ANALISA PENERAPAN MANAJEMEN RISIKO KREDIT PADA PEMBIAYAAN CHANNELING OTOMOTIF UNTUK MENGOPTIMALKAN TINGKAT PROFITABILITAS BANK: STUDI KASUS PADA BII
Ristianti, Sinta, Irwan Taufik Ritonga, S.E., M.Bus.
2007 | Tesis | S2 Magister ManagementIndustri Otomotif adalah salah satu industri yang terkena dampak akibat krisis moneter yang terjadi di Indonesia pada tahun 1997-1998. Setelah krisis ekonomi pada tahun 1997-1998 tersebut, secara perlahan industri otomotif mulai membaik, dimana penjualan kendaraan bermotor kembali mengalami pertumbuhan. Dengan tumbuhnya kembali penjualan kendaraan bermotor membuat para konsumen kembali mencari pembiayaan untuk membeli kendaraan bermotor tersebut. Hal ini menciptakan kesempatan bisnis yang besar bagi lembaga-lembaga keuangan untuk mengucurkan kreditnya di sektor otomotif. PT. Bank Internasional Indonesia, Tbk (BII) juga melihat kesempatan ini untuk mengembangkan bisnis kreditnya. Pada mulanya kredit otomotif disalurkan melalui mitra finance company tersebut dengan metode current payment, dimana kondisi kredit yang disalurkan ke customer selalu dalam kondisi lancar (tidak bermasalah) dimana bila ada debitur yang pembayarannya menunggak, maka finance company akan melakukan pembayaran talangan ke BII. Dengan demikian maka kondisi seluruh kredit channeling otomotif adalah lancar. Namun sejak tahun pertengahan 2005, BI meminta BII untuk mengubah skema kredit dari current payment menjadi mirroring karena BII akan terkena dampak aturan BMPK (Batas Maksimum Pemberian Kredit) dimana BMPK BII dalah + Rp. 1 Trilyun per obligor, sedangkan posisi kredit channeling melalui anak perusahaan WOM Finance saja adalah + Rp. 2 Trilyun. Dengan merubah skema menjadi mirroring maka kondisi klasifikasi kredit dari customer di finance company harus sama dengan kondisi di BII, dan tidak memperbolehkan talangan maupun pelunasan apabila pembayaran customer menunggak Sebagai dampaknya biaya provisioning (pencadangan kredit) meningkat sehinggal total biaya intermediasi kredit akan melonjak dan menggerus profitabilitas bank. Melihat hal tersebut maka diperlukan implementasi manajemen risiko yang tepat untuk menentukan biaya risiko yang akurat dan menentukan pricing bunga bank yang wajar (fair) sehingga tetap memiliki margin keuntungan yang optimal. Kata Kunci: Pembiayaan Otomotif, Channeling, BII, Multifinance, Manajemen Risiko, Cost of Fund, Risk Cost, Margin
Kata Kunci : Pembiayaan Otomotif, Channeling, BII, Multifinance, Manajemen Risiko, Cost of Fund, Risk Cost, Margin