Laporkan Masalah

KONFLIK PADA SUAMI GAY EGO DISTONIK (Studi Kasus pada Suami Gay Ego Distonik dalam Menjalankan Peran

EWANG SEWOKO,

2011 | Tesis |

Dewasa ini semakin banyak kaum gay yang berani menyatakan diri sebagai gay di muka umum: misalnya dari cara berpakaian, bermesraan dengan pasangan sejenis di muka umum, atau menyatakan secara terus terang sebagai gay. Namun ada juga sebagian gay yang memilih sangat tertutup mengenai keberadaannya sebagai gay salah satunya dengan menikah dengan seorang perempuan atau berkeluarga. Secara fisik atau penampilan, gay menikah layaknya sepeti laki-laki heterokseksual lainnya. Gay ego distonik yang berkeluarga memiliki keluarga: isteri dan anak, bekerja, dan juga memiliki hubungan sosial yang baik dengan masyarakat. Hal yang membedakan adalah bahwa gay ego distonik menikah mmeiliki orientasi seks sejenis. Hal ini sebenarnya tidak diinginkan oleh gay ego distonik dan ingin meninggalkannya. Namun untuk meniadakan rasa tertarik dengan sejenis tersebut bukan suatu hal mudah sehingga dalam menjalani kehidupannya sebagai seorang suami sering mengalami konflik. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui: (1) gambaran konfik pada suami gay ego distonik, (2) faktor-faktor internal dan eksternal yang menjadi penyebab konflik yang dialami suami gay ego distonik, dan (3) upaya-upaya apa yang dilakukan suami gay ego distonik dalam mengatasi konflik yang dialami dalam menjalankan perannya sebagai seorang suami. Subjek penelitian ini adalah suami gay ego terkait konflik yang dialaminya dalam menjalankan perannya sebagai suami sebanyak tiga (3) orang yang ditentukan dengan menggunakan pendekatan purposif yakni mengikuti kriteria tertentu. Pengumpulan data dilakukan dengan menggunakan wawancara dan observasi. Pemeriksaan keabsahan data dilakukan melalui kredibilitas, reliabilitas, dan objektivitas data. Teknik analisis data menggunakan analisis kualitatif dengan langkah-langkah yaitu organisasi data, koding dan analisis, kemudian menyimpulkan. Hasil penelitian memperlihatkan bentuk-bentuk konflik yang dialami subjek yakni: (1) adanya pertentangan antara kondisi sebagai gay dan suami yang memiliki keluarga (isteri dan anak), (2) adanya perasaan cemas dan was-was, (3) konflik waktu, (4) konflik perhatian, (5) konflik keuangan, (6) konflik pemenuhan seks, (7) konflik peran sebagai ayah (8) konflik sosial yakni dalam berinteraksi dengan masyarakat sekitar dan di lingkungan kerja. Faktor-faktor yang menyebabkan konflik dalam diri subjek dalam menjalankan perannya sebagai seorang suami dipengaruhi faktor internal dan eksternal, yaitu: dorongan seksual yang sangat kuat dari dalam diri untuk selalu bisa berhubungan seks dengan sesama jenis. Faktor eksternal: (1) pasangan sesama jenis, (2) daya tarik sesama jenis, (3) tidak sesuai dengan norma, dan (4) tuntutan keluarga. Upaya-upaya yang dilakukan subjek dalam mengatasi konflik yang dialami terkait dengan perannya sebagai seorang suami adalah dengan cara: (1) menghindari kaum gay, (2) membatasi pertemuan dengan pasangan sejenis, (3) mendekatkan diri dengan Tuhan dan berdoa, (4) menjalin hubungan yang lebih dekat dengan keluarga, (5) menghindari sarana internet, (6) fokus dengan pekerjaan, dan (7) berkonsultasi dengan ahli seperti psikolog

Kata Kunci :


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.