PERUBAHAN PEMANFAATAN DAN FUNGSI RUMAH TRADISIONAL JAWA DI KOTAGEDE (Studi Kasus : Omah UGM dan Omah Ngaliman)
THEODORUS ARIES B.N.S.K, Dr. Widya Nayati, M.A.
2018 | Skripsi | S1 ARKEOLOGIPenelitian ini membahas tentang perubahan pemanfaatan dan fungsi yang terjadi pada rumah tradisional Jawa di Kotagede khususnya joglo Kotagede. Kotagede merupakan kota kuno yang pernah menjadi ibukota dari kerajaan Mataram Islam. Kotagede juga merupakan kota yang dibangun dengan konsep kosmologis Islam-Jawa yang mengacu pada keselarasan, keserasian dan keseimbangan antara mikrokosmos dan makrokosmos. Joglo Kotagede memiliki karakteristik khusus yang membedakan dengan joglo lainnya di Pulau Jawa. Penelitian ini berdasarkan argumentasi bahwa joglo Kotagede menyimpan potensi untuk mengalami kerusakan akibat adanya pemanfaatan dan pergeseran fungsi. Setelah terjadinya bencana gempa di Yogyakarta pada tahun 2006, banyak dari joglo di Kotagede kemudian dijual dan hancur. Namun untuk menyelamatkan joglo Kotagede dari kepunahan, maka pihak UGM sempat membeli sebuah rumah joglo khas Kotagede dan kemudian diberi nama Omah UGM. Pemerhati bangunan kuno dari luar negri pun turut serta menyumbangkan bantuan melalui program JRF (Java Reconstruction Fund) dengan kegiatan melakukan perbaikan rumah joglo yang terkena bencana. Pemanfaatan joglo sebagai bagian dari aktifitas keberlanjutan pun perlu mendapatka perhatian khusus. Perhatian tersebut berguna sebagai kontrol agar pemanfaatan yang terjadi tidak sampai merusak rumah joglo yang ada. Sedangkan perubahan fungsi yang terjadi juga penting untuk diamati agar tidak terjadi penyimpangan dari fungsi yang seharusnya. Metode yang digunakan dalam penelitian ini menggunakan metode pengamatan langsung dan mempelajari berbagai sumber primer maupun sekunder tentang arsitektur rumah tradisional Jawa joglo. Sumber primer didapatkan langsung dari pendokumentasian di lokasi penelitian, sedangkan sumber sekunder didapatkan dari literatur yang ada.
The research is discusses about the transformation of Javanese traditional houses utility and fuction in Kotagede, particularly Kotagede joglo. Kotagede is the old capital of Islamic Mataram kingdom. Kotagede was built based on Javanese-Islam cosmological concepts refering to harmony and balance between microcosm and macrocosm. The joglo has special characteristics which distinguishes it with other Javanese joglo. This research is based on argument that Kotagede joglo has a potential to get damaged because of the changes of function. After Yogyakarta earthquake in 2006, many joglo had destroyed by nature or been sold. Therefore, in aim to save Kotagede joglo from these severe damages, UGM bought a unique Kotagede joglo and named it with Omah UGM. People from other countries give donation through Java Reconstruction Fund (JRF) program to renovate all joglo which had been destroyed by the earthquake. The using of joglo as a part of a sustain activity needs a special attention. This attention is needed to prevent it from any further damage potentials. Furthermore, the change of function caused by this activity is also important to be observed in order to control from any deviation of its original function. Methods used in this research are observation and literature study. Data are collected from both primary and secondary sources of Javanese traditional architectures.
Kata Kunci : Joglo, Kotagede, arsitektur jawa, rumah tradisional Jawa.