Eksistensi Industri Mebel Rumahan Di Desa Jambu, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara (Studi Tentang Dinamika dan Peran Modal Sosial Dalam Industri Mebel Rumahan)
NUGROHO, Sigid Arfian , S. Djuni Prihatin
2011 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)Kabupaten Jepara merupakan satu daerah yang terkenal akan industri meubelnya. Industri meubel menjadi komoditas andalan dari Kabupaten Jepara. Dari sektor industri ini terserap banyak tenaga kerja, sehingga hal tersebut akan dapat mengurangi angka pengangguran di Kabupaten Jepara. Industri meubel ini banyak dikembangkan dalam industri rumahan. Salah satu kelebihan dari industri meubel rumahan di Jepara adalah mampu menembus pasar luar negeri. Namun, dalam beberapa tahun terakhir, industri meubel Jepara mengalami masalah yang cukup serius. Salah satu diantaranya adalah eksistensi para pengrajin industri meubel ukir. Pasca krisis moneter awal tahun 2000-an, banyak pengrajin yang mengalami kebangkrutan atau gulung tikar. Metode penelitian yang digunakan adalah penelitian kualitatif yang bersifat deskriptif. Data yang diperolah bersumber dari pengrajin industri mebel di Desa Jambu yang masih tetap eksis. Pengumpulan data dilakukan dengan teknik onservasi, wawancara, dan dokumentasi. Keabsahan data diuji dengan triangulasi. Konfirmabilitas dan referensi yang cukup. Data dianalisis dengan teknik analisis kualitatif deskriptif yang terdiri dari tahap reduksi data dan penarikan kesimpulan. Teori yang di pakai mengunakan Teori Sosiologi Ekonomi Neo-Marxian, modal sosial seta teori jaringan, dimana jaringan merupakan indikator dari modal sosial. Teori tersebut digunakan untuk melihat eksistensi industri mebel di Desa Jambu, Kecamatan Mlonggo, Kabupaten Jepara. Hasil penelitian memperlihatkan dinamika industri mebel. Dinamika industri mebel sangat di pengaruhi faktor-faktor dari luar negeri dan dalam negeri. Dari luar negeri meliputi musim yang terjadi di luar negeri, terutama adalah Eropa. Eropa merupakan tujuan utama pemasaran barang. Selain itu dolar juga berpengaruh, hal ini dikarenakan dolar merupakan alat pembayaran yang digunakan. Dari cara pengelolaan industri mebel, penetapan harga barang, serta mengenai tenaga kerja, pengrajin melakukan apa ang disebutkan dalam Teori Sosiologi Ekonomi Neo-Marxian. Selain itu pengrajin juga menanamkan modal sosial dalam menjaga eksistensi industri mebel. Modal sosial yang kental terasa pada bentuk kerjasama pengrajin dengan pemodal besar, pengrajin dengan sesama pengrajin, pengrajin dengan pedagang kayu, dan pengrajin dengan tukang.
Kata Kunci : Industri Kecil