Strategi Peningkatan Ekspor Kopi Robusta ke Negara Non Kuota Studi Kasus Pada perkebunan Kopi di Jawa Timur

Mohammad Fatchi (Adv: Prof. Dr. Sukanto Reksohadiprodjo, M. Com.), Sukanto Reksohadiprodjo, M. Com

1990 | Tesis | S2 Economics

Komoditi kopi dalam PELITA V menghadapi tantangan yang cukup berat, mengingat situasi perkopian dunia yang over supply. Namun demikian, berhubung sifat tanaman kopi yang sangat peka terhadap iklim, sewaktu-waktu dapat terjadi kemerosotan produksi kopi dunia sehingga pasoknya menjadi mengetat.Penelitian ini memakai data sekunder,dengan jenis data penggal (cross-section). Sampel yang diamati adalah Perkebunan Rakyat dan Perkebunan Besar yang menjadi anggota Asosiasi Ekportir Kopi Indonesia (AEKI) yang berada di Jawa Timur. Sedang untuk pasar negara non kuota dilihat dari sisi GDP, yaitu penghasilan dari masyarakat negara non kuota dan Harga Kopi di negara non kuota. Data dianalisa dengan menggunakan analisis regresi dan matrik korelasi.

Hasil penelitian menunjukkan bahwa baik GDP mau­ pun Harga kopi Robusta di negara non kuota berpengaruh nyata terhadap volume ekspor kopi Robusta Jawa Timur. Dengan demikian hipotesis yang diajukan dalam penelitian ini, yaitu

yaitu semakin tinggi penghasilan masyarakat (GDP) negara non kuota, maka semakin besar pula tingkat permintaan kopi Robusta jawa Timur; dan semakin tinggi harga kopi di negara non kuota maka semakin besar tingkat ekspor kopi Robusta Jawa Timur ke negara non kuota, sesuai dengan hasil penelitian di atas dan dijelaskan pula bahwa antara GDP dan Harga kopi di negara non kuota tidak berkorelasi.

Walaupun tingkat harga pokok kopi Robusta Indonesia secara umum dan Jawa Timur khususnya relatip lebih rendah dari harga pokok kopi negara pesaing, namun masih diperlukan berbagai langkah untuk menunjang upaya pemasar an internasional antara lain :

a .Peningkatan mutu kopi Robusta dan secara bertahap dengan mengganti sebagian areal kopi Robusta dengan kopi Arabika.

b. Mengefisienkan tata niaga kopi dalam negeri, sehingga kopi Robusta Jawa Timur semakin bersaing di pasaran internasional, baik dipasar kuota maupun non kuota.

c. Melaksanakan straiegi penjualan kopi yang lebih luwes melalui dukungan pemerintah, sehingga para eksportir lebih mampu ; meng kuti tender impor-kopi di Negara pembeli, melaksanakan perdagangan imbal-beli, melaksa nakan penjualan berdasarkan kontrak jangka panjang, mengantisipasi baik Gross Domestic Product maupun harga kopi dari pasar potensial negara non kuota.

d. Merangsang pertumbuhan industri hilir kopi dalam negeri, yang hasil produksinya berorientasi ekspor maupun untuk konsumsi dalam negeri

The coffee commodity faces a hard challenge in PE LITA V, due to situation of world coffee trade wich over supplied. Because of the nature of coffee plant is very sensitive againest climate, therefore if can happen in decreasing the production of world coffee every time. Then the supply of coffee is to be hard.This research uses secondary data, the data is cross section. The sample observed is a public estate and large plantation which is to be number of Association Exsporter Coffee Indonesia (AEKI) in East Java. For non quo ta country looked from GDP side, i.e income of non quota sociaty and coffee price in non quota country. Analysis data uses analysis regression and matric correlation. The result of the research explains that wether GDP or Robusta coffee price in non quota country influences against export volume East Java Robusta coffee. Then the hyphotesis can be printed as follows :

The more higher of Gross Domestic Product (GDP) non quota country, so the more higher of demand East Java Robusta coffee; and the more higher Of coffee price in non quota country, so the more higher export East Java Robusta coffee to non quota country, the hyphotesis esincides with the result of research and also explaining that between GDP and coffee price in non quota country is not correlation.

Although coffee price level Robusta Indonesia in general and especially East Java, relative more lower of coffee price competitor country. But it's still needed many actions to respond in seeking international marketing, Increasing quality Robusta coffee and by means of a phase manner by changing the part of Robusta coffee area with Arabica coffee.

a. Making of home trade coffee is more efficient in order East Java Robusta coffee is more competitive in inter national marketing, either quota market or non quota.

b. Realizing of a Strategy of Coffee sale is more flexible supperted by government is means the exporters fell up to following an import tender coffee in the buyer's country by making a purchasing trade, in principle long time contract, anticipate either GDP or coffee price from potensial market's non Quota country.

c. Stimulate hilir home industry coffee growth, which the productions orient wheter export or home consumption.

d. Stimulate hilir home industry coffee growth, which the productions orient wheter export or home consumption

Kata Kunci : Ekspor kopi robusta,ekspor kopi,strategi peningkatan ekspor