Laporkan Masalah

Dinamika Gerakan Mahasiswa Indonesia Di Era Reformasi

BASKORO, Agung, Haryanto

2011 | Skripsi | Politik dan Pemerintahan (dh. Ilmu Pemerintahan)

Mahasiswa dan gerakan mahasiswa seringkali di tempatkan dalam posisi yang sama, padahal keduanya sangat berbeda secara praksis. Ketika bicara mahasiswa, maka sebenarnya penjelasan akan mengarah kepada subyek yang memiliki potensi secara individual sebagai manusia. Sementara, gerakan mahasiswa berperan sebagai obyek yang mengoptimalkan potensi dan sumber daya yang dimiliki oleh mahasiswa tersebut. Selama ini praktik tersebut belum terintegrasi dengan baik. Sehingga, keaktifan mahasiswa di organisasi hanya berbasis rutinitas atau kuantitas, bukan sebaliknya. Problem ini sebenarnya bisa diatasi bila peran sinergis terjadi antara pihak kampus dengan lembaga kemahasiswaan. Sinergi ini diharapkan dapat membuat gerakan Mahasiswa semakin kuat, walaupun keberadaannya niscaya selama negara belum sejahtera. Namun, perlu diingat bahwa orientasi gerakan mahasiswa hari ini dan di masa mendatang, bukan hanya sekedar menjatuhkan rezim atau mengubah sistem, namun lebih jauh dan strategis, bagaimana gerakan mahasiswa mampu mengisi sistem yang diubah atau memperbaikinya sesuai dengan kompetensi yang dimiliki (reformative social movement). Bila di era transisi reformasi instabilitas sosial, politik, dan ekonomi masih begitu kuat mewarnai, namun, di masa SBY, konsolidasi demokrasi di mulai. Di mana elit, organisasi, dan massa percaya demokrasi adalah sistem terbaik dibanding yang lainnya. Struktur gerakan mahasiswa di era transisi tidak jauh berbeda dengan kondisi sosial, politik, dan ekonomi, turut terfragmentasi disebabkan ketiadaan musuh bersama setelah rezim Orde Baru jatuh. Disorientasi diikuti dengan masuknya gerakan mahasiswa dalam isu-isu yang bersifat politis. Seperti Turunkan Habibie dan Gus Dur. Namun, persatuan gerakan terlihat kembali ketika menyuarakan isu-isu kesejahteraan rakyat. Seperti ketika kenaikan harga-harga kebutuhan pokok, BBM, TDL, Privatisasi, maupun soal-soal yang berhubungan dengan penegakan hukum dan pemberantasan korupsi. Kondisi ini persis seperti yang dialami oleh gerakan mahasiswa di era konsolidasi, di mana persatuan gerakan tercapai. Hal ini selain didorong oleh hadirnya berbagai kebijakan tidak berpihak, juga disebabkan kuatnya dukungan elektoral yang dimiliki oleh pemerintah. Sehingga, pilihan logis yang ditempuh oleh gerakan mahasiswa agar ‘tetap bergerak’ adalah menjadi kekuatan oposisi. Akhirnya studi tentang dinamika gerakan mahasiswa Indonesia pasca reformasi menjadi penting karena belum banyak dilakukan. Studi-studi yang selama ini dilakukan lebih banyak membahas dari dimensi sejarah (historik), kronologis, dan karakteristik gerakan mahasiswa Indonesia dari zaman pra kemerdekaan hingga masa pemerintahan Megawati Soekarnoputri. Kelanjutan fase berikutnya inilah yang menjadi fokus penelitian. Hal ini dilakukan agar pemahaman publik lebih utuh dalam melihat mahasiswa dan gerakan mahasiswa. Kata Kunci Mahasiswa, Gerakan Mahasiswa, Reformative Social Movements

Kata Kunci : Gerakan Mahasiswa


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.