PENGARUH PEMBERIAN FLUOXETINE TERHADAP STATUS GIZI PADA PASIEN DEPRESI PASCA SINDROM KORONER AKUT
ENDANG SRI UNTARI, dr. Agus Siswanto, Sp.PD-KPsi.; dr. Hasanah Mumpuni, Sp.PD, Sp.JP(K).
2017 | Tesis-Spesialis | SP Ilmu Penyakit DalamPendahuluan. Depresi merupakan faktor risiko yang akan menyebabkan kematian yang berhubungan dengan penyakit kardiovaskular. Depresi merupakan suatu sindrom yang salah satu gejalanya adalah adanya penurunan penurunan nafsu makan yang pada akhirnya akan menurunkan status gizi pada pasien. Fluoxetine merupakan salah satu obat golongan SSRI yang dapat menurunkan gejala depresi dan penambah nafsu makan. Adanya perbaikan gejala depresi akan memperbaiki status gizi pada pasien. Penelitian ini bertujuan untuk mengetahui pengaruh pemberian fluoxetine terhadap perubahan status gizi pada pasien dengan gejala depresi pasca SKA. Metode Penelitian .Penelitian ini merupakan uji klinis tersamar acak ganda yang dilakukan di poliklinik jantung RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta antara bulan Februari-September 2015.Populasi target adalah penderita depresi pasca SKA. Sampel penelitian ini adalah penderita depresi SKA umur 40-60 tahun yang berobat ke poliklinik jantung RSUP Dr. Sardjito Yogyakarta pasca SKA minimal 1 bulan dan maksimal 1 tahun, memenuhi kriteria DSM-IV TR untuk depresi, menandatangai surat persetujuan ikut serta dalam penelitian. Pada awal penelitian masing-masing kelompok dilakukan wawancara, pemeriksaan fisik dan penghitungan indeks massa tubuh. Kelompok kontrol dan perlakuan diberikan intervensi selama 8 minggu. Pada kelompok perlakuan dilakukan intervensi psikoterapi dan pemberian obat fluoxetine 10mg sedangkan pada kelompok kontrol hanya diberikan intervensi psikoterapi saja. Analisis data menggunakan per protokol analisis. Data diolah dengan aplikasi SPSS versi 22.0 dengan nilai +-= 0,05. Hasil Penelitian. Penelitian ini berlangsung selama 8 bulan dengan total pasien yang dilakukan skrining penelitian sebanyak 196 pasien. Namun subyek penelitian yang masuk dalam kriteria penelitian dan bersedia menjadi subyek penelitian sebanyak 44 pasien (78,57%). yang bersedia menjadi subyek penelitian. Subyek penelitian dibagi menjadi 23 kelompok perlakuan dan 21 kelompok kontrol. Pada kelompok perlakuan, didapatkan 4 subyek (17,39%)drop out dari penelitian (2 subyek menolak ikut serta penelitian, 1 subyek tidak bisa dihubungi dan 1 subyek menghentikan pengobatan sendiri) sedangkan pada kelompok kontrol didapatkan 2 subyek (9,52%)drop out dari penelitian (1 subyek menolakikut serta penelitian dan 1 subyek menghentikan pengobatan sendiri). Didapatkan perubahan nilai median IMT setelah 8 minggu intervensi pada kelompok perlakuan meningkat 0,37 kg/m2 sedangkan pada kelompok kontrol menurun 0,01 kg/m2 namun secara statistik tidak berbeda bermakna, uji mann-whitney didapatkan nilai p 0,325. Simpulan. Didapatkan perubahan status gizi pada pasien depresi paska SKA yang mendapat fluoxetine 20mg per hari selama 8 minggu dibandingkan kelompok yang mendapatkan plasebo.
Introduction. Depression is a risk factor that will lead to death associated with cardiovascular disease. Depression is a syndrome that one of the symptoms is a decrease in appetite decrease which will eventually decrease the nutritional status in patients. Fluoxetine is one of the SSRI class of drugs that can reduce symptoms of depression and appetite enhancer. Any improvement in symptoms of depression will improve the nutritional status of the patient. This study aims to determine the effect of fluoxetine administration on changes in nutritional status in patients with post ACS depression symptoms. Methods. This study is a double-blind, double-blind clinical trial performed at the Cardiovascular polyclinic of Dr. Sardjito central general hospital Yogyakarta between February-September 2015. Target population is post-SKA depression sufferer. The sample of this research is SKA sufferer of age 40-60 years old who went to heart polyclinic of Dr. Sardjito Yogyakarta post SKA at least 1 month and maximum 1 year, meet the criteria of DSM-IV TR for depression, signing the consent letter to participate in the research. At the beginning of the study each group conducted interviews, physical examination and calculation of body mass index. The control and treatment groups were given intervention for 8 weeks. In the treatment group, psychotherapy intervention and 10mg fluoxetine drug were administered while in the control group only psychotherapy intervention was given. Data analysis using per protocol analysis. The data is processed with SPSS version 22.0 with +- = 0,05. Result. This study lasted for 8 months with a total of 196 patients who performed research screening. However, the research subjects included in the study criteria and willing to be the subject of the study were 44 patients (78.57%). who is willing to be the subject of research. The subjects were divided into 23 treatmentcould not be contacted and 1 subject stopped treatment) while in the control group 2 subjects (9.52%) drop out of research (1 subject refused to participate in the study and 1 subject to stop treatment alone). The change of median IMT value after 8 weeks of intervention in treatment group increased 0.37 kg / m2 while in the control group decreased 0.01 kg / m2 but not statistically significant, mannwhitney test obtained p value 0.325. Conclusion. There was a change in nutritional status in patients with post-SKA depression who received 20mg of fluoxetine per day for 8 weeks compared with the placebo group. groups and 21 control groups. In the treatment group, 4 subjects (17.39%)dropped out of the study (2 subjects refused to participate in the study, 1 subject
Kata Kunci : Sindrom koroner akut, depresi, Acute coronary syndrome, depression, fluoxetin