IMPLEMENTASI REKAM MEDIS ELEKTRONIK PELAYANAN RAWAT JALAN DI PUSKESMAS KECAMATAN CILANDAK

LUIGI, dr. Lutfan Lazuardi, M.Kes. Ph.D.; Anis Fuad, S.Ked., DEA.

2017 | Tesis | S2 Ilmu Kesehatan Masyarakat

Latar Belakang: Era Jaminan Kesehatan Nasional (JKN) menuntut palayanan prima. Puskesmas dengan pola pembiayaan kapitasi atau berdasarkan jumlah warga sekitar yang menjadi peserta JKN mengharuskan puskesmas melakukan efisiensi dan efektivitas kegiatan. Puskesmas Kecamatan Cilandak mengalami peningkatan jumlah pasien sebanyak 2-3 kali lipat dibandingkan dengan sebelum penerapan JKN. Meningkatnya jumlah kunjungan berakibat pada peningkatan biaya operasional. Pada tahun 2016 untuk pembuatan rekam medis menghabiskan 32,55% dari kebutuhan dana untuk pengadaan cetakan. Selain itu waktu pelayanan yang cukup lama sekitar 1 jam 20 menit dan dengan peningkatan jumlah pasien akan menghambat pelayanan prima yang harus diberikan. Maka sejak Agustus 2016 Puskesmas Cilandak mulai menerapkan sistem rekam medis elektronik untuk mengatasi permasalahan yang ada dan saat ini sudah semua bagian dari rawat jalan menggunakan sistem rekam medis elektronik. Tujuan dari penelitia ini adalah mengukur efisiensi dan efektifitas implementasi penggunaan RME pada pelayanan rawat jalan poli umum. Metode: Penelitian ini merupakan penelitian studi kasus. Dalam penelitian ini, metode kualitatif dilakukan dengan wawancara mendalam (in depth interview)dan FGD (focus group discussion) terhadap 10 orang narasumber. Data sekunder RME sebanyak 1.353 data pasien yang diambil dari sistem aplikasi RME. Penelitian ini bertempat di Puskesmas Kecamatan Cilandak. Waktu penelitian dilaksanakan pada bulan November 2017 dengan menggunakan data sekunder 2015, 2016 dan 2017. Hasil dan pembahasan: Durasi pelayanan rawat jalan pada Puskesmas Kecamatan Cilandak mulai dari waktu menunggu dokter sampai dengan pasien memperoleh obat rata-rata sekitar 24 menit 34 detik. Total pengeluaran dana untuk RME dari tahun 2016 sampai tahun 2017 sebanyak Rp.677.647.825 ,-. Pada RME semua form pada aplikasi harus diisi semua agar dapat disimpan. Sistem rekam medis dapat mengurangi double data pasien, karena data pasien terkomputerisasi dengan informasi lengkap nomor BPJS, nomor KTP, dan nama pasien yang dan menjamin ketepatan identifikasi pasien. Pada fase maturitas dari implementasi RME Puskesmas Kecamatan Cilandak baru berada di fase demonstrasi (middle stage)Kesimpulan: Implementasi RME memperlihatkan efisiensi waktu pelayanan ratarata 24 menit/pasien, efisiensi pembiayaan dengan pengurangan biaya Cetakan 87%, biaya ATK 11%, dan biaya gaji SDM 16%. Implementasi RME memperlihatkan efektivitas kelengkapan pengisian rekam medis sebesar 100%, efektivitas ketepatan identifikasi pasien sebesar 100% dan penerapan RME pada fase demonstrated (fase middle).

Background: The era of National Health Security (JKN) demands the first-rate service. Community Health Center (CHC) with the capitation financial model or based on the population who are member of JKN, requires efficiency and effectiveness of its activity. The patients at the CHC of Sub District Cilandak have increased 2-3 times, compare to the time before the implementation of JKN. As the effect, the operational financing has increased as well. In 2016, the making of medical record spent 32,55% of the cost for all of printings. Besides, the time for service was long enough, around one hour and 20 minutes.The increasing of patients would obstruct the first-rate service that should have been given. Therefore since August 2016, the CHC of Sub District Cilandak has started to apply the system of electronic medical record to overcome the existing problem. Currently, all of units of outpatient service use the system. The aim of this study is to measure the efficiency and the effectiveness of the RME implementation upon the outpatient service in general polyclinic Method: This research was a case study. The qualitative method was conducted through depth interview and focus group discussion with 10 informant. As the secondary data, 1.350 of RME were examined. The study located at CHC of Sub District Cilandak and conducted on November 2017 by using the secondary data of 2016. Result and Discussion: The duration of the outpatient service at CHC of Sub District Cilandak which started from the waiting time for doctor until the patient obtained the medicine was 24 minutes and 34 seconds. The total spending for RME from 2016 until 2017 was IDR 677.647.825. On RME all of forms on the application should be fulfilled in order to be stored. The medical record system could reduce the patient double data, because it was being computerized with complete information about BPJS number, KTP number, and the patient name, hence assuring the precise identification of patients. The maturity phase from the implementation of RME at the CHC was still on demonstration stage (middle). Conclusion: The implementation of RME showed that the efficiency of service time, at average, was 24 minutes per patient. As for the efficiency of financing with the printing cost reduced, 87%. 11% and 16% were for the stationary and the salary respectively. The implementation of RME also showed that the effectiveness of the medical record completeness was 100%. On the effectiveness of patient identification was 100% and the level of RME implementation was on the middle phase.

Kata Kunci : Rekam Medis Elektronik (RME), Implementasi, Efisien, Efektif, Studi Kasus, Electronic Medical Record (EMR), implementation, efficiency, effectiveness, case study