Laporkan Masalah

ANALISIS SUMBER PENGHIDUPAN NELAYAN DESA GLONDONGGEDE KECAMATAN TAMBAKBOYO KABUPATEN TUBAN

HENOKH HERNIKO K, Ir. Supardjo Supardi Djasmani, S.U.; Suadi, S.Pi., M.Agr.Sc., Ph.D.

2018 | Skripsi | S1 MANAJEMEN SUMBER DAYA PERIKANAN

Penelitian ini bertujuan untuk mengidentifikasi aset-aset penghidupan yang dimiliki dan dapat diakses nelayan, mendeskripsikan permasalahan yang dihadapi, dan menganalisis strategi penghidupan nelayan. Pengumpulan data primer dilakukan dengan metode survey. Responden berjumlah 40 nelayan yang dipilih secara acak sederhana. Data sekunder diperoleh dari hasil studi dokumen dan pustaka. Hasil penelitian menunjukkan bahwa, aset alam berupa pemanfaatan sumberdaya ikan (100%) dan pemanfaatan lahan produktif (5%). Aset fisik yang dimiliki meliputi kepemilikan rumah, kendaraan, alat komunikasi, alat tangkap dan kapal. Aset fisik umum meliputi ketersedian sekolah, TPI, jalan raya, tempat ibadah, dan SPBU. Aset manusia meliputi ketrampilan di bidang perikanan (97,5%) maupun luar perikanan (15%). Aset Finansial terdiri dari kepemilikan tabungan (57,5%), investasi (55%), dan pinjaman (40%). Aset sosial yang dimanfaatkan meliputi kegiatan kelompok nelayan (7,5%), kegiatan gotong royong (97,5%), pengajian (90%), arisan (92,5%), kearifan lokal (100%), dan CSR pabrik semen (5%). Permasalahan yang dihadapi nelayan Desa Glondonggede antara lain gelombang tinggi dan angin kencang selama Januari sampai Maret (100%), jangkauan daerah penangkapan menjauh (50%), penurunan hasil tangkapan (52,5%), dan musim paceklik (100%). Permasalahan lainnya yang dihadapi nelayan adalah mayoritas nelayan tidak memiliki ketrampilan di luar bidang perikanan (85%), nelayan tidak memiliki asuransi kesehatan (72,5%), konflik sosial (22%), kenaikan harga BBM, dan tidak adanya cold storage. Nelayan melakukan strategi migrasi (85%) dan diversifikasi pekerjaan (15%) saat menghadapi gelombang tinggi dan musim paceklik. Nelayan melakukan migrasi dengan berpindah daerah menambatkan kapal ke pelabuhan di Kota Tuban, sedangkan saat menghadapi musim paceklik nelayan melakukan diversifikasi pekerjaan dengan menjadi buruh dan pedagang serta menjual aset finansial yang dimiliki (emas dan ternak).

The study aimed to identify assets owned and can be accessed by fishermen, describe problems and also analyze livelihood strategies of fishermen. The collection of primary data was using survey method. The respondents were 40 fishers selected by random sampling. Secondary data were obtained from documents and literatures studies. The result showed that the main natural assets were fishery resources (100%) and paddy field (5%). Physical assets were house, vehicle, telephone, fishing gear and fishing vessel. There were several shared physical assets such as school, fish auction, road, mosque, and gas station. Human assets were skills in fisheries (97,5%) and non fisheries (15%). Financial assets consist of savings (57,5%), investment (55%), and loans (40%). Social assets used are the activities of fishermen organization (7,5%), gotong royong (97,5%), pengajian (40%), arisan (92,5%), local wisdom (100%), and CSR progam of cement factory (95%). The problems faced by the fishermen of Glondonggede Village were high wave and strong wind during Januari to Maret (100%), fishing ground (50%), decreasing catch (52,5%), unpredictable season (100%). Mostly fishermen have no skills outside fishery (85%), fishermen has no health insurance (72,5%), social conflict (22%), fuel price increase and no cold storage. The chosen strategies by fishermen when facing high waves and unpredictioanl season are migration (85%) and diversification of work (15%). Migration had been done by switching the boat mooring area to the port in Tuban Regency, while the diversity of work done by fishermen during the unpredictional season is to become laborers and traders and also sell financial assets owned (gold and livestock).

Kata Kunci : aset penghidupan, nelayan, strategi penghidupan, Kabupaten Tuban


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.