Anti-Islam dalam Media Analisis framing pemberitaan film Fitna dalam Republika dan Koran Tempo Maret-April 2008
Muhammad Taufikul Basari, Hermin Indah Wahyuni
2009 | Skripsi | Ilmu KomunikasiABSTRAKSI Terdapat kegelisahan mendalam dalam masyarakat Indonesia yang mayoritas penduduknya Muslim ketika film Fitna dirilis di internet. Film yang menyinggung keimanan umat beragama tersebut menimbulkan gelombang protes dan tanggapan dari banyak kalangan, mulai dari rakyat biasa, kelompok gerakan Islam, hingga pemerintahan di negara-negara dengan mayoritas penduduk Muslim. Ada yang mengaitkannya dengan teori benturan antarperadaban, namun banyak juga yang melihatnya secara terpisah sebagai bentuk kebebasan berekspresi di Belanda. Dari segala bentuk kontroversi yang ditimbulkan, penelitian ini bermaksud mengetahui bagaimana konstruksi pemberitaan dua harian nasional, Republika dan Koran Tempo, terhadap kasus Fitna. Republika adalah koran komunitas Muslim terbesar yang dirintis pada masa pemerintahan Orde Baru masih eksis dan harian ini pernah mendapat dukungan begitu besar dari pemerintahan saat itu. Sementara, Koran Tempo hadir sebagai koran umum yang tidak berafiliasi dengan agama tertentu dan muncul paska tenggelamnya Orba—yang dalam sejarah Tempo pernah “bermusuhan”. Kedua latar belakang berbeda ini diasumsikan berpengaruh pada orientasi pemberitaan mereka. Penelitian kualitatif ini menggunakan analisis framing sebagai alat membedah cara kedua harian mengonstruksi berita. Analisis ini berasumsi bahwa media melakukan proses pemilahan fakta dan penonjolan fakta-fakta tertentu dalam pemberitaan mereka. Proses pemilihan dan penonjolan tersebut berpengaruh terhadap perhatian pembaca terhadap fakta tertentu sehingga makna yang media ingin sampaikan dapat ditangkap atau diingat dengan lebih baik. Proses penonjolan fakta tersebut lewat kata-kata, seperti metafora, stereotip, idiom, bentuk narasi, juga lewat visualisasi seperti penggunaan ilustrasi, foto, tabel, quotes, dan sebagainya. Setelah melewati serangkaian proses penelitian, diperoleh sebuah gambaran yang lebih jelas mengenai bagaimana Republika dan Koran Tempo memberitakan kasus Fitna. Kedua harian berbeda secara kuantitatif dalam perhatiannya terhadap kasus tersebut, dimana Republika memiliki perhatian yang jauh lebih besar dibanding Koran Tempo. Perhatian besar itu juga ditunjukkan dalam kontekstualisasi kasus Fitna yang di dianggap sebagai kasus kaum Muslim Indonesia dengan caranya mengambil narasumber. Sedangkan Koran Tempo memberi konteks internasional pada kasus itu. Republika, dengan segala aspek orientasinya pada komunitas Muslim, mengaitkan Fitna dengan betuk-bentuk aktivisme politik kaum kanan di Belanda maupun Eropa secara umum. Kehadiran kekuatan politik yang anti-imigran sekaligus anti-Islam di Barat dapat terbaca dengan jelas dalam cerita yang dibangun oleh harian itu dengan mengaitakannya dengan penilaian kelompok Muslim. Harian ini juga menggunakan sebutan film anti-Islam pada Fitna. Sedangkan Koran Tempo membeberkan bentuk kegiatan politik pembuat Fitna dalam konteks Belanda.
Kata Kunci : Islam ; Media