Analisis Nilai Perusahaan: Studi Kasus Turunya Harga Saham Pasca Right Issue dan Secondary Offering PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2007
EVANTY, ERIKA (Adv.: Erni Ekawati, Dr., M.B.A.), Erni Ekawati, Dr., M.B.A.
Underpricing adalah fenomena yang umum terjadi pada perusahaanperusahaan yang menawarkan sahamnya di pasar perdana, harga saham perusahaan-perusahaan tersebut akan naik pada hari pertama saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Namun kondisi yang berbeda dialami PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk pasca right issue dan secondary offering pada tanggal 13 Agustus 2007, harga saham BNI menurun drastis pada hari pertama saham tersebut diperdagangkan di pasar sekunder. Harga saham BNI terus mengalami penurunan sampai lebih dari 60% dari harga penawaran di pasar perdana. Studi ini dilakukan untuk menganalisis nilai perusahaan guna menganalisis penyebab turunnya harga saham pasca right issue dan secondary offering PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk Tahun 2007. Studi ini dilakukan melalui beberapa tahapan. Tahap pertama, menganalisis laporan keuangan perusahaan dari tahun 2006 sampai dengan tahun 2008. Tahap kedua, memproyeksikan keuangan perusahaan dengan menggunakan asumsi-asumsi, baik dari sisi neraca maupun dari sisi laba ruginya, dilanjutkan dengan menghitung nilai perusahaan dengan menggunakan teknik Discounted Cash Flow (DCF) dan membagi nilai perusahaan tersebut dengan jumlah saham beredar untuk memperoleh nilai intrinsik saham. Tahap ketiga, menganalisis nilai perusahaan melalui rasio PER dan PBV. Tahap keempat, menganalisis kinerja perusahaan yang dicerminkan melalui rasio-rasio keuangan seperti ROE, ROA, NIM, BOPO, CAR, NPL, dan LDR. Fakta-fakta yang diperoleh menunjukkan bahwa pada dasarnya PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk adalah bank yang kondisinya baik, namun kinerjanya masih dibawah kinerja rata-rata perusahaan yang bergerak dalam industri yang sama. Harga saham yang ditawarkan oleh BNI di pasar perdana right issue dan secondary offering tahun 2007 sebesar Rp2.050,- adalah overvalued. Selain itu, manajemen BNI memilih momentum penawaran saham di pasar perdana yang kurang tepat, yaitu bersamaan dengan merebaknya krisis ekonomi global. Hal ini yang menyebabkan fenomena yang dialami oleh BNI tidak sama dengan fenomena yang dialami pada perusahaan-perusahaan lain yang melakukan penawaran saham di pasar perdana, yaitu fenomena underpricing. Turunnya harga saham BNI pasca right issue dan secondary offering tahun 2007 hanya mengembalikan harga saham BNI ke nilai yang sebenarnya.
Under pricing is a common phenomenon that happened in the companies that offering their stocks in primary market, stockÂ’s price will rising in the first day the stock offered in secondary market. Different conditions happened to PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk, after right issue and secondary offering in 13 August 2007. StockÂ’s price falling down in the first day the stock offered in secondary market. The price keeps falling until more than 60% from offering price. This study doing for analyzing companyÂ’s value to understand the reason for stock prices falling, after right issue and secondary offering done by PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk in 2007. The study has done in several steps. First step are analyzing companyÂ’s financial statements from 2006 until 2008. Second step are projecting companyÂ’s financial by using assumptions, whether in balance sheet or in income. Continued by analyzing companyÂ’s value using Discounted Cash Flow (DCF) techniques than dividing the companyÂ’s value with share outstanding to get the fair value of stock. Third step are analyzing companyÂ’s value through PER and PBV ratio. Fourth step are analyzing companyÂ’s performance through financial ratios such as ROE, ROA, NIM, BOPO, CAR, NPL, and LDR. The facts are shown that basically, the condition of PT Bank Negara Indonesia (Persero) Tbk is good, but the others companies in the same industry have a better condition than BNI. The stockÂ’s price that offered Rp2.050,- in primary market of right issue and secondary offering in 2007 are overvalued. Beside that, BNI management chooses the bad momentum to offer stock in primary market, in the same time with global economic crisis happen. These condition makes the phenomena that happened in BNI is not same with the phenomena that happened in the others company that offering their stocks in primary market, under pricing phenomena. The falling of BNIÂ’s stock prices after right issue and secondary offering in 2007 were put the stock in its true value.
Kata Kunci : companyÂ’s value, companyÂ’s performance, stock price, nilai perusahaan, kinerja perusahaan, dan harga saham.