Laporkan Masalah

ANALISIS FORECASTING PENGELOLAAN DEMAND DAN SUPPLY LIKUIDITAS PT. BANK BNI SYARIAH DENGAN METODE ARIMA BOX- JENKINS

AGNESIA KHARISMA, Prof. Dr. Eduardus Tandelilin, M.B.A.

2017 | Tesis | S2 Manajemen

Kemunculan bank dengan prinsip syariah memicu persaingan antarbank, sehingga menuntut manajemen untuk ekstra keras meningkatkan kinerjanya (Imam, 2008). Bank BNI Syariah sebagai salah satu badan umum milik negara, yang berstatuskan bank umum syariah di Indonesia, harus memiliki pengelolaan yang tepat dan optimal dalam menghadapi ketatnya kondisi likuiditas perbankan. Data yang digunakan dalam penelitian ini merupakan data time series sebanyak 60 data bulanan yang bersumber dari neraca bulanan Bank BNI Syariah periode Januari 2011 hingga Desember 2016. Metode analisis data yang digunakan adalah metode peramalan ARIMA Box- Jenkins. Hasil penelitian membuktikan bahwa forecasting atas demand likuiditas Bank BNI Syariah untuk 2 (dua) tahuin peramalan, yakni tahun 2017 sebesar Rp332,09 miliar sampai tahun 2018 naik mencapai Rp477,7 miliar. Hasil tersebut lebih besar dari peramalan supply likuiditas untuk tahun 2017 senilai Rp79,83 miliar. Namun demikian, pada tahun 2018, diramalkan akan turun menjadi Rp62,73 miliar. Gap yang terbentuk antara demand dan supply likuiditas pada tahun 2017 adalah Rp252,26 miliar. Untuk tahun 2018, diperkirakan gap akan naik secara signifikan menjadi Rp414,96 miliar. Langkah yang disarankan untuk menghadapi gap adalah (1) membebankan rekening giro bank yang bersangkutan pada Bank Indonesia (BI), Giro Wajib Minimum Bank Indonesia (GWM BI), (2) menerbitkan sertifikat Investasi Mudharabah Antarbank (IMA), (3) menggunakan fasilitas pembiayaan jangka pendek bagi bank syariah (FPJPS). Fasilitas pembiayaan jangka pendek bagi bank syariah atau sering disebut dengan FPJPS merupakan instrumen dari Bank Indonesia sebagai the lender of last resort. (4) mendapatkan suntikan modal dari induk perusahaan, dan (5) penambahan modal dapat dilakukan dengan melakukan IPO (initial public offering).

The emergence of banks with Islamic principles raises interbank competition requiring the management to improve its performance with great efforts (Imam, 2008). Bank BNI Syariah as one of the state-owned general entities, which has the status of Islamic commercial bank in Indonesia and has the thirdparty fund and finance under the bank category with its core capital of 1 to 5 trillion rupiah (BOOK II), must have proper and optimal management dealing with the competitive condition of bank liquidity. The data used in this research are time-series data, which are 60 monthly data, from the monthly balance of Bank BNI Syariah in the period of January 2011 to December 2016 as the source. The used method of data analysis is the ARIMA forecasting method by Bob Jenkins. The result of this research shows that the liquidity demand forecasting of Bank BNI Syariah for 2 (two) years is Rp 332.09 billion in 2017 and increases up to Rp 477.7 billion in 2018. This result is greater than the forecasting of liquidity supply in 2017, which is Rp 79.83 billion. However, it is forecast to fall to Rp 62.73 billion in 2018. The gap formed between the liquidity demand and supply in 2017 is Rp 252.26 billion. In 2018, the estimated gap will rise significantly to Rp 414.96 billion. The recommended steps for dealing with the gap are (1) charging the pertinent bank current account in Bank Indonesia (BI)/Statutory Reserve of Bank Indonesia (GWM BI); (2) issuing the certificate of Interbank Mudharabah Investment (IMA); (3) using short-term financing facility for Islamic banks (FPJPS). Short-term financing facility for Islamic banks, which is often referred to as FPJPS, is an instrument of Bank Indonesia as the lender of last resort; (4) getting capital injection from shareholders; and (5) making capital addition by conducting Initial Public Offering (IPO).

Kata Kunci : Keywords: Forecasting, Demand, Supply, Liquidity, Gap, ARIMA by Bob Jenkins, the Lender of Last Resort, Initial Public Offering