KETAHANAN PANGAN TINGKAT PROVINSI DI INDONESIA DENGAN PENDEKATAN BINARY LOGIT DAN FIMI
ARIF WAHYU WIDADA, Prof. Dr. Ir. Masyhuri; Dr. Jangkung Handoyo Mulyo, M.Ec.
2017 | Tesis | S2 Ekonomi PertanianPenelitian ini bertujuan untuk mengukur tingkat ketahanan pangan setiap provinsi di Indonesia dengan menggunakan beberapa pendekatan serta menentukan faktor-faktor yang memengaruhi ketahanan pangan setiap provinsi di Indonesia. Data yang digunakan merupakan data sekunder yang meliputi berbagai variabel yang merupakan data panel. Data panel ini meliputi 33 provinsi di Indonesia dari tahun 2007 hingga 2014, sehingga mencangkup 264 observasi. Metode analisis data yang digunakan untuk mengukur tingkat ketahanan pangan Indonesia digunakan beberapa pendekatan surplus pangan, konsumsi pangan, pangsa pengeluaran pangan, klasifikasi silang Jonsson and Toole, dan menggunakan pendekatan tingkat kerawanan FIMI (Food Insecurity Multidimentional Index). Metode yang digunakan untuk menentukan faktor-faktor yang memengaruhi ketahanan pangan Indonesia adalah Binary Logit Model karena variabel dependen pada model merupakan variabel kualitatif (kategori ketahanan pangan). Hasil analisis menunjukkan bahwa secara umum Indonesia belum tahan pangan karena masih terdapat provinsi dengan defisit pangan yang cukup tinggi, tingkat konsumsi yang belum memenuhi anjuran Permenkes No. 75 Tahun 2013 dan anjuran BKP (2011), serta dalam keadaan rawan pangan mengkhawatirkan terutama dari dimensi ketersediaan dan pemanfaatan pangan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam peningkatan ketahanan pangan Indonesia adalah luas sawah, produksi padi, produksi jagung, produksi kedelai, produksi ayam, kepadatan penduduk, IHK kesehatan, dan IHK transportasi, jasa, keuangan. Faktor-faktor yang berpengaruh dalam penurunan ketahanan pangan tingkat provinsi Indonesia adalah produksi daging sapi, IHK perumahan, listrik, gas, dan FIMI (tingkat kerawanan pangan setip provinsi).
This study aimed to measure the level of food security of each province in Indonesia by using several measurements and determine the factors influencing food security of each province in Indonesia. The data used was secondary data covering various variable which was panel data. This panel data covered 33 provinces in Indonesia from 2007 to 2014, thus covering 264 observations. The analytical methods used to measure the level of Indonesian food security were used several approaches to food surplus, food consumption, expenditure share for food, Jonsson and Toole classification, and used the Insecurity Multidimensional Index (FIMI) approach. The method used to determine the factors influencing Indonesian food security was the binary logit model because the dependent variable in the model was a qualitative variable. The analysis shows that in general, Indonesia is not food secure because there are still provinces with high food deficits, consumption levels that have not been fulfilled by the recommendation of Permenkes No. 75 Year 2013 and BKP recommendation (2011), and in food insecure condition with worry about the availability and utilization dimension. Factors influencing the increase of Indonesian food security are paddy fields, paddy production, corn production, soybean production, chicken production, population density, CPI for health, and CPI for transportation, services, and financial. Factors affecting the decrease of Indonesian food security are beef production, CPI for housing, electricity, gas, and FIMI (province level of food insecurity).
Kata Kunci : food security, panel data, provincial level, binary logit model, FIMI (Food Insecurity Multidimentional Index)