Laporkan Masalah

Seksualitas Anak Jalanan dan Intervensi Stakeholder Untuk Meanganinya

ROSADI, Adi Risza, Muhadjir Darwin

2012 | Skripsi | Manajemen dan Kebijakan Publik (dh. Ilmu Administrasi Negara)

Permasalahan seksualitas anak jalanan yang memposisikan anak jalan termasuk ke dalam kelompok beresiko tinggi terhadap IMS dan HIV/AIDS masih terabaikan oleh publik. Adanya lembaga pemerintah (BKKBN) dan lembaga sosial masyarakat (PKBI) yang memiliki perhatian terhadap masalah reproduksi dan anak jalanan merupakan kabar gembira bagi komunitas anak jalanan. Terlebih ketika BKKBN yang notebenenya merupakan lembaga pemerintah, secara tidak langsung menjadi bentuk pengakuan pemerintah terhadap identitas anak jalanan. Tujuan dari penelitian ini adalah untuk mengetahui gambaran tentang permasalahan seksualitas anak jalanan DIY dan sejauh mana upaya yang dilakukan BKKBN melalui program PIK-Remaja dan sejauh mana langkah PKBI dalam memperjuangkan komunitas anak jalanan untuk terbebas dari kelompok beresiko tinggi dengan arahan menerapkan seks sehat. Penelitian kemudian diarahkan pada persepsi anak jalanan terhadap intervensi kedua lembaga tersebut sehingga dapat memberikan input kebijakan yang bersumber langsung dari anak jalanan. Untuk menjawab permasalahan ini, penulis mengawalinya dengan kajian teori tentang hak-hak anak jalanan dalam studi governance untuk dapat menelisik sudut pandang masing-masing stakeholder. Kajian tentang peran negara dan LSM ditambah dengan kajian pendekatan intervensi stakeholder digunakan untuk menjawab siapa melakukan apa. Penelitian ini merupakan jenis penelitian deskriptif dengan pendekatan kualitatif. Penelitian ini menghasilkan beberapa temuan. Anak jalanan DIY termasuk ke dalam kelompok beresiko tinggi tertular IMS dan HIV/AIDS, indikatornya adalah anak jalanan DIY memiliki perilaku seksual beresiko ditambah dengan penggunaan narkoba jenis jarum suntik. Rendahnya kesadaran anak jalanan dalam melaksanakan test VCT menjadikan jumlah anak jalanan yang terinveksi IMS dan HIV/AIDS tidak dapat diketahui dengan pasti. BKKBN sebagai lembaga negara dan PKBI sebagai wakil dari LSM memiliki pendekatan yang sama dalam melakukan intervensi untuk menanggulangi permasalahan ini, yakni dengan pendekatan street-base. BKKBN DIY merupakan yang pertama menerapkan PIKRemaja untuk anak jalanan, peranannya adalah steering dan empowering, sedangkan dalam hal implementasi masih bersifat top down. PKBI kemudian menjadi lembaga yang lebih menonjol peranannya, karena perannya lebih jauh dari sekedar stakeholder pelaksana PIK-Remaja, tetapi juga memberikan advokasi dan pelayanan kesehatan. Meskipun terkesan negara kurang berperan, namun inilah yang diharapkan dari sutdy governance, mereduksi peran negara. Respon anak jalanan DIY pun beragam. Ada kelompok yang senang dengan intervensi kedua stakeholders ini dan ada juga yang mengharapkan adanya upaya mengentaskan mereka dari jalanan agar dapat keluar dari lingkungan beresiko. Kata kunci: Anak jalanan, Seksualitas, BKKBN, PKBI, Intervensi Stakeholders.

Kata Kunci : Anak Jalanan; Seksualitas


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.