Laporkan Masalah

FAKTOR BIOTIK DAN ABIOTIK YANG MEMENGARUHI KEBERADAAN KIJANG (Muntiacus muntjak) DI RESORT PAKEM-TURI, TAMAN NASIONAL GUNUNG MERAPI

R. AHMAD GUMELAR PURNAWANDANA, drh. Subeno., M.Sc.

2018 | Skripsi | S1 KEHUTANAN

Kijang (Muntiacus muntjak) merupakan satwa dilindungi yang berada di Taman Nasional Gunung Merapi. Menurut IUCN Redlist, Kijang dikategorikan dalam status "Least Concern" (Resiko Rendah). Berdasarkan PP Nomor 7 Tahun 1999 tentang "Pengawetan Tumbuhan dan Satwa" Kijang termasuk dalam satwa yang dilindungi. Terjadi erupsi Gunung merapi Pada Tahun 2010, dengan kondisi habitat yang sudah berubah. Akan tetapi kijang masih ditemukan di resort tersebut. Terdapat dua tipe habitat di Resort Pakem-Turi Taman Nasional Gunung Merapi yaitu Zona Pemanfaatan dan Zona Rimba. Faktor apa yang membuat Kijang tetap berada di Resort Pakem Turi dan tidak ditemukan pada kawasan Taman Nasional Gunung Merapi lainnya Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui distribusi spasial dan faktor biotik dan abiotik yang memengaruhi keberadaan Kijang. Metode yang digunakan untuk mengambil data biotik komposisi vegetasi adalah nested sampling, sementara data penutupan volume daun, kepadatan semak, tutupan tumbuhan bawah dan tajuk menggunakan protocol sampling. Protocol sampling juga digunakan untuk mengambil data abiotik yaitu ,kelerengan dibantu dengan clinometer, jarak dari sumber air (JDSA) dan ketinggian menggunalcan GPS, suhu dan kelembaban menggunakan thermohigrometer. Data distribusi spasial kijang diambil dengan menggunakan metode Strip Width Transect. Selanjutnya distribusi spasial kijang diolah dengan menggunakan Software ArcGis 10.3. sehingga terpetakan lokasi-lokasi dimana kijang ditemukan. Seleksi habitat dianalisis dengan menggunakan Chi-Square Test. Sedangkan faktor-faktor yang memengaruhi keberadaan Kijang dianalisis dengan analisis regresi Generalized Linier Model binomial yang dibantu dengan Software R Studio. Hasil penelitian menunjukkan bahwa Kijang memiliki sifat seleksi habitat. Hal ini terlihat dari uji Chi-Square Test yang dilakukan menunjukkan nilai X2hitung=20.844 yang lebih besar dibandingkan X2Tabel=3.84 yang berarti terjadi seleksi habitat. Lokasi yang memiliki peluang paling besar untuk dipilih oleh Kijang sebagai tempat beraktivitas adalah zona pemanfaatan dengan rasio seleksi (W = 4.348). Sedangkan faktor-faktor yang berpengaruh terhadap keberadaan Kijang yaitu jumlah individu tumbuhan bawah, jumlah individu tiang, jumlah spesies tiang dan, jumlah spesies pohon.

Barking deer (Muntiacus muntjak) is a protected animal located in Mount Merapi National Park. According to IUCN Redlist, Barking deer is categorized under "Least Concern" status. Based on Government Regulation No. 7/1999 on "Preservation of Plants and Animals" Barking deer belongs to protected animals. Merapi volcano eruption In 2010, with habitat conditions that have changed. Even though Barking deer still founded in such resort. There are two types of habitat in Resort Pakem-Turi Mount Merapi National Park.That are Utility Zone and Wilderness Zone. There are factors make the Barking deer stay in Resort Pakem Turi and not found in other areas of Mount Merapi National Park. This study aims to determine the spatial distribution and biotic and abiotic factors that affect the presence of Barking deer. The method used to obtain biotic data of vegetation composition is nested sampling, while coverage of leaf volume, brush density, understorey and crown cover data using, protocol sampling. The protocol sampling also used to obtain abiotic data such as slopes are obtained by clinometer, distance from the water source and altitude using GPS, temperature and humidity using thermohigrometer. Data of spatial distribution of Barking deer is taken by using Strip Width Transect method. Spatial distribution of Barking deer is processed with ArcGis Software 10.3. which will be mapped to the locations where the Barking deer is found. Habitat selection was analyzed by Chi-Square Test. Factors influencing the presence of Barking deer are analyzed by regression analysis of Generalized Linear Binomial Model assisted with Software R Studio. The results showed that Barking deer has habitat selection It can be seen from Chi-Square Test that X2inr = 20,844 is bigger than X2table = 3.84 (a = 0.05) which means habitat selection occurs. The location that has the greatest opportunity to be chosen by the Barking deer as a place of activity is the utility zone with selection ratio ( = 4.348). There are four factors that influence the existence of Barking deer. That is the number of individual plants, the number of individual poles, the number of pole species and the number of tree species.

Kata Kunci : Faktor biotik dan abiotik, Seleksi habitat, Kijang, Taman Nasional Gunung Merapi, Biotic and abiotic factors, Habitat selection, Barking deer, Mount Merapi National Park


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.