Laporkan Masalah

KERAGAMAN GENETIK POPULASI GELAM (Melaleuca cajuputi subsp. Cumingiana) DI RAWA GAMBUT KALIMANTAN SELATAN BERDASARKAN PENANDA ISOENZIM

MARYA TIARA HAPSARI, Dr. Sapto Indrioko, S. Hut., M.P.;Dr. Ir. Eny Faridah, M. Sc.

2018 | Tesis | S2 Ilmu Kehutanan

Pemanfaatan tanaman gelam yang begitu tinggi namun tidak diikuti oleh kegiatan pembudidayaan atau penanaman menjadikan gelam tanaman berpotensi punah apabila kondisi tersebut berlangsung terus menerus. Penelitian mengenai keragaman genetik gelam perlu dilakukan untuk mengetahui bagaimana kondisi keragaman genetik gelam di populasi rawa gelam. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui polimorfisme sistem enzim untuk tanaman gelam, dan keragaman genetik tanaman gelam di populasi alam Kalimantan Selatan. Materi genetik berupa benih diambil dari 6 populasi Kalimantan Selatan berdasarkan tingkat kerusakan populasi dan 1 Populasi Kalimantan Tengah sebagai pembanding. Setelah berkecambah, semai gelam dianalisis menggunakan penanda isoenzim dengan metode elektroforesis dan hasil pola pita diinterpretasikan menggunakan bantuan komputerisasi Popgene32. Hasil penelitian menunjukkan bahwa dari hasil screening 5 sistem enzim, sistem enzim yang mampu menampakkan polimorfisme secara konsisten pada tanaman gelam adalah Esterase (EST) dan Diaphorase (DIA), sedangkan enzim POD dan SHD menampakkan pita polimorfik tapi tidak konsisten, dan enzim GOT tidak menampakkan pola pita. Keragaman genetik tanaman gelam di populasi alam menunjukkan nilai rata-rata yang cukup tinggi dengan nilai He = 0,4115; Ho = 0,2996; dan HT = 0,4215. Proporsi keragaman genetik antar populasi gelam rendah (2,4%). Nilai FIS yang positif (0,2071) menunjukkan adanya inbreeding, dan akan terus terjadi apabila kondisi populasi masih sama seperti saat ini. Keragaman genetik populasi gelam di Kalimantan Selatan yang cukup tinggi dapat dijaga dengan membangun areal konservasi sumberdaya genetik. Areal ini selain menjadi kawasan konservasi juga dapat dijadikan basis populasi yang nantinya dapat digunakan dalam kegiatan pemuliaan. Kata kunci : gelam, keragaman genetik, isoenzim, Kalimantan Selatan, rawa gambut.�¢ï¿½ï¿½

Gelam is high utilized species by local people in its habitat. They use the timber for house foundation, poles, and other. Habitat lost by shifting cultivation has caused fragmentation, and has decreased the number of population. This condition may harm the sustainability of gelam. Before conservig and improving gelam trees, the information about its genetic variation in natural population is necessary. The objective of the research are to identity the inheritance banding pattern, and genetic variation of gelam in South and Central Borneo Seeds were collected from 6 populations in South Borneo based on population damage levels and 1 population in Central Borneo as a comparison. After being germinated, seedlings were harvested and assessed by isozyme marker. Screening of 5 enzyme systems was conducted to determine enzyme system capable to describe the genetic variation of gelam. Enzyme system that showed polymorphic and consistent pattern are Esterase (EST) and Diaphorase (DIA), while those that are polymorphic but inconsistent are POD and SHD; while enzyme system GOT does not show the banding pattern. Genetic variation of gelam in Borneo population are quite high (Hs = 0,4115; Ho = 0,2996; HT = 0,4215). Genetic diversity of gelam in natural population mostly distributed within population 97,64%, this describe low of differences among population. Possitive value of FIS (0,2071) due to inbreeding would increase when the fragmentation and decrease the number of population still exist. The genetic diversity of gelam population in South Borneo is high enough to be maintained by build a genetic conservation area . This area can be a conservation area and base population in breeding activities Keyword : gelam, genetic variation, isozyme, South Borneo, peat swamp.

Kata Kunci : gelam, keragaman genetik, isoenzim, Kalimantan Selatan, rawa gambut.


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.