Peran Sosial Pramuniaga dan SPG dalam Pemasaran Modern (Studi Deskriptif Tentang Strategi Pendekatan Sosial Pramuniaga dan SPG Dalam Mempromosikan Produk Terhadap Pengunjung di Shopping Mall)
PURNAMASIDI, Prasetia Hajar, Prasetia Hajar Purnamasidi
2008 | Skripsi | SosiologiSejak dikenalnya Mall sebagai one stop shopping dalam kultur masyarakat Indonesia yang membawa perubahan signifikan dalam interaksi ekonomi antara penjual dan pembeli, maka mulai muncul jenis profesi di bidang pelayanan penjualan produk yang sangat diperlukan bagi berlangsungnya aktivitas pemasaran modern saat ini. Salah satu profesi tersebut adalah pramuniaga yang memiliki posisi strategis di shopping mall. Pramuniaga perlu memahami produk-produk yang akan dijualnya kepada pengunjung atau calon konsumen. Pramuniaga harus mampu melayani pengunjung dengan baik dan bekerja sesuai dengan aturan yang berlaku di Mall atau masing-masing toko yang merekrutnya. Selain itu SPG juga merupakan salah satu agen jasa penjualan yang cukup penting bagi pemasaran modern. Penelitian ini dilakukan dengan menggunakan metode penelitian kualitatif dan mengambil lokasi di beberapa kawasan mall yang berada di kota Yogyakarta. Alasan pengambilan lokasi ini disebabkan oleh karena mall sudah dianggap sebagai sebuah tempat publik yang tidak hanya digunakan sebagai pusat kegiatan jual-beli komoditi modern masyarakat kota, melainkan juga sebagai ajang interaksi sosial bagi para pramuniaga yang menjalankan profesinya dalam mempromosikan produknya terhadap pengunjung mall disana. Melalui studi penelitian deskriptif yang telah dilakukan, dapat disimpulkan bahwa strategi pendekatan promosi yang dilakukan oleh pramuniga biasa dan SPG ternyata memiliki persamaan dan perbedaan dalam teknik pelayanan, medium interaksi dan promosi maupun pengelolaan peran yang dilakukan. Persamaannya meliputi kegiatan promosi yang dilakukan terhadap pengunjung, seperti memberikan diskon produk, atau memberikan pelayanan yang memuaskan. Sedangkan perbedaannya terletak pada sifat interaksi yang terjadi antara pramuniaga biasa dan SPG dengan pengunjung atau calon konsumen. Apabila pramuniaga hanya akan memberikan bantuan jika diperlukan, maka SPG lebih bersifat aktif dengan mendatangi pengunjung untuk menawarkan produk dagangannya. Latar belakang profesi SPG yang ada di Indonesia merupakan suatu fenomena yang cukup unik. Mereka diposisikan sebagai objek penjualan daripada produk yang akan dipasarkan. Hal ini terjadi karena kondisi masyarakat Indonesia yang suka dengan penampilan fisik, sehingga SPG yang direkrut oleh perusahaan bisnis dijadikan sasaran empuk untuk modal pemasaran. Profesi SPG dalam pemasaran modern adalah perjalanan karir yang mensyaratkan daya pikat fisik seperti penampilan dan tinggi badan. SPG ini terdapat dua jenis. Yang pertama adalah SPG tetap yang bekerja di toko dan SPG event yang direkrut melalui agen perantara seperti Event Organizer. SPG yang berpenampilan menarik dan sudah memiliki pengalaman banyak biasanya memiliki harga jual yang tinggi di pasaran. Mereka akan dikontrak oleh perusahaan tertentu dan digaji lebih tinggi dibanding SPG yang masih belum berpengalaman. Pramuniaga dan SPG berbeda peran dalam kaitannya dengan struktur ekonomi dan struktur pendidikan serta strategi promosi yang ditawarkan. Kehadiran SPG maupun pramuniaga biasa tidak terlepas dari kemunculan fenomena sosial pemasaran modern. Di era persaingan yang cukup tajam saat ini, perusahaan bisnis harus bisa menciptakan revolusi strategi pemasaran. Salah satunya yang paling penting adalah strategi ekonomi pelayanan jasa, dimana banyak pekerjaan di era masyarakat informasi sekarang yang banyak membutuhkan tenaga kerja yang bergerak di bidang pelayanan jasa dan informasi. Kini SPG maupun pramuniaga di Shopping mall dituntut untuk lebih reflektif dalam bersikap dan berpenampilan.
Kata Kunci : Strategi Pemasaran; SPG