Laporkan Masalah

Analisis Penilaian Ekonomi : Dampak Gas Buang Kendaraan Bermotor Terhadap Kesehatan Masyarakat : Studi Kasus : Kota Yogyakarta

SAMUDRO, BHIMO.RIZKY (pembimbing: Prof. Dr. Sukanto. R.M.Com), Prof. Dr. Sukanto. R.M.Com

2012 | Skripsi | S1 Economics

Pencemaran lingkungan merupakan bentuk dari proses penurunan kualitas lingkungan hidup, yang dapat direfleksikan dengan menurunnya kesehatan masyarakat. Pencemaran yang terkait dengan masalah tersebut adalah pencemaran udara yang berasal dari gas buang kendaraan bermotor yang mengandung CO (karbonmonoksida) dan zat beracun lain. Penurunan kualitas kesehatan masyarakat akan menirnbulkan biaya ekonomi bagi setiap individu untuk mengantisipasinya.



Kota Y ogyakarta merupakan tempat berdomisili mahasiswa dan pelajar dalarn kuantitas relatif tinggi. Para mahasiswa dan pelajar merupakan pengguna kendaraan bermotor yang dominan, meliputi motor atau mobil pribadi, serta pengguna saran a bus kota Sementara itu belum banyak penelitian yang dilakukan untuk mengetahui keterkaiatan aspek fisik dan ekonomi dari dampak gas buang kendaraan bermotor terhadap kesehatan masyarakat.



Penelitian ini dilakukan untuk memperoleh deskripsi tentang keadaan kualitas udara, serta bertujuan untuk mengetahui dampak pencemaran udara terhadap kesehatan masyarakat di kota Yogyakarta sehingga akan diidentifikasi besarnya Cost of Illness (COI) sebagai Willingness to Pay (WTP).



Dalarn usaha mencapai tujuan penelitian dan menguji hipotesis, digunakan metode Willingness To Pay (WTP) yang didukung juga dengan metode penghitungan secara statistik dan regresi. WTP untuk kesehatan nilainya sarna dengan jumlah pengeluaran untuk menjaga tubuh agar tetap sehat. Metode Willingness to Pay (WTP) merupakan penilaian ekonomi dari biaya kesehatan akibat polusi udara. Penghitungan dan penilaian moneter (ekonomi) dari biaya kesehatan akibat polusi udara terdiri dari 3 (tiga) tahap (Asian Development Bank, 1996).



Sebagai hasil penelitian tahap pertama dengan sarnpel 3 lokasi (Terminal Umbulharjo, Depan Pasar Beringharjo, Pojok Beteng Timur) didapatkan hasil bahwa parameter polutan udara di kota Yogyakarta memiliki kecenderungan (trend) meningkat, walaupun secara umum masih berada di bawah Nilai Ambang Batas (NAB). Untuk penelitian tahap kedua yang digunakan untuk membuktikan hipotesis (1), didapatkan hasil bahwa setiap konsentrasi gas CO bertarnbah 10 ppm makajumlah penderita gangguan pernapasan akan bertambah 5,08 kasus.



Pada penelitian tahap ketiga yang digunakan untuk membuktikan hipotesis (2), didapatkan hasil bahwa setiap kenaikan konsentrasi gas CO sebesar 1 ppm maka jumlah biaya rawat inap masyarakat penderita gangguan pemapasan tiap bulan akan meningkat sebesar Rp 716.409. Untuk kategori sakit gangguan pemapasan ringan (rawat jalan), estimasi biaya rata-rata yang hams dikeluarkan tiap individu adalah Rp. 29.941. Dengan berdasarkan nilai tersebut, maka biaya sakit akibat darnpak polusi gas buang kendaraan bermotor yang harus dikeluarkan penduduk usia produktif kota Yogyakarta Rp. 1.607.117.252lbulan. Dan untuk kategori sakit gangguan pemapasan berat (rawat inap), estimasi biaya rata-rata yang harus dikeluarkan tiap individu adalah Rp. 1.409.436. Dengan berdasarkan nilai tersebut, maka biaya sakit akibat darnpak polusi gas buang kendaraan bermotor yang harus dikeluarkan penduduk usia produktif kota Yogyakarta Rp. 38.698.246.335



Untuk mendapatkan hasil penelitian yang lebih sahih ten tang aspek ekonomi dari darnpak gas buang kendaraan bermotor terhadap kesehatan masyarakat, maka diperlukan penelitian rutin terhadap kualitas udara di kota Y ogyakarta.

Kata Kunci : Ekonomi Lingkungan, Fasilitas Kesehatan, Dampak lingkungan,


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.