ANALISIS SUMBER PENGHIDUPAN PEMBUDIDAYA IKAN POKDAKAN MINA MULYA DESA MAGUWOHARJO KECAMATAN DEPOK KABUPATEN SLEMAN
IMAM ROHULLAH AK, Suadi, S.Pi., M.Agr., Ph.D
2017 | Skripsi | S1 MANAJEMEN SUMBER DAYA PERIKANANPenelitian ini dilaksanakan pada bulan Agustus-September 2017 dengan tujuan untuk mengetahui sumber penghidupan (livelihood asset), permasalahan serta penyelesaiannya, dan strategi pemanfaatan aset pembudidaya di Pokdakan Mina Mulya. Responden terdiri dari seluruh anggota kelompok Mina Mulya ditentukan secara sensus dengan jumlah responden 26 orang. Hasil penelitian menunjukkan bahwa jenis aset yang dominan dimanfaatkan oleh pembudidaya yaitu aset alam yang meliputi sumber air (100%) dan lahan budidaya (100%); aset fisik yaitu aset pribadi (100%) dan aset umum (100%); aset manusia yang meliputi keahlian budidaya (100%) dan non-perikanan (69%); aset finansial yang meliputi penghasilan tetap (69%), tabungan (58%), pinjaman (35%), unit simpan pinjam Pokdakan (100%); dan aset sosial yaitu Pokdakan tempat pembudidaya bergabung(100%). Permasalahan utama yang dihadapi oleh para pembudidaya meliputi debit air yang tinggi ketika musim penghujan (100%), penyakit (100%), erupsi Gunung Merapi (96%), perubahan musim (27%), biaya produksi semakin mahal (100%), harga ditentukan oleh tengkulak (100%) dan perebutan sumber air dengan Pokdakan Kadisoko (100%). Para pembudidaya mengatasi masalah alam dengan menutup pintu air untuk menjaga kualitas air; terkait masalah finansial, pembudidaya mengatasi hal tersebut dengan memanfaatkan unit simpan pinjam di Pokdakan. Permasalahan eksternal dengan kelompok lain dihadapi dengan kesepakatan bersama yaitu membiarkan pintu air tetap tertutup selama beberapa jam agar air dapat mengalir ke kolam Pokdakan Kadisoko, setelah itu dapat dibuka kembali. Usaha budidaya di Pokdakan Mina Mulya masih mayoritas dijadikan usaha sampingan untuk menambah penghasilan dan memanfaatkan sumberdaya alam yang ada. Pokdakan Mina Mulya belum sepenuhnya memanfaatkan potensi yang ada, perlu ada pengelolaan dalam hal pengolahan ikan dan pemasaran
This research was conducted during August-September 2017 with the aims to understand the livelihood asset, the problems and strategy to manage and utilise aquaculture assets in Pokdakan Mina Mulya. Respondents consist of all members of Pokdakan Mina Mulya, that were selected by census method (26 respondents). The study showed that the dominant assets type were used by the fish farmers are the natural assets which include water resource (100%) and aquaculture land (100%); personal physical assets (100%) and public assets (100%); human assets particularly expertise in fish culture (100%) and non-fish culture (69%); savings (58%), loans (35%), and savings and loan units of Pokdakan (100%); and social assets mainly the fish farming group itself (100%). The main problems faced by the fish farmers include high water discharge during rainy season (100%), fish disease (100%), eruption of Merapi Mount (96%), weather change (27%), more expensive cost of production (100%), the price is determined by the middlemen (100%), and the conflict on water resources with another Pokdakan (Kadisoko) (100%). The fish farmers overcome the problem of nature by closing the floodgates to maintain water quality; related to the financial problems, fish farmers deal it by utilizing the savings and loan units of Pokdakan. External problems with other fish farming groups are faced with a group agreement of letting the floodgates remain closed for several hours to let water flow into Pokdakan Kadisoko pond, after that can be reopened. The aquaculture business in Pokdakan Mina Mulya is a side business to increase income and utilize the existing natural resources. Pokdakan Mina Mulya has not fully utilized the existing potential, there needs to be managed in terms of fish processing and marketing.
Kata Kunci : Aset, pembudidaya, penghidupan permasalahan, strategi