Evidently that the film Maleficent indeed break the various discourses that are embedded in the film Sleeping Beauty and other fairy tales. Maleficent characters who have power and authority are considered out of the stereotype of female main characters that often appear in various fairy tales. However, if traced further by considering the position of other characters and the storyline and the end of the story, Maleficent actually can not escape from the discourse of feminine mystique as expressed by Betty Friedan.

Kata Kunci : redefinition, Sleeping Beauty, Maleficent, monstrous-feminine, deconstruction, feminine mystique