IDENTIFIKASI FITUR SISTEM PANAS BUMI MENGGUNAKAN PEMODELAN 2,5D DAN ANALISIS DERIVATIF PADA DATA GRAVITASI DI DAERAH PROSPEK PANAS BUMI, TULEHU, MALUKU
MUHAMMAD ILHAM FATHONI, Dr. Ing. Ari Setiawan, M.Si.
2017 | Skripsi | S1 GEOFISIKAPenelitian metode gravitasi telah dilakukan di area prospek panas bumi Tulehu, Maluku, Indonesia, yang bertujuan untuk mengidentifikasi fitur bawah permukaan dari sistem panas bumi di daerah tersebut. Model 2,5D berdasarkan konsep Talwani dari anomali gravitasi residual telah dibuat untuk menggambarkan kondisi bawah permukaan, termasuk di dalamnya tubuh intrusi sebagai sumber panas sistem panas bumi dan struktur sesar yang menjadi pengontrol kemunculan manifestasi di permukaan. Analisis derivatif orde satu dan orde dua pada data gravitasi juga dilakukan untuk menjadi informasi tambahan terhadap posisi sumber anomali. Data yang digunakan merupakan data primer yang diambil pada tanggal 16 hingga 25 Februari 2017 dan dengan menggunakan gravitimeter LaCoste & Romberg Model G1118 MVR Feedback System yang mencakup luasan area 4x5 km2 dengan jumlah titik pengukuran sebanyak 70 titik. Hasil Pemodelan 2,5D menunjukkan bahwa batuan breksi andesit pada Satuan Batuan Piroklastik Eriwakang (Tpve) dengan densitas sebesar 2,67 gr/cm3 menjadi reservoir pada sistem panas bumi ini. Sedangkan batuan tudung dari sistem panas bumi ini merupakan batuan breksi tuf dari satuan batuan yang sama dengan densitas sebesar 2,61 gr/cm3. Kemudian sumber panas dari sistem panas bumi di daerah ini berada pada kedalaman kurang lebih 2500 meter di bawah permukaan laut, dengan densitas sebesar 2,79 gr/cm3 yang merupakan intrusi batuan beku dan juga basement dari daerah penelitian ini. Tiga buah sesar normal yang menjadi pengontrol kemunculan manifestasi dapat teridentifikasi dari peta anomali residual dan analisis derivatif horizontal orde dua dengan orientasi patahan barat daya dan timur laut.
A research using gravity method has been done in geothermal prospect area, Tulehu, Molucca, Indonesia, with objective to identify subsurface features from geothermal system on the area. Three 2,5D models have been created as a presentment of subsurface condition, which includes intrusion body as heat source on geothermal system and several faults which control the existence of geothermal manifestations on the surface. First horizontal derivative and second horizontal derivative analysis have been applied on gravitational data to give more informations about exact location of some features which become source of anomalies. This research is using primary data which has been acquired on February 16th until 25th with LaCoste & Romberg Model G1118 MVR Feedback System gravimetry, and the area coverage is 4x5 km2 with 70 measured points. 2,5D models showed that in Tulehu geothermal system, andesite breccia rocks in Eriwakan Pyroclastics Unit (Tpve) with a density of 2.67 gr/cm3 acts as a reservoir in this geothermal system. While the cap rock is a tuff breccia rock from the same unit with a density of 2.61 gr/cm3. Then the heat source in this area is located at a depth of about 2500 meters below sea level, with a density of 2.79 gr/cm3 which is the intrusion of igneous rock and also the basement of this research area. Three normal faults that control the appearance of the manifestations can be identified from the residual anomaly map and the second horizontal derivative analysis with the southwest and northeast fault orientation.
Kata Kunci : geofisika, gravitasi, metode gravitasi, panas bumi, analisis derivatif, intrusi, struktur geologi, tulehu, maluku, ambon, timur