Marginalisasi Petani Dalam Alih Fungsi Lahan Pertanian (Studi Kasus Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman, Yogyakarta)
Yuli Prasetya N., Krisdyatmiko
2011 | Skripsi | Pembangunan Sosial dan Kesejahteraan (dh. Ilmu Sosiatri)Pertumbuhan penduduk di Desa Sariharjo dan kemajuan pembangunan sektor non pertanian menyebabkan permintaan lahan semakin meningkat. Terjadi persaingan penggunaan lahan sektor pertanian dan non pertanian. Persaingan tersebut menimbulkan sektor yang menjanjikan land rent terbesar diutamkan. Land rent yang rendah menyebabkan lahan yang tadinya sawah atau kebun produktif kini beralih fungsi menjadi tempat berdirinya bangunan fisik dengan berbagai kegiatan ekonominya. Adapun tujuan dari penelitian ini adalah : 1) Mendiskripsikan bagaimana kehidupan petani; 2) Mendiskripsikan bagimana strategi keberlangsungan hidup keluarga petani; 3) Mendeskripsikan marginalisasi yang dialami petani di Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik dalam proses alih fungsi lahan pertanian. Penelitian ini dilaksanakan di Desa Sariharjo, Kecamatan Ngaglik, Kabupaten Sleman. Lokasi ini dipilih karena terdapat banyak alih fungsi lahan pertanian ke sektor lain. Metode kualitatif digunakan dalam penelitian ini, metode ini memberikan kebebasan bagi peneliti untuk memperoleh atau menemukan jawaban dari permasalahan yang akan diteliti sedalam-dalamnya. Hasil penelitian menunjukkan alih fungsi lahan berdampak pada kondisi fisik lingkungan dan mempengaruhi kondisi sosial petani. Lahan pertanian yang terus menyempit menyebabkan petani mengalami proses marginalisasi. Penyempitan lahan pertanian menjadikan turun/hilangnya sumber daya ekonomi sebagai sumber pendapatan. Proses marginalisasi terhadap petani di Desa Sariharjo dapat dilihat dari fenomena menurunnya pendapatan mereka. Dengan pendapatan menurun, petani tidak mampu mengimbangi tingginya kebutuhan ekonomi-sosial keluarga. Situasi ini menutut petani melakukan kegiatan-kegiatan lain dalam rangka bertahan hidup. Petani Desa Sariharjo menurut peneliti mengalami soft marginalisation atau marginalisasi halus. Marginalisasi semacam ini tidak menuntut adanya perilaku kekerasan atau represif terhadap kelompok yang lemah, namun terjadi dengan proses sosial yang elegan, hingga petani tidak menyadari apa yang mereka alami. Petani marginal dan miskin relatif tidak dapat berbuat banyak atas eksploitasi sehingga mereka terus terjebak dalam kemiskinan. Persoalan ini salah satunya diakibatkan kurang tepatnya kebijakan pemerintah yang berkaitan dengan petani dan sektor pertanian itu sendiri, disatu sisi pemerintah harus menjaga lahan pertanian disisi lain harus memperoleh pendapatan sebanyak-banyaknya dengan memaksimalkan sumber daya yang ada. Upaya kongkrit perlu dilaksanakan terutama oleh pihak pemerintah dalam mengatasi marginalisasi dan persoalan alih fungsi lahan di Desa Sariharjo. Diperlukan upaya seperti mengarahkan proses konversi pada lahan pertanian yang kurang produkti, melindungi harga produk pertanian sehingga pendapatan petani bisa ditingkatkan, membentuk kelompok kritis yang mampu memperjuangkan dan mengakspirasikan berbagai kepentingan petani dan melakukan pendampingan terhadap para penjual lahan agar tidak terjebak pada kebutuhan konsumsi.
Kata Kunci : Lahan Pertanian