Menelisik Kegagalan Kemitraan Publik-Swasta Terkait Pengelolaan Pasar Ikan Higienis Di Yogyakarta (Studi Model Public-Private-Partnership Pemerintah Kota Yogyakarta dengan PT BUMMY Harapan Ummat di Jo
PERMATASARI, Dwi Novita Cahyaningtyas, Erwan Agus Purwanto
2012 | Skripsi | Manajemen dan Kebijakan Publik (dh. Ilmu Administrasi Negara)Studi mengenai perkembangan konsep public-private-partnership (PPP) saat ini masih menjadi suatu wacana yang menarik dalam ranah ilmu administrasi publik. Banyak pakar yang telah mengemukakan gagasannya terkait konsep public-private-partnership (PPP), namun tidak seluruhnya dapat menggambarkan secara terperinci. Implikasinya, banyak aktor-aktor dalam kemitraan yang tidak dapat memahami dengan benar peran dan fungsinya dalam kemitraan. Fenomena perkembangan public-private-patnership (PPP) di berbagai belahan dunia menunjukkan adanya nilai partisipasi sektor swasta dalam proyek infrastruktur. Seperti halnya beberapa kasus kemitraan di berbagai negara, tidak semua kemitraan publik -swasta di Indonesia dapat berjalan dengan mulus. Bahkan, tidak banyak kemitraan publik-swasta yang dapat dikatakan berhasil. Salah satunya adalah kemitraan antara Pemerintah Kota Yogyakarta dengan PT BUMMY Harapan Ummat terkait pengelolaan Pasar Ikan Higienis di Kota Yogyakarta. Tujuan spesifik dari penelitian ini ialah untuk mendapatkan alasan mengapa kerjasama kemitraan pengelolaan Pasar Ikan Higienis Kota Yogyakarta seringkali direpresentasikan sebagai kasus yang gagal. Metode penelitian yang digunakan adalah metode kualitatif dengan perspektif kualitatif yang digunakan adalah pendekatan studi kasus (case study) melalui metode triangulasi dan analisis kritis (critical analyse). Sedangkan logika teoritik yang digunakan yaitu teori public-private-partnership, berkenaan dengan proses terjadinya kemitraan, pola kemitraan, dan peran aktor dalam kemitraan. Hasil temuan di lapangan menunjukkan bahwa memang terdapat indikasi kegagalan kemitraan dalam pengelolaan Pasar Ikan Higienis. Indikator kegagalan kemitraan ditelaaah dari aspek users, yaitu bahwa tujuan yang semula untuk memberikan benefit pada masyarakat terkait ketersediaan pasar ikan higienis, justru gagal memenuhi kebutuhan konsumsi ikan di Kota Yogyakarta. Adapun indikator kegagalannya yaitu kegagalan program, kegagalan kinerja swasta (private sector), dan kegagalan peran pemerintah (public sector). Rantai penyebab gagalnya kerjasama pengelolaan Pasar Ikan Higienis yaitu minat konsumsi makan ikan yang kurang dari masyarakat, teknologi pengolahan/pengawetan ikan belum dikembangkan secara baik dan tingginya biaya operasional menyebabkan penjual ikan enggan mengisi lapak, bergesernya komitmen pihak swasta dalam peningkatan pelayanan kebutuhan konsumsi ikan segar di kota Yogyakarta, kurangnya visibilitas study dalam melihat tempat dan bangunan, kurangnya sosialisasi, promosi, dan pemasaran, besaran kontribusi yang ditetapkan pemerintah dianggap membebani swasta, dan lemahnya kontrol dari pihak pemerintah. Rekomendasi yang dapat ditawarkan antara lain dapat dikelompokkan menjadi dua bagian, yaitu controllable dan uncontrollable. Controllable berarti dapat dikendalikan secara internal oleh pihak swasta, seperti pembuatan bussines plan secara matang, sedangkan uncontrollable membutuhkan dukungan dari pihak pemerintah seperti sosialisasi gemar makan ikan. Kata Kunci : kemitraan public-swasta, partisipasi sektor swasta dalam proyek infrastruktur, peran aktor dalam kemitraan, indikator kegagalan kemitraan, penyebab kegagalan kemitraan.
Kata Kunci : Kemitraan