Orientasi dan Sikap Politik dalam Asrama (Studi tentang pengaruh kehidupan sekolah berasrama terhadap orientasi politik siswa dalam preferensi memilih presiden diSMA Taruna Nusantara)
PURNAWATI, Kurnia, Kurnia Purnawati
2008 | Skripsi | Politik dan Pemerintahan (dh. Ilmu Pemerintahan)Gelombang reformasi yang lebih dari sewindu bergulir di Indonesia telah membawa banyak perubahan dalam sistem politik, khususnya dengan dilaksanakannya sistem pemilihan presiden secara langsung. Hal ini artinya rakyat Indonesia berkesempatan untuk memilih tokoh yang dipercayainya sebagai pemimpin bangsa. Dan ketika rakyat mulai dapat memilih secara langsung, tentu banyak pula faktor-faktor yang mempengaruhi perilaku mereka dalam menentukan pilihannya. Jika selama ini telah banyak dilakukan studi tentang perilaku memilih dengan obyek masyarakat di suatu wilayah, maka penelitian ini mencoba menganalisa orientasi dan sikap politik siswa dalam sebuah lembaga pendidikan berasrama yang di dalamnya terdapat kompleksitas unsur seperti heterogenitas budaya, interaksi berbagai pihak, adanya tujuan bersama, serta adanya proses pendidikan formal. Fenomena “keseragaman” yang terjadi dalam keseharian siswa di SMA Taruna Nusantara mengundang keinginan penulis untuk melihat apakah kehidupan sekolah berasrama berpengaruh terhadap pembentukan orientasi politik siswa dalam preferensi memilih presiden, serta mengetahui apa faktor-faktor yang mempengaruhi hal tersebut. Penelitian ini adalah penelitian etnografi yang mencoba mempelajari unsur budaya dalam sebuah kelompok, seperti perilaku, tradisi, serta nilai dan mencari makna dari hal-hal tersebut. Dengan teknik wawancara mendalam, observasi dan dokumentasi diharapkan dapat memperoleh data selengkapnya yang akan dianalisis secara kualitatif dan menghasilkan kesimpulan sebagai jawaban atas pertanyaan penelitian. Orientasi politik tiap individu dapat dilihat melalui bagaimana mereka mengidentifikasikan diri terhadap simbol-simbol, lembaga, tokoh-tokoh politik, dan menentukan bagaimana seharusnya dirinya berperan dalam politik. Orientasi itu sendiri memiliki tiga tipe, yaitu kognitif, afektif, dan evaluatif yang masing-masing memiliki elemennya sendiri. Dan sebagai implikasi adanya orientasi, maka terwujudlah sikap politik. Penelitian ini menganalisis faktor eksternal yang muncul dari lingkungan sekolah dan faktor internal yang muncul dari diri siswa, yang mempengaruhi pembentukan sikap dan orientasi politik siswa. Dan sebagai refleksi dari adanya orientasi politik tersebut,digambarkan melalui adanya preferensi siswa dalam memilih presiden pada pilpres mendatang. Dari hasil penelitian ini, diketahui bahwa faktor baik eksternal dan internal yang berupa homogenisasi identitas, eksklusivitas, resosialisasi dalam lembaga, hegemoni lembaga, militerisme, corps identification, dan hubungan patron-client yang terjadi dalam lingkungan sekolah berasrama membentuk orientas dan sikap politik siswa yang cenderung dipenuhi dengan idealisme. Pemahaman siswa terhadap politik sangat terbatas, bayangan siswa tentang kondisi politik dalam negara serta aktor-aktor politiknya selalu pada tataran yang ideal, sebab apa yang diterimanya dalam lingkungan pendidikan juga nilai-nilai yang serba normativ, idealis sesuai dengan nilai-nilai yang diciptakan dan diajarkan dalam lembaga. Dengan demikian, preferensi siswa dalam memilih presiden pun didasari atas orientasi yang terbentuk, yang pada akhirnya memunculkan tokoh SBY sebagai figur favorit yang akan dipilih. Kata kunci : Sekolah berasrama, SMA Taruna Nusantara, orientasi dan sikap politik, preferensi memilih presiden.
Kata Kunci : Sikap Politik; Pilpres