Laporkan Masalah

Belok Kiri Jalan Terus : Studi Tentang Dinamika Gerakan Mahasiswa Kiri Pasca ’98 di Yogyakarta

ROHMAN, Husni, Husni Rohman

2008 | Skripsi | Politik dan Pemerintahan (dh. Ilmu Pemerintahan)

Mahasiswa sudah kepalang tanggung dianggap sebagai salah satu aktor perubahan oleh banyak kalangan. Dipundaknya ada beberapa julukan yang melekat; katalisator perubahan, agent of change, pelopor perubahan, dan lain sebagainya. Padahal profil mahasiswa kontemporer tidaklah seperti dulu yang banyak diwarnai oleh heroisme perjuangan melawan represifitas rezim. Zaman telah berubah, rezim tidak lagi menampakkan wajah represifnya, ruang politik semakin liberal, dan mahasiswa pun mengalami metamorfosa. Akan tetapi, ruang politik yang terbuka ini justru membuat mahasiswa mengalami depolitisasi. Manifestasinya, gerakan mahasiswa sebagai bentuk “tradisional” aktivisme mahasiswa malah menjadi mandul ketika berhadapan dengan rezim. Padahal pada periode 90-an dan pasca ‘98 gerakan mahasiswa sedang mulai bangkit untuk mempertanyakan keabsahan rezim. Dari beberapa gerakan mahasiswa tersebut, yang paling menonjol secara programatik adalah gerakan mahasiswa kiri. Gerakan mahasiswa kiri mempunyai pandangan dan program yang radikal dalam menganalisis struktur-struktur yang bekerja dalam masyarakat. Gerakan ini ditempatkan dalam term gerakan sosial revolusioner yang berusaha melakukan perubahan mendasar dan menyeluruh (transformasi sosial) dalam seluruh aspek kehidupan masyarakat. Gerakan ini mempersenjatai organisasinya dengan teori-teori Marxisme yang digunakan untuk melawan kapitalisme sebagai suatu ideologi dan praktek sosial. Akan tetapi, sepanjang hari kapitalisme bukannya semakin melemah malah justru semakin massif. Dipihak lain, suara gerakan mahasiswa kiri justru tenggelam seiring dengan derasnya arus modal yang masuk. Di Yogyakarta pasca ’98 muncul beberapa organisasi mahasiswa kiri, seperti LMND (Liga Mahasiswa Nasional untuk Demokrasi), Forum Sekber (Sekolah Bersama), FMN (Front Mahasiswa Nasional), Resista, dan SMI (Serikat Mahasiswa Indonesia). Kelima organisasi ini memiliki prinsip-prinsip yang secara substansial sama dan identik dengan gerakan sosial versi marxis. Akan tetapi, dalam prakteknya gerakan ini sepertinya terjepit antara tradisi Kiri Lama dan Kiri Baru. Jika dibaca melalui teori Laclau dan Mouffe, gerakan mahasiswa kiri telah bergeser ke tipe ”gerakan kemasyarakatan baru” yang berusaha mensintesiskan nilai-nilai marxisme-klasik dengan neo-marxisme. Kondisi ”kebingungan ideologis” itu ditambah dengan kondisi subjektif dunia pendidikan telah membentuk setting dinamika gerakan mahasiswa kiri di Yogyakarta. Setidaknya ada beberapa faktor yang mempengaruhi dinamika gerakan ini. Faktor-faktor ini terletak pada dua wilayah, yaitu wilayah eksternal (kondisi objektif) dan wilayah internal (kondisi subjektif). Pada wilayah eksternal, faktor-faktor yang mempengaruhi gerakan yaitu, sistem pendidikan, konteks internasional, dan isu komunisme. Sedangkan pada wilayah internal yaitu, ketidakjelasan ideologi dan kondisi organisatoris. Jika disederhanakan maka faktor yang mempengaruhi gerakan mahasiswa kiri adalah faktor sistem pendidikan dan faktor ideologis. Kedua wilayah ini bersifat dialektis dan saling mempengaruhi satu sama lain.

Kata Kunci : Marxisme


    Tidak tersedia file untuk ditampilkan ke publik.