DINAMIKA SEPAKBOLA INDONESIA
TRIYONO, Supraja
2009 | Skripsi | SosiologiSepakbola adalah olahraga yang sangat populer dan menjangkau berbagai kalangan. Sebagai olahraga yang populer, sepakbola mampu mempengaruhi berbagai sektor kehidupan dari politik, ekonomi, pemerintahan sampai sektor industri. Di negara yang tradisi sepakbolanya kuat seperti Inggris, Spanyol dan Italia sepakbola telah menjadi industri yang mapan dan mampu memberikan pendapatan bagi negara. Industri sepakbola di Indonesia baru dimulai pada tahun 2008, setelah dana APBD dilarang untuk dipakai klub sepakbola melalui Permendagri No.59/2007. Alasan lain adalah adanya standarisasi dari AFC (Asian Football Confederation) agar negara anggota AFC menciptakan industri sepakbola yang stabil. Sejak PSSI berdiri tanggal 19 April 1930, klub-klub Indonesia belum mampu mandiri dalam sisi finansial dan hanya mengandalkan dana APBD. Oleh karena itu adanya revolusi industri sepakbola Indonesia ini menjadi gerbang untuk menciptakan industri sepakbola yang kuat sehingga mampu memberikan kontribusi terhadap daerah maupun pusat. Adapun potensi yang dapat digali dan dikembangkan sebagai modal industri sepakbola antara lain animo penonton yang demikian besar, infrastruktur yang mendukung serta pemasukan dari iklan. Jika potensi dapat dikelola dengan profesional maka tanpa adanya dana APBD sepakbola Indonesia tetap eksis sebagai salah satu penggerak perekonomian. Untuk mengetahui kondisi klub pasca APBD dilarang, peneliti ingin mengungkap Strategi Klub PSS Sleman sebagai media Iklan di Era industri sepakbola Indonesia dengan menggunakan metode studi kasus. Adapun hasil dari penelitian ini adalah Strategi yang dijalankan oleh manajement PSS Sleman adalah dengan mencari sponsor serta menaikkan harga tiket pada putaran pertama. Namun demikian ternyata banyak kendala yang dihadapi dalam mewujudkan PSS Sleman menjadi media iklan Adapun kendala-kendala tersebut adalah salah satu kontestan di kompetisi Divisi Utama juga mengalami krisis keuangan setelah APBD dilarang. Berlaganya PSS Sleman di Divisi Utama sehingga nilai daya tawar PSS Sleman rendah, faktor Kabupaten Sleman yang bukan daerah industri, belum terbentuknya PT. PSS Sleman, belum profesionalnya PSSI dalam mengelola kompetisi di tanah air. Solusi yang dijalankan manajement PSS Sleman untuk mengatasi permasalahan keuangan adalah merasionalisasi pemain dan nego ulang, merekrut pemain lokal serta menurunkan harga tiket pada putaran kedua. Langkah yang dilakukan oleh suporter Slemania agar PSS Sleman keluar dari kesulitan keuangan sekaligus menjadi media iklan bagi sponsor adalah dengan mencarikan bapak asuh bagi PSS Sleman, mencitrakan Slemania sebagai suporter yang kreatif dan inovatif, pengorganisasian Slemania yang solid untuk mendukung klub PSS Sleman sebagai media iklan.
Kata Kunci : Olah Raga