PERANCANGAN GEDUNG CONCERT HALL DI YOGYAKARTA DENGAN PENDEKATAN ARSITEKTUR NEO-VERNAKULAR
FADHIL RIZKY HARENDA, Dimas Wihardyanto,ST., MSc.
2018 | Skripsi | S1 ARSITEKTURYogyakarta merupakan kota yang memiliki nilai seni yang tinggi. Predikat kota seni yang disematkan untuk kota Yogyakarta memang sangat cocok karena kota ini menjadi tempat bagi perkembangan seni di Indonesia. Namun perkembangan ini tidak dibarengi dengan pertumbuhan fasilitas-fasilitas penunjang kesenian, salah satunya adalah gedung Concert Hall. Yogyakarta hanya memiliki satu gedung Concert Hall yang memang ditujukan untuk pagelaran musikal. Selebihnya pagelaran-pagelaran musik yang tidak diadakan di gedung Concert Hall karena keterbatasan waktu dan tempat hanya diadakan di gedung-gedung lain yang tidak sesuai seperti gedung olah raga, gedung pertemuan, ruang terbuka, dan lain-lain. Ketidaksesuaian tempat pagelaran musik akan berdampak pada kualitas musikal yang menurun. Buruknya kualitas venue sangat berdampak pada performance dari sebuah pagelaran musikal, terutama pada masalah akustik. Gedung Concert Hall yang baik harus memiliki kualitas akustik yang baik pula. Kualitas akustik ini sangat dipengaruhi oleh pengendalian kebisingan baik di dalam ruangan maupun dari luar ruangan. Pengendalian kebisingan dalam ruang sangat dipengaruhi oleh pengolahan sifat-sifat dasar bunyi seperti pemantulan, absorsing, dan diffusing. Pengolahan ini dilakukan dengan merekayasa bunyi berdasar sifat-sifat dasarnya dengan menambahkan beberapa elemen akustik dalam ruang. Gedung Concert Hall ini nantinya akan menjadi ikon budaya dan pariwisata baru bagi kota Yogyakarta. Letaknya di Jalan Mangkubumi yang berada di sumbu imajiner sangat sesuai dengan konteks budaya dan pariwisata kota Yogyakarta. Konsep desain dengan gaya arsitektur Neo-Vernakular dapat melestarikan budaya Yogyakarta tanpa mengabaikan akulturasi juga perkembangan zaman.
Yogyakarta is a city that has high artistic value. Known as City of Art, Yogyakarta is a place for the development of art in Indonesia. But this development is not accompanied by the growth of art support facilities, one of which is the Concert Hall building. Yogyakarta only has one Concert Hall building which is intended for musical performances. The rest of the musical performances are not held in the Concert Hall building because of limited time and place, but only held in other buildings that do not fit like a sports hall, meeting hall, open space, and others. The incompatibility of music venues will have an impact on the declining musical quality. Poor quality of venues greatly impact on the performance of a musical performance, especially on acoustic issues. A good Concert Hall building must have good acoustic quality. This acoustic quality is strongly influenced by noise control both indoors and outdoors. Control of indoor noise is strongly influenced by processing basic sound properties such as reflection, absorption, and diffusion. Processing is done by engineering sounds based on their basic properties by adding some acoustic elements. The Concert Hall building will be a new cultural and tourism icon of Yogyakarta. Its located on Mangkubumi Road which is on the imaginary axis and accordance with the cultural context and tourism of Yogyakarta city. The design concept using Neo-Vernacular architectural style can preserve the culture of Yogyakarta without ignoring the acculturation as well as the development of the times.
Kata Kunci : Yogyakarta, concert hall, neo-vernakular