Perbedaan Adesi Staphylococcus aureus, Staphylococcus intermedius, Streptococcus sp., dan Escherichia coli Isolat Susu Kambing Peranakan Ettawah (PE) secara In vitro Pada Sel Apitel Ambing Tikus Wistar (Rattus norvegicus)

CASPRIYATI, Eka Christiana, Agnesia Endang Tri Hastuti Wahyuni

2012 | Skripsi |

Susu kambing merupakan salah satu alternatif pemenuhan gizi, oleh karena itu harus dijaga keamanannya terutama dari berbagai macam bakteri yang dapat menyebabkan penyakit terutama mastitis. Berbagai macam bakteri ditemukan di dalam susu kambing terutama kelompok Staphylococcus, Streptococcus, dan Escherichia. Adesi merupakan tahap yang penting dalam mekanisme infeksi bakteri. Tujuan penelitian ini adalah untuk mengetahui perbedaan adesi antara Staphylococcus aureus, Staphylococcus intermedius, Streptococcus sp., dan Escherichia coli pada sel epitel ambing tikus wistar (Rattus norvegicus) secara in vitro dan peran sifat permukaan bakteri serta kemampuan hemaglutinasi. Dalam penelitian ini digunakan 17 Isolat yang terdiri dari 8 isolat S. aureus, 4 isolat S. intermedius, 3 isolat Streptococcus sp., dan 2 isolat E. coli yang diisolasi dari susu kambing PE. Ketujuh belas isolat tersebut diidentifikasi ulang dengan penanaman pada media Plat Agar Darah (PAD) dan pengecatan Gram, dan dilanjutkan dengan uji katalase, uji koagulase, penanaman pada media Mannitol Salt Agar (MSA), Vogel Johnson Agar (VJA) dan uji Voges Proskauer (VP). Streptococcus sp. diuji klasifikasi menurut Sherman sedangkan E. coli diuji pada media Eosin Methylene Blue (EMB), Indol, Methyl Red, VP, Sitrat (IMVIC) dan Triple Sugar Iron (TSI). Karakterisasi lanjut dilakukan dengan uji keberadaan protein permukaan pada Serum Soft Agar (SSA) dan uji aglutinasi eritrosit menggunakan darah kambing konsentrasi 1%. Kemampuan adesi dilakukan dengan pelabelan bakteri dengan Fluorescence Isothiocyanate (FITC) yang kemudian diadesikan dengan sel epitel ambing tikus dan dihitung jumlah sel bakteri yang menempel pada sel epitel dengan menggunakan mikroskop fluorescence. Dari 12 isolat S. aureus dan S. intermedius, 42% diantaranya menunjukkan adanya protein permukaan (koloni kompak pada SSA). Dari 3 isolat Streptococcus sp.(67%) dan kedua isolat E. coli (100%) kemungkinan menunjukkan adanya kapsul (koloni difus). Semua isolat bakteri menunjukkan kemampuan mengaglutinasi eritrosit. Ada perbedaan kemampuan adesi antara S. aureus, S. intermedius, Streptococcus sp., dan E. coli. Kemampuan adesi tertinggi ditunjukkan S. intermedius, S. aureus, Streptococcus sp., baru E. coli. Kemampuan adesi dipengaruhi oleh karakter permukaan bakteri dan kemampuan hemaglutinasi. Bakteri yang mempunyai protein permukaan mempunyai angka adesi yang lebih tinggi dibandingkan bakteri yang mempunyai permukaan kapsul. Kata kunci: Staphylococcus aureus, Staphylococcus intermedius, Streptococcus sp., Escherichia coli, adesi

Goat’s milk as an alternative way to fulfill the nutritional requirement, in order to ensure its security against bacteria which cause mastitis, especially group of Staphylococcus, Streptococcus sp., and Escherichia. Adhesion is important step in the mechanism of bacterial infection. The Goal of this research is understanding the differences of adhesion between Staphylococcus aureus, Staphylococcus intermedius, Streptococcus sp., and Escherichia coli in wistar rat’s (Rattus norvegicus) mammary epithelial cells using in vitro method, role of bacterial surface characteristic and ability of hemagglutination. This study is used 17 isolates consist of 8 isolates of S. aureus, 4 isolates of S. intermedius, 3 isolates of Streptococcus sp., and 2 isolates of E. coli which is isolated from Ettawah crossbreed’s milk. These 17 isolates were re-identification on blood agar plate (PAD) and Gram staining, and then tested by catalase test, coagulase test, mannitol fermentation test with Mannitol Salt Agar (MSA), Vogel Johnson Agar (VJA), and Voges Proskauer test. Streptococcus sp. is tested again using Sherman classification while E. coli tested in Eosin Methylene Blue (EMB), Indol, Methyl Red, Voges Proskauer and Citrate (IMViC) and Triple Sugar Iron (TSI). For further identification is tested by existence of surface protein in Serum Soft Agar (SSA), erythrocytes agglutination test using goat blood concentration of 1%. Adhesion ability of bacterial suspension is conducted by labeling with Fluorescence isothiocyanate (FITC), then adhesive with udder ephitelial cells and observed use fluorescence microscope. From 12 isolates S. aureus and S. intermedius, 42% have shown surface protein (compact colonies in SSA). Three isolates Streptococcus sp. (67%) and 2 isolates of E. coli (100%) have possibility which indicate the existence of capsule (diffuse colonies). All bacterial isolates indicated the ability to agglutinate erythrocytes. There is differences between S. aureus, S. intermedius, Streptococcus sp., and E. coli. The highest ability of adhesion is indicated by S. intermedius, S. aureus, Streptococcus sp. then E. coli. Adhesion ability is influenced by surface characteristic and abilities of hemagglutination. Bacteria which have a protein surface has a higher adhesion rate than bacterial which have the surface capsule. Key word: Staphylococcus aureus, Staphylococcus intermedius, Streptococcus sp., Escherichia coli, adhesion

Kata Kunci : Staphylococcus aureus, Staphylococcus intermedius, Streptococcus sp., Escherichia coli, adesi