Laporkan Masalah

Dinamika spasial penggunaan lahan pertanian berdasarkan citra penginderaan jauh : Tinjauan dalam rangka menuju pertanian lestari didaerah aliran sungai (DAS) Noongan dan Panasen kabupaten Minahasa Sulawesi Utara

Jooudie Nooldie Luntungan,

2014 | Disertasi |

Penelitian Dinamika Spasial Penggunaan Lahan Pertanian Berdasarkan Citra Penginderaan Jauh, Tinjauan dalam rangka menuju Pertanian Lestari di DAS Noongan dan Panasen Kabupaten Minahasa Provinsi Sulawesi Utara bertujuan untuk: (1) mengkaji ketelitian parameter-parameter lahan yang dapat diekstrak dari citra penginderaan jauh, yang digunakan dalam penyusunan Model Dinamika Spasial Penggunaan Lahan Pertanian; (2) mengkaji tingkat kesesuaian lahan untuk pertanian di DAS Noongan dan Panasen; (3) menyusun Model Dinamika Spasial Penggunaan Lahan Pertanian yang tepat untuk menunjang pertanian lestari. Metode yang digunakan dalam penelitian ini adalah metode survei dengan mengintegrasikan penggunaan data citra penginderaan jauh dan data lapangan kemudian menyusun model dinamika spasial penggunaan lahan pertanian yang merupakan penggabungan model sistem dinamik dan model spasial. Hasil penelitian menunjukkan bahwa variabel-variabel faktor pendorong (driving factor variables) Model Dinamika Spasial Penggunaan Lahan Pertanian yang dapat diekstrak dari citra penginderaan jauh meliputi penggunaan lahan, jarak terhadap jalan, jarak terhadap permukiman, jarak terhadap sumber air, jarak terhadap jalan, jarak terhadap pertanian lahan kering, jarak terhadap pertanian lahan basah, jarak terhadap perkebunan. Penggunaan lahan, sungai, dan jalan merupakan parameter yang diperoleh langsung dari citra quickbird dengan tingkat keteitian tinggi. Parameter kesesuaian lahan diinterpretasi secara tidak langsung dari foto udara skala 1:20.000 dengan menggunakan pendekatan satuan lahan sebagai satuan analisis kesesuaian lahan. Unsur-unsur penyusun satuan lahan yang diinterpretasi dari foto udara adalah bentuklahan, relief dan lereng. Tingkat kesesuaian lahan aktual dan potensial untuk tipe-tipe pemanfaatan lahan yang dinilai bervariasi dengan kelas kesesuaian dari sangat sesuai (S1) sampai tidak sesuai (N). Faktor pembatas utama adalah suhu untuk pertumbuhan, media perakaran, ketersediaan oksigen, dan bahaya erosi. Hasil simulasi model menunjukkan kecenderungan alih fungsi lahan sawah menjadi lahan terbangun, dan bila tidak dikendalikan berpotensi menimbulkan gangguan terhadap ketahanan pangan dan fungsi DAS sebagai recharge area. Selain itu pengelolaan sawah saat ini belum mencerminkan usahatani lestari, yaitu pengolahan tanah kurang tepat dan pemupukan yang tidak terkendali sehingga menyebabkan eutrofikasi dan sedimentasi di Danau Tondano. Model yang disusun berdasarkan hasil analisis kesesuaian lahan, dapat menunjang perencanaan penggunaan lahan pertanian yang lestari karena penilaiannya telah mempertimbangkan aspek lingkungan, aspek ekonomi, dan aspek sosial yang merupakan pilar utama pertanian lestari. Kata Kunci: Penginderaan Jauh, Model Dinamika Spasial, Kesesuaian Lahan

Kata Kunci :


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.