PERANAN SUB SEKTOR PERKEBUNAN KARET PADA PEREKONOMIAN INDONESIA: ANALISIS INPUT-OUTPUT

ANA FAUZIYATUN NISA, Dr. Ir. Any Suryantini, M.M.; Prof. Dr. Ir. Irham, M.Sc.

2017 | Tesis | S2 Ekonomi Pertanian

Perkebunan karet sebagai bagian dari sektor pertanian merupakan salah satu sub sektor penting penyumbang PDB nasional dan devisa negara. Penelitian ini bertujuan untuk; i) mengetahui nilai transaksi domestik sektor hulu dan hilir sub sektor perkebunan karet di Indonesia; ii) mengetahui keterkaitan ke belakang (backward linkage) dan keterkaitan ke depan (forward linkage) sub sektor perkebunan karet; dan iii) mengestimasi besarnya efek pengganda (multiplier effect) output, pendapatan, tenaga kerja, dan nilai tambah bruto sub sektor perkebunana karet di Indonesia. Data yang digunakan adalah Tabel Input-Output Indonesia Tahun 2000, 2003, 2005, 2008, dan 2010 yang bersumber dari Badan Pusat Statistik dan diolah menggunakan analisis Input-Output. Hasil penelitian menunjukkan bahwa sub sektor perkebunan karet memiliki keterkaitan dengan sektor hulu dan hilir. Sektor hulu dengan nilai transaksi domestik terbesar dengan sub sektor perkebunan karet meliputi sektor industri pupuk dan pestisida, sektor industri kimia, sektor bangunan, sektor perdagangan, sektor angkutan darat, sektor lembaga keuangan, sektor usaha bangunan dan jasa perusahaan, sektor jasa lainnya, serta sektor perkebunan karet itu sendiri. Sedangkan sektor hilir dengan nilai transaksi domestik terbesar dengan sub sektor perkebunan karet meliputi sektor industri tekstil, pakaian, dan kulit, sektor industri kimia, sektor industri barang karet dan plastik, serta sektor perkebunan karet. Keterkaitan ke belakang sub sektor perkebunan karet berada di bawah rata-rata sektor pertanian, namun keterkaitan ke depannya di atas rata-rata sektor pertanian. Nilai daya penyebaran dan derajat kepekaan sub sektor perkebunan karet di bawah satu, sehingga sub sektor perkebunan karet belum termasuk dalam sektor inti dalam perekonomian Indonesia. Sub sektor perkebunan karet memiliki efek pengganda output, efek pengganda pendapatan, dan efek pengganda nilai tambah bruto di atas rata-rata sektor pertanian, meskipun efek pengganda tenaga kerja masih di bawah rata-rata efek pengganda sektor pertanian.

Rubber plantation as part of the agricultural sectors is one of the important sub-sectors of national GDP and foreign exchange. This research aims to; i) learn the value of domestic transactions of upstream and downstream sectors of rubber plantation sub-sector in Indonesia; ii) learn backward and forward linkage of rubber plantation sub-sector; and iii) estimate the multiplier effect of output, income, labor, and gross value added of rubber plantation sub-sector in Indonesia. The data used in this research is taken from Input-Output Table of Indonesia Year 2000, 2003, 2005, 2008, and 2010 which is sourced from Central Bureau of Statistics and processed using Input-Output analysis. The results showed that rubber plantation sub-sector have related to upstream and downstream sectors. The upstream sector with the largest value of domestic transactions with rubber plantation sub-sector are the fertilizer and pesticide industry, chemical industry, construction sector, trade sector, land transportation sector, financial institution sector, building business and service sector, other service sector, and rubber plantation sub-sector itself. While the downstream sector with the largest value of domestic transactions with rubber plantation sub-sector are textile, clothing and leather industry, chemical industry, rubber and plastic goods industry sector, and rubber plantation sector. The backward linkage of rubber plantation sub-sector is below the average of the agricultural sector, but the forward linkage is above the average of the agricultural sector. The value of dispersion coefficient and the dispersion of sensitivity of the rubber plantation sub-sector is under one, so that rubber plantation sub-sector is not yet included in the key sector in Indonesian economy. Rubber plantation sub-sector has an output multiplier effect, income multiplier effect, and gross value-added multiplier effects above the average of agricultural sector, although labor multiplier effect is still below the average of agricultural sector multiplier effect.

Kata Kunci : analisis input-output, sub sektor perkebunan karet