DISLOKASI WACANA KEWARGANEGARAAN Melampaui Liberalisme Menuju Wacana Agonistik
IGNASIUS JAQUES JURU, Hasrul Hanif
2011 | Skripsi | Politik dan Pemerintahan (dh. Ilmu Pemerintahan)Skripsi ini bertujuan untuk membahas wacana Kewarganegaraan Agonistik. Membahas wacana Kewarganegaraan Agonistik merupakan usaha untuk mengambil jarak atau melepaskan diri dari posisi diskursif Kewarganegaraan Liberal yang menyimpan berbagai problem. Sehingga pertanyaan utama dari skripsi ini adalah Bagaimana wacana Agonistik menjelaskan kerentanan wacana Kewarganegaraan Liberal? Pertanyaan penelitian ini sekurang-kurangnya memiliki dua konsekuensi pemaknaan, pertama, wacana Agonistik menyubversi wacana Kewarganegaraan Liberal. Kedua, wacana Agonistik menjadi bentuk artikulasi baru kewarganegaraan atau dengan kata lain, kerentanan dalam wacana Kewarganegaraan Liberal memungkinkan kita untuk memikirkan artikulasi baru Kewarganegaraan yaitu wacana kewarganegaraan Agonistik. Inilah titik penting dislokasi wacana Kewarganegaraan. Menggunakan Analisis Wacana dari tradisi Post-Marxis (Laclau and Mouffe) penulis dapat mengelaborasi elemen-elemen formatif dari wacana Kewarganegaraan Liberal. Elemen-elemen seperti, elemen individual, rasional, agregatif/ prosedural, dan konsensus/ deliberatif mengandung kerentanan mendasar yang secara umum dapat diuraikan dalam beberapa poin berikut: 1) rentan karena kegagalan Liberalisme mendefenisikan Warga negara yang aktif. 2) rentan karena absenya dimensi kepolitikan. 3) tidak adanya penjelasan mengenai relasi hegemonik antara warga negara. 4) individualisme yang distortif terhadap artikulasi kolektif warga negara. 5) subjek otonom yang mengabaikan identifikasi subjek dalam penanda tertentu yang merepresentasikanya. Paradoks di atas menjelaskan tidak tersimbolisasikanya berbagai elemen penting yang seharusnya dijelaskan di dalam gagasan atau praktik kewarganegaraan. Hal tersebut mengharuskan kita mengartikulasikan kewarganegaraan Agonistik. Dengan mengartikuaslikan Kewarganegaraan Agonistik maka kita menghadirkan kepolitikan, political sebagai ontologi bagi warga negara. Selain hal tersebut, wacana Kewarganegaraan Agonistik pun dibangun di atas cara baru menjelaskan identitas politik sebagai warga negara, relasi konfliktual dalam dua model kepolitikan yakni antagonistik dan agonistik, etika kepolitikan bagi warga negara, dan terakhir penjelasan mengenai relasi hegemonik antara wara negara. Akhirnya, Skripsi ini mengerucut pada kontekstualisasi ide kewarganegaraan Agonistik melalui dua refleksi singkat terhadap paradoks kewarganegaraan di Indonesia. Dua paradoks itu antara lain, paradoks prosedural dan paradoks antagonistik.
Kata Kunci : Perubahan Sosial; Sosial Politik