Laporkan Masalah

MODEL EVALUASI KESUKSESAN ADAPTASI ORANGUTAN (Pongo pygmaeus wurmbii, Tiedemann 1808) REINTRODUKSI DI HUTAN LINDUNG BUKIT BATIKAP KALIMANTAN TENGAH

Ike N. Nayasilana, Prof. Dr. Suwarno Hadisusanto, SU.; Dr. drh. Hery Wijayanto, MP.; Dr. Sri Suci Utami Atmoko; Prof. Carel van Schaik, Ph.D

2017 | Disertasi | S3 Ilmu Biologi

Suksesnya reintroduksi menjadi komponen terpenting dari konservasi orangutan. Keberhasilan dan evaluasi pelepasliaran orangutan rehabilitan yang selama ini dilakukan oleh pusat-pusat rahabilitasi orangutan belum didasarkan pada pola evaluasi baku yang disepakati bersama dan aplikabel. Butir-butir penting apa saja yang harus diamati dan di data sebagai dasar penentuan keberhasilan program reintroduksi sangat penting untuk diteguhkan. Hasil evaluasi yang dapat ditetapkan dalam waktu yang cepat sangat penting untuk survival orangutan, menilai tingkat keberhasilan program reintroduksi, dan menentukan langkah strategis yang harus segera dilakukan untuk menjamin kesuksesan program reintroduksi. Untuk memenuhi kebutuhan tersebut, telah dilakukan penelitian, evaluasi dan pengamatan proses pelepasliaran orangutan di Hutan Lindung Bukit Batikap sebagai model evaluasi sebuah program reintroduksi orangutan. Penelitian ini bertujuan menyediakan model evaluasi keberhasilan program reintroduksi orangutan berdasarkan kesesuaian kondisi habitat orangutan melalui produktivitas pohon pakan (fenologi per-bulan), yang dihubungkan dengan perilaku adaptasi orangutan reintroduksi dan didukung dengan analisis parameter kesehatan melalui dipstick urinalysis. Data penelitian terkumpul selama Juni 2013-November 2014, dengan data tambahan Februari 2012-Mei 2013. Penelitian terfokus pada 16 orangutan (8 semiwild dan 8 ex-rehabilitant). Pengambilan data vegetasi pada 6 plot: 4 plot tersebar di sekitar lokasi keberadaan orangutan (termasuk dalam plot fenologi) dan 2 plot di sekitar pinggir sungai (Joloi dan Posu). Metode Focal Animal sampling, sistem pencatatan data instantaneous dengan interval waktu lima menit, serta waypoint GPS untuk perilaku dan posisi setiap individu. Analisis INP, spesies richness dan sexi-FS untuk ekologi; korelasi CCA antara vegetasi dengan individu orangutan; Standard deviasi, Kruskall-Wallis, Mann-Whitney, Korelasi Spearman dengan menggunakan SPSS versi 20 untuk analisis perilaku; ArcMAP GIS 9.3 program Kernel untuk ranging; serta perbandingan data dengan orangutan liar (TN. Sabangau dan Stasiun Penelitian Tuanan). Hasil penelitian menunjukkan bahwa model evaluasi yang dilakukan mampu menganalisis kesesuaian lokasi reintroduksi dan tingkat adaptasi orangutan. Faktor-faktor penting yang harus dievaluasi berdasarkan model dilakukan dari data kerapatan antara individu, perilaku, stratifikasi vegetasi, kelimpahan sumber pakan, dan status kesehatan. Penilaian evaluasi model dilakukan dengan sistematis dan tepat sasaran sebagai dasar menentukan langkah strategis untuk keberhasilan program reintroduksi orangutan.

The success of reintroduction is the most important component of orangutan conservation. The success and evaluation of rehabilitant orangutan release that has been done by orangutan rehabilitation centers have not been arranged in the mutually agreed and applied appraisal patter. The important items that need to be reviewed to determine the success of the program has yet to be confirmed. Evaluation results that can be set in quick time are essential to orangutan survival, and determine the strategic steps that must be taken to ensure the success of the reintroduction program. To fulfil these needs, a research, evaluation, and monitoring of orangutan release in Bukit Batikap Forest as a model for evaluation of an orangutan reintroduction program have been conducted. The goal of the study is habitat suitability; correlation between the productivity of food trees (phenology per-month) and adaptation behavior of reintroduced orangutans, supported with health parameters using dipstick urinalysis. This study was conducted in June 2013 to November 2014, with additional behavior data from February 2012 to May 2013, focused on 16 reintroduced orangutans (8 semi wild and 8 ex-rehabilitants). Vegetation data collection used a square method (6 sampling plots, include phenology of 4 plots) and analysed for INP, and species richness, while correlation between behavior and vegetation used CCA. Behavior data were collected using focal animal instantaneous sampling (five minutes interval) and tested with Kruskal-Wallis, Mann-Whitney, and Spearman correlation. Waypoint GPS for ranging data was analyzed using ArcMap GIS 9.3 Kernels program, which was then compared to wild orangutans (Sabangau and Tuanan Research Station). Results indicated that the evaluation model was able to analyze the suitability of reintroduction location and the level of adaptation and survival of the released orangutans. The important factors that must be evaluated based on the model are density data between individual, behavior, health status, vegetation stratification, food source abundance, and health status. Based on the evaluation using the above model, the assessment can be done systematically and appropriately as the basis for determining strategic steps for successful orangutan reintroduction program.

Kata Kunci : vegetasi, perilaku, orangutan, reintroduksi, adaptasi

  1. S3-2017-376502-abstract.pdf  
  2. S3-2017-376502-bibliography.pdf  
  3. S3-2017-376502-tableofcontent.pdf  
  4. S3-2017-376502-title.pdf